Terminal Keberangkatan Bandara Hasanuddin Mulai Padat 
axel wiryanto
Jumat, 29 Maret 2024 07:40 am
dibaca 17 kali

MAROS, BKM — Pekan kedua bulan Ramadan, warga tampak mulai  memadati area keberangkatan Bandara Sultan Hasanuddin, Senin (25/3).
Beberapa warga memilih mudik lebih awal untuk menghindari membeli tiket pesawat dengan harga mahal disaat H-7 lebaran.
Hal ini terlihat di counter check in keberangkatan pesawat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. 
Salah seorang penumpang pesawat tujuan Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, Muhammad Nur Fadillah, mengatakan, dia bertolak dari Surabaya dan transit di Makassar untuk melanjutkan penerbangan ke Mamuju.

Dia mengaku pulang lebih awal karena menghindari lonjakan harga tiket. Saat ini, harga tiket Surabaya-Makassar sudah menyentuh angka Rp1,5 juta. 
”Iya, saya pulang lebih awal karena kalau mendekati lebaran baru pulang, maka harga tiket sangat mahal,” ujarnya.
Sementara itu, General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Taochid Purnomo Hadi, mengatakan, saat ini jumlah pergerakan lalulintas udara jelang mudik lebaran 2024, tercatat, data pesawat pada periode 1 sampai 24 Maret 2024 sebanyak 4.127 pergerakan. Dengan rerata 143 pergerakan pesawat penumpang.
“Jumlah penumpang kita sejak periode 1 sampai 24 Maret mencapai 562.885 penumpang dengan rata-rata 18.158 penumpang perhari,” ujarnya.
Mengenai persiapan menjelang arus mudik lebaran 2024, kata Taouchid, pihaknya sedang melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi arus mudik Lebaran 2024. Beberapa di antaranya yaitu mendirikan Posko Angkutan Udara Lebaran 2024.

”Rencananya posko angkutan lebaran akan dibuka tanggal 3 April 2024 mendatang,” jelasnya. 
Tak hanya itu, pihaknya juga menyiapkan fasilitas utama dan menambah sarana fasilitas penunjang untuk penumpang seperti kursi dan troli.
Sekadar diketahui, di momen padat penumpang pesawat, ketersediaan troli kadang menjadi permasalahan tersendiri. Ketersediaan troli di Bandara Sultan Hasanuddin yang jumlahnya mencapai kurang lebih 1.500 dianggap masih tidak cukup memenuhi kebutuhan pengguna bandara. (ari/c)

source