FT Unhas Miliki Printer 3D Hingga Pemotong Laser
axel wiryanto
Selasa, 23 April 2024 12:02 pm
dibaca 21 kali

GOWA, BKM — Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (FT Unhas) terpilih menjadi salah satu kampus yang mengikuti program Maker Innovation Space (MIS). Program ini didanai oleh
United States Agency for International Development (USAID) dalam kemitraan dengan Arizona State University (ASU) melalui Higher Education Partnership Initiative (HEPI).

MIS secara resmi diluncurkan di FT Unhas, Kabupaten Gowa., Senin (22/4). Hadir Wakil Rektor IV Unhas dan sejumlah perwakilan dari kampus lain, seperti UNM hingga UMI.

Kegiatan ini mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah, menyoroti komitmen untuk mempromosikan keunggulan dalam pendidikan tinggi STEM di Indonesia, memelihara ekosistem inovasi dan mendorong pertukaran lintas budaya.

Mahasiswa, dosen, dan pakar diundang untuk bergabung dalam membentuk masa depan teknologi dan kewirausahaan.

Ada tiga perguruan tinggi yang diresmikan programnya di Indonesia, yakni pada tanggal 22 April 2024 di Unhas, 25 April 2024 di ITB, dan 2 Mei 2024 di BINUS.

Peresmian ini menandai momen penting dalam kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi Indonesia dan Amerika, yang bertujuan untuk menumbuhkan budaya inovasi dan kewirausahaan.

Inisiatif ini sejalan dengan ambisi Indonesia untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan program guna membantu siswa siap kerja sebelum lulus.

Dekan Fakultas Teknik Unhas Prof Dr Eng Ir Muhammad Isran Ramli menyatakan, teknologi Maker Innovation Space ini untuk bisa mewujudkan ide-ide mahasiswa.

“Misalnya mereka ingin membangun suatu model jembatan. Mereka butuh miniaturnya, mereka harus memotong besinya, memotong kayu. Di sini alat-alat pemotongnya semua disiapkan. Kemudian mereka harus melakukan simulasi tiga dimensinya, di komputer juga disiapkan, dan sebagainya,” terang Prof Isran Ramli.

Di Teknik Unhas terdapat 13 departemen dengan 34 program studi yang menampung kurang lebih 7.000 mahasiswa dan bisa menggunakan teknologi ini.

Sementara itu, Country Director USAID HEPI Abdul Rahman, Ph.D menyatakan, MIS ini akan digunakan untuk beberapa kegiatan belajar mengajar.

“MIS adalah tempat untuk kolaborasi antardisiplin, student, program studi, perguruan tinggi, antara provinsi ,” ujarnya.

Dia menyebut Unhas sebagai salah satu leader dari sekolah-sekolah atau fakultas engineering untuk mensosialisasikan, mengenalkan, mempromosikan MIS. Ruangan ini akan berfungsi sebagai lingkungan dinamis di mana mahasiswa, dosen, dan peneliti dapat berkumpul untuk memulai, membuat prototipe, dan mengembangkan solusi terhadap tantangan dunia nyata.

Dilengkapi dengan fasilitas canggih termasuk printer 3D, pemotong laser, perangkat prototipe elektronik, dan peralatan pengerjaan kayu.

Ruangan ini akan memungkinkan kolaborasi interdisipliner dan pengalaman pembelajaran langsung.
Associate Vice Provost, Asia Tenggara di ASU Jeffrey Goss menekankan dampak transformatif dari inisiatif tersebut. Ia mengaku merasa terhormat dapat bermitra di Indonesia dalam membangun MIS ini.

“Bersama-sama kita dapat mengkatalisasi inovasi, mendorong pembangunan ekonomi, dan mengatasi tantangan sosial yang mendesak melalui kekuatan pendidikan dan kolaborasi,” tandas Jeffrey Goss. (rhm)

source