Seragam Baru Butuh Sosialisasi
axel wiryanto
Sabtu, 20 April 2024 22:05 pm
dibaca 10 kali

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mewacanakan untuk menerapkan seragam baru bagi pelajar. Salah satunya memakai pakaian adat.
Pro dan kontra muncul dari kalangan masyarakat, khususnya mereka yang punya anak duduk di bangku sekolah.
Bagi yang pro, ada beberapa alasan agar siswa mengenakan pakaian adat di sekolah. Pertama, dapat memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal kepada generasi muda. Seragam berbasis pakaian adat dapat menumbuhkan rasa bangga dan identitas budaya pada siswa. Hal ini dapat mendorong apresiasi dan pemahaman terhadap keberagaman budaya di Indonesia.

Sementara yang kontra berpendapat, siswa akan merasa tidak nyaman atau terbebani apabila memakai pakaian adat setiap harinya. Biaya pembelian pakaian adat yang relatif mahal, yang dapat pula memberatkan orang tua, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Penggunaan pakaian adat sehari-hari di sekolah dapat mengganggu dan mengurangi kenyamanan siswa dalam beraktivitas.

Dari pro dan kontra di atas, ada beberapa saran dari saya. Pertama, perlu dilakukan sosialisasi lebih luas dengan pihak sekolah, orang tua, dan siswa sebelum menerapkan kebijakan tersebut untuk mendengarkan pendapat satu dan yang lainnya. Dapat dipertimbangkan untuk menggunakan pakaian adat hanya pada hari-hari tertentu, seperti upacara bendera atau acara budaya di sekolah. Beberapa siswa mungkin ada yang perlu bantuan biaya dari pemerintah untuk membantu meringankan beban orang tua.

Sebagai generasi Z saya memahami pentingnya melestarikan budaya lokal. Namun juga patut dipertimbangkan aspek kenyamanan dan kemampuan ekonomi dalam penerapan seragam berbasis pakaian adat di sekolah. Tidak ada salahnya melestarikan pakaian adat, akan tetapi harus pula mempertimbangkan kondisi maupun kenyamanan dalam kegiatan sehari-hari. (jar)

source