Stunting Turun di Angka 21,1 Persen
axel wiryanto
Selasa, 30 April 2024 07:46 am
dibaca 20 kali

GOWA, BKM — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa berhasil menurunkan angka stunting 11,9 persen pada 2022. Selama ini, angka stunting di Gowa masih berkisar 33 persen. Dan pada 2023 hingga 2024 ini, prevalensi stunting di Gowa kini tersisa 21,1 persen.
Turunnya prevalensi ini berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 yang telah dirilis oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Wakil Bupati Gowa, Abdul Rauf Malaganni sekaligus sebagai ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gowa, menyambut baik turunnya prevalensi stunting di Kabupaten Gowa.
Menurutnya capaian ini tentu berkat kolaborasi dan kerjasama seluruh pihak, khususnya komitmen Pemkab Gowa dibawah kepemimpinan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan bersama dirinya.

”Alhamdulillah, hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 sudah dirilis dari Kementerian Kesehatan RI. Dimana, hasilnya menunjukkan bahwa prevalensi stunting di kabupaten Gowa menurun drastis dari 33 persen (2022) menjadi 21,1 persen (2023). Bahkan, kita termasuk penurunan tertinggi kedua setelah Luwu Utara yang turun 14,3 persen. Ini tentunya tidak lepas dari upaya kita semua yang ikut terlibat,” kata Wabup.
Selama ini kata Wabup, Pemkab Gowa melakukan berbagai upaya penanganan dalam penurunan angka stunting seperti intervensi spesifik yaitu intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan dan intervensi sensitif yaitu intervensi pendukung untuk penurunan kecepatan stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi.
Rauf berharap, Kabupaten Gowa mampu berkontribusi dalam program prioritas nasional yakni prevalensi stunting di Indonesia Tahun 2024 menjadi 14 persen.

”Insya Allah kita akan berupaya mencapai target nasional yaitu 14 persen stunting di tahun 2024, salah satunya bagaimana kita meningkatkan kolaborasi dengan semua pihak agar dapat mencegah lahirnya bayi stunting baru seperti pelatihan tumbuh kembang untuk kader posyandu, skrining SHK untuk semua bayi baru lahir, pengawasan kualitas air minum layak, pelatihan konseling menyusui, inovasi pencegahan stunting di seluruh puskesmas, hingga gerakan masyarakat cegah stunting,” kata Wabup.
Hal yang sama diungkapkan Kepala Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Gowa, Sofyan Daud.
Menurutnya, capaian tersebut mampu diraih dengan berbagai intervensi melalui inovasi-inovasi yang dilakukan seluruh pihak terkait. Salah satunya pemberian makanan tambahan dan Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting).
”Kita memiliki inovasi ‘Gassing Nganre’ dimana hampir semua pihak yang ada di Gowa ikut terlibat langsung dalam memberikan bantuannya, dimana pelaksanaannya dilakukan melalui Dashat yang tersebar di 167 desa/kelurahan dengan melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) menggunakan bahan makanan protein tinggi yang menyasar ibu hamil dan baduta,” jelas Sofyan. (sar)

source