Pentingnya Pendidikan di Lingkungan Keluarga
axel wiryanto
Selasa, 30 April 2024 21:11 pm
dibaca 20 kali

SETIAP negara memiliki permasalahannya masing-masing. Tak terkecuali bangsa Indonesia. Salah satu masalah yang saat ini masih belum juga terselesaikan adalah bidang pendidikan. Sektor ini akan selalu menjadi kekhawatiran bangsa Indonesia, karena pendidikan akan menentukan kualitas penerus bangsa.
Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu faktor yang mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang menjadi kunci kemajuan negeri ini. Kuantitas sumber daya manusia tidak akan memberi pengaruh terhadap pertumbuhan bangsa tanpa dibarengi pendidikan berkualitas yang dimilikinya.

Dengan sumber daya manusia yang berkualitas atas pendidikan, maka Indonesia akan menjadi bangsa yang maju serta mampu mengimbangi lajunya perkembangan bangsa lain.

Tentunya itu semua harus disadari, dimulai dari diri kita sendiri, dari kesadaran kita sebagai bangsa Indonesia terhadap tanggung jawab kita atas bangsa ini.
Dimulai dari kesadaran itulah yang akan membawa kita pada upaya untuk meningkatkan kualitas diri, menambah wawasan, memperbaiki karakter, melatih jiwa kepemimpinan yang kompetitif, kreatif dana sebagainya.

Pendidikan yang berkarakter merupakan upaya sadar yang dilakukan seseorang untuk mengintrenalisasikan nilai-nilai seseorang sebagai pencerahan para penerus bangsa dalam mengetahui, berpikir, dan bertindak secara bermoral dalam menghadapi sesuatu.

Perlu kita perhatikan pendidikan karakter di itu menjadi pusat perhatian dalam dunia pendidikan. Hal ini disebabkan karena penurunan moral para penerus bangsa yang semakin menghawatirkan. Sudah banyak kita saksikan saat ini di sekitaran kita tidak sedikit kasus-kasus yang beredar tentang turunnya moral anak bangsa. Mulai dari perlakuan tidak sopan pada orang tua, terjadinya aksi tawuran dan tindak asusila.
Berbagai masalah inilah yang membuat perhatian semakin tertuju pada pada pendidikan yang berkarakter.

Permasalahan ini biasanya terjadi dikarenakan pola didik orang tua kepada anaknya. Banyak anak-anak yang merasakan stres hingga kurangnya kasih sayang dari orang tua. Akibatnya, banyak yang terjerumus pada pergaulan bebas, tawuran, dan lain-lain.
Permasalahan kedua adanya tekanan dari teman sebaya. Banyak remaja sekarang merasa tertekan karena harus mengikuti gaya hidup teman, atau perilaku yang dianggap cool dan populer. Terutama yang sering terjadi di ruang lingkup perkuliahan.

Krisisnya pendidikan di kalangan remaja pada saat ini itu juga disebabkan adanya gempuran digitalisasi sebagai dampak dari perkembangan teknologi yang semakin canggih. Aktivitas bermedia sosial bisa mengganggu keseriusan remaja dalam menuntut ilmu. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu pada kegiatan online.

Selain itu, kurangnya dukungan dari lingkungan keluarga menyebabkan remaja tidak termotivasi untuk melanjutkan pendidikan. Selain akibat keterbatasan ekonomi, ada suatu hal yang lebih urgent yaitu orang tua memiliki pandangan yang sempit terhadap anaknya jika melanjutkan pendidikan. Juga adanya tuntutan tradisional dan budaya, di mana orang tua yang lebihmengutamakan pernikahan. Ini paling sering terjadi di wilayah perdesaan.

Padahal, generasi muda adalah tonggak perubahan yang di pundaknyalah diharapkan lahir perubahan yang hakiki bagi bangsa dan negara.
Apa jadinya negara kelak bila generasi mudanya banyak yang terjerumus dalam kerusakan dan merugikan diri sendiri. Karena itu, pendidikan awal, yakni dalam keluarga merupakan hal yang tak boleh diabaikan.

Sebab sejatinya pembentukan karakter awal itu berasal dari pendidikan dan pengasuhan orang tua. Baik atau buruknya fase awal pendidikan generasi itu dilihat dari kualitas pendidikan keluarga. (jar)

source