Direktur UT Makassar Prof Rahman Rahim Bahas Peranan Pendidikan Dalam Perspektif Islam
axel wiryanto
Rabu, 10 April 2024 05:38 am
dibaca 27 kali

MAKASSAR, BKM — Sebagai bagian dari amaliah Ramadan, setiap selesai salat subuh di Masjid Raya Bukit Baruga dilaksanakan kajian Islam dengan diisi oleh pemateri berbagai latar belakang yang menguasai bidang agama.

Pada kajian yang berlangsung Senin subuh, 8 Maret 2024, materi disampaikan oleh Prof. Dr. H. Rahman Rahim, S.E., M.M. Direktur Universitas Terbuka (UT) Makassar yang sebelumnya adalah Rektor Unismuh Makassar ini, dalam kajiannya mengusung tema Peranan Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Kajian yang disertai dengan diskusi ini diikuti ratusan jemaah Masjid Raya Bukit Baruga, Antang dan jemaah sekitar
perumahan.

Dalam uraiannya Prof. Rahman menyampaikan bahwa risalah nabi di awal dilantiknya sebagai nabi adalah memberantas kebodohan kaumnya. Dia mengutip ayat pertama turun dalam Al-Qur’an yakni surah Al-Alaq.
Ayat pertama yang turun kepada Nabi Muhammad Saw mengandung pesan tentang pentingnya ilmu pengetahuan.

Membaca, mempelajari ciptaan Allah Swt dan menyebarkan ilmu pengetahuan adalah beberapa hal yang dianjurkan dalam Islam. ”Oleh karena itu, ayat ini menjadi landasan bagi umat Islam untuk terus belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan,” ujarnya.

Selain itu, Prof. Rahman juga mengutip banyak hadits-hadits yang mendorong umat agar menuntut ilmu. Dikatakan, keutamaan orang yang memiliki ilmu sesuai janji Allah ada tiga poin. Pertama derajat yang tinggi.

Al-Mujadilah ayat 11: Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat lebih tinggi dibanding orang yang hanya beriman saja,” terangnya.

Kedua, pahala yang setara dengan jihad. Dalam hadits Riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan; Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.

”Hadits ini menjelaskan bahwa orang yang menuntut ilmu sedang menempuh jalan jihad fi sabilillah (berjuang di jalan Allah),” imbuhnya.

Ketiga, menjadi penerang dan pemimpin. Dalam surah Al-Fatir ayat 28 berbunyi; Apakah orang yang mengetahui (Al-Qur’an) sama dengan orang yang tidak mengetahui? Ayat ini menegaskan perbedaan antara orang yang berilmu dan yang tidak berilmu.

”Orang yang berilmu diharapkan dapat menjadi penerang bagi orang lain yang tidak mengetahui. Mereka juga diharapkan menjadi pemimpin yang baik karena memiliki ilmu dan pemahaman yang lebih baik tentang agama dan kehidupan,” jelasnya.

Dalam kajian ini dapat disimpulkan bahwa menuntut dan memiliki ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Keutamaan orang yang berilmu janjikan oleh Allah Swt berupa derajat yang tinggi, pahala setara jihad, dan menjadi penerang serta pemimpin bagi orang lain.

Dalam kajian ini Prof Rahman juga mengurai sejarah peran Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yg kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk Eropa dan Amerika. (rls)

source