Ratnasari, Pegiat UMKM ”Sulap” Rumput Laut Jadi Produk Kecantikan
axel wiryanto
Thursday, 17 October 2024 22:05 pm
dibaca 9 kali

INDONESIA dikenal sebagai negara dengan hasil alam yang begitu melimpah. Salah satu diantaranya adalah Sulawesi Selatan. Daerah ini tercatat sebagai provinsi yang banyak menghasilkan rumput laut.

BERDASARKAN data, sekitar 60 persen produksi hasil rumput laut nasional berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan.

Pada tahun 2020, produksi rumput laut di daerah ini mencapai 1,63 juta ton basah.

Semenjak beberapa tahun silam, komoditi rumput laut yang menjadi unggulan daerah ini tak hanya diekspor. Tapi telah dijadikan sebagai bahan baku untuk produk kesehatan dan kecantikan.

Salah satu yang menggelutinya adalah Ratnasari. Pemilik usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ini menyulap rumput laut menjadi produk kecantikan.

Wanita yang karib disapa Ratna ini mengaku bahwa ia mulai mengolah rumput laut sejak tahun 2012 setelah mengikuti Training of Trainer (TOT) yang diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berlangsung di Jakarta.

Dari situ ia penasaran dengan apa yang ia peroleh saat mengikuti TOT.
Ratna mulai mempelajari satu persatu bahan yang akan digunakan, hingga akhirnya saat ini ia berhasil menghasilkan sejumlah produk kecantikan dengan menggabungkan bahan rempah-rempah yang ada di Sulsel.

“Jadi saya produksi bahan rumput laut itu semenjak tahun 2012. Kebetulan di tahun itu saya diikutkan training of trainer yang dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta. Setelah kembali, saya mulai penasaran dengan apa yang diajarkan.

Semenjak itu saya pelajari satu persatu bahannya, kemudian keamanannya. Termasuk asal muasalnya. Kalau dalam istilahnya itu traceability atau ketertelurusannya. Bagaimana dengan bahan yang kita pakai, apakah betul-betul aman dan sehat dipakai untuk konsumen,” ungkap Ratnasari, S.Pi, M.Si. saat hadir menjadi tamu siniar untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar.

Ratna menyebut bahwa produk pertama yang ia buat adalah sabun. Kemudian berkembang hingga membuat lotion.

“Jadi yang pertama saya buat itu sabun rumput laut. Kemudian berkembang terus hingga saya belajar buat lotion. Jadi awalnya saya buat dari ekotoni saja.

Kalau di sini orang daerah menyebut namanya agar-agar. Jadi saya fokus di ekotoni. Tapi saya kan ASN, jadi biasa ke lapangan atau daerah-daerah yang penghasil rumput lautkan. Nah, ternyata di kabupaten/kota itu banyak sekali jenis rumput laut dengan bermacam-macam variannya. Ada ekotoni, kolerpa, sargassum, dan lainnya. Terutama itu di daerah Takalar,” bebernya.

Dari situ ia semakin penasaran dengan jenis rumput lainnya.

Ratna pun secara otodidak mulai mencari tahu apa saja kandungan dan manfaat di dalamnya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk melakukan pengujian di Bogor, bahkan menggunakan dana pribadi.

“Semenjak itu saya penasaran kalau ekotoni bisa dibuat sabun dan lotion, kenapa tidak dengan bahan yang lain. Dari situ saya mulai belajar turunan-turunan rumput laut.

Mulai dari sargassum apa kandungannya, apa kandungan senyawanya, apa nutrisi dan vitaminnya dan apa manfaatnya untuk kulit. Karena itu yang paling utama. Nah, setelah itu saya mulai buat produk. Setelah saya buat kemudian melakukan pengujian. Pengujiannya itu bukan di Makassar, tetapi di Bogor dan itu benar-benar pakai dana sendiri,” terangnya.

Staf Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel ini mengaku bahwa ia membuat produk tersebut bukan sekadar untuk mendapatkan cuan, melainkan juga ingin bermanfaat bagi orang lain.

Produk yang ditawarkannya pun sudah diolah dan teruji klinis dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Bahkan khasiatnya sudah teruji dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit, seperti autoimun, kusta, panu, gatal-gatal dan lainnya.

“Alhamdulillah, jadi kalau untuk Seaweed Caulerpa Soap itu sudah terdaftar di BPOM lengkap dengan sertifikat halal. Termasuk lotion juga sementara proses. Kalau untuk minyak herbal rumput laut itu juga sudah BPOM.

Prosesnya luar biasa karena lewat pengujian dan pemeriksaan. Ada survei juga dan masih banyak lagi,” imbuhnya.

Saat ini Ratna sudah menghasilkan 50 jenis produk dari bahan rumput laut. Walau begitu, ia mengaku tetap belajar kepada pakar atau ahli di bidang kimia dan farmasi.

“Sampai sekarang itu kurang lebih 50 jenis produk (yang sudah dihasilkan).

Itu asli saya sendiri yang membuat komposisinya. Tapi saya tetap belajar dengan pakar kimia dan farmasi. Setelah dibuat itu pasti saya lakukan pengujian untuk meyakinkan aman tidaknya untuk dipakai masyarakat. Alhamdulillah, untuk produk sabun lawi-lawi atau Seaweed Caulerpa Soap itu pertama di Indonesia dengan brand Bulan Bintang. Jadi ada lotion dengan bahan rumput laut, dan saya buat sejak tahun 2014,” terangnya.

Menurut Ratna, komposisi atau resep yang ia buat sudah pernah ditawar oleh orang dari Bali senilai Rp2 miliar. Namun, penawaran tersebut tidak berjalan mulus.

Sebab syaratnya Ratna harus berada di Bali selama proses peracikan produk selesai. Sementara ia sendiri merupakan ASN yang tentunya tidak bisa pergi begitu saja. (jar)

source