PANGKEP, BKM.COM — Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) melalui brand IM3 menghadirkan program Desa Digital IM3 di beberapa desa di Sulawesi Selatan, bertujuan untuk memberdayakan pegiat usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Program ini juga untuk mendorong mereka mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital dalam meningkatkan perekonomiannya.
Akses terhadap manfaat digital menjadi hal penting bagi pegiat UMKM di desa, agar komoditas yang mereka hasilkan dapat menjangkau pasar lebih luas. Berbagai pelatihan diberikan di program Desa Digital IM3, diantaranya pelatihan pemanfaatan sosial media, digital marketing, jurnalistik dasar, fotografi & videografi serta IDE Academy, yaitu plaftorm yang dikembangkan Indosat untuk mewadahi UMKM. Sebelumnya, Desa Digital IM3 telah hadir di 2 kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu di Lantebung dan Manongkoki.
Kehadiran Desa Digital IM3 ini juga menjadi wujud pengembangan jaringan Indosat yang telah menjangkau lebih dari 90% populasi masyarakat di Sulawesi Selatan. Saat ini jumlah pemancar jaringan (sites) dan kapasitas internet di Sulawesi Selatan telah meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Steve Saerang, SVP – Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison, mengatakan, “Hari ini program Desa Digital IM3 hadir di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep. Kami memberikan pelatihan kepada warga desa yang mengikuti di Aula Kantor Desa. Potensi yang dimiliki Desa Bulu Cindea adalah tidak hanya dari sektor perikanan dan garam saja, tetapi juga terdapat kawasan mangrove yang terbentang di pesisir pantai. Dengan semangat gotong royong, kami akan terus mendorong penerapan teknologi digital untuk menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia.”
Sebagai bagian dari kepedulian untuk meningkatkan ketahanan lingkungan, Indosat turut memberi bantuan penanaman mangrove berbasis teknologi Internet of Things (IoT) di Desa Bulu Cindea yang melibatkan keikutsertaan masyarakat desa setempat.
Indosat melihat pentingnya mendukung ketahanan lingkungan dan berkolaborasi dengan Jejakin memperkenalkan pemanfaatan IoT dalam penanaman mangrove yang memungkinkan petani untuk memonitor daya tahan hidup mangrove agar bisa meningkatkan survival rate, sehingga mangrove tersebut dapat seutuhnya tumbuh dan memberikan dampak baik untuk mencegah erosi, abrasi pantai maupun membantu penyerapan karbon.
“Indosat berkomitmen untuk mengakselerasi transformasi digital di pelosok Nusantara, hingga ke wilayah pedesaan. Pemanfaatan teknologi IoT dalam penanaman mangrove di Desa Bulu Cindea ini menjadi terobosan baru. Sebelumnya survival rate mangrove di sini cukup rendah dan menjadi tantangan bagi para petani. Kami harapkan dengan pelatihan teknik penanaman, mitigasi kerusakan dan peningkatan kapasitas petani mangrove yang didukung implementasi teknologi IoT dapat memberikan dampak yang maksimal terhadap pertumbuhan mangrove di Desa Bulu Cindea,” tutup Steve. (rhm)