Yang Terpinggirkan, Meraih Harapan dan Masa Depan dari Program Balla Barakka

DI tengah hiruk-pikuk kehidupan warga Kota Makassar, ada sebuah program yang berhasil mengubah jalan hidup banyak pemuda dan remaja. Namanya Balla Barakka, sebuah inisiatif inovatif dari Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Dr. Mukhamad Ngajib,S.I.K., M.H. Tujuannya adalah membina pemuda dan remaja putus sekolah, mantan narapidana, anak yatim piatu, dan mereka yang kesulitan mendapatkan pekerjaan.

Program Balla Barakka yang dalam bahasa Indonesia berarti rumah berkah, terdiri dari dua kegiatan utama. Masing-masing Pajama Barakka (pekerja berkah) serta mengaji bersama para pemuda dan remaja yang terlibat dalam program ini, yang dikenal dengan nama Pajama Barakka. Mereka diberikan pekerjaan untuk mencuci kendaraan motor.

Sebagian besar dari Pajama Barakka adalah pemuda dan remaja yang putus sekolah, atau bahkan mantan narapidana. Mereka di bawah bimbingan Aiptu Kamri, seorang polisi yang bertanggung jawab atas program Pajama Barakka. Aiptu Kamri tidak hanya memberikan pekerjaan, tetapi juga pengawasan dan pembinaan.

Setiap motor yang dicuci dikenakan tarif sebesar Rp15 ribu. Hasil tersebut kemudian diberikan kepada para pemuda dan remaja yang terlibat dalam Pajama Barakka. Program ini terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung, khususnya bagi remaja berusia di atas 17 tahun.

Selain mencuci motor, sebagian dana yang terkumpul digunakan untuk memberikan pembinaan lebih lanjut. Termasuk pengajaran mengaji pada malam hari Dana tersebut juga dialokasikan untuk menyediakan makanan bagi para remaja yang bekerja, serta fasilitas belajar seperti buku.

Ketua RT dan RW setempat juga turut serta dalam memberikan pembinaan, sehingga menjadikan program ini menjadi program kolaborasi yang menyeluruh.

Dengan program yang dilaksanakan ini, Kelurahan Banta Bantaeng yang sebelumnya dikenal sebagai tempat seringnya terjadi tawuran remaja, kini berhasil mengubah citranya. Berkat program Pajama Barakka, peristiwa tawuran di wilayah ini berkurang secara drastis.

Sebagai pembimbing, Aiptu Kamri berharap kegiatan ini dapat membantu meminimalisir kejadian tawuran di seluruh Makassar.

Dukungan dari warga dan pemerintah juga sangat besar. Berbagai fasilitas disediakan demi keberlangsungan kegiatan ini, menjadikan Pajama Barakka sebuah solusi positif yang mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak.

Dengan adanya program ini, banyak pemuda dan remaja yang dulunya terpinggirkan kini memiliki harapan baru untuk masa depan yang lebih cerah. (*)

*Muh Arif Budiman, Hikmah, Sari’ul Fahmiati Fadilah, Fajar.

source