MAKALE, BKM–Debat kandidat untuk dua pasangan calon bupati dan wakil bupati Tana Toraja yakni Zadrak-Erianto (Zatria) dengan Viktor-John Diplomasi (Visi) berlangsung seru di gedung Tammuan Mali, Makale, Rabu (6/11).
Pasalnya setelah kedua Paslon memaparkan visi-misi program andalan setelah terpilih kelak akan diwujudkan.
Pada debat itu, dr Zadrak jawara sebab menguasai materi bahkan semua pertanyaan dijawab bay data sehingga clear bukan jawaban dikarang.
Zadrak mengatakan salahsatu program andalan bupati Theofilus Allorerung-dr Zadrak Tombeg sektor kesehatan telah diwujudkan adalah pengadaan CT SCAN di RS Lakipadada diusulkan Pemda Tana Toraja ke Kementrian kesehatan bukan dari orang lain.
Menurut Zadrak sejak kuliah di Fakultas Kedokteran Unhas impiannya yakni pengadaan alat cuci darah di Tana Toraja sebab data yang ada sekitar 40 persen cuci darah adalah dari Toraja Toraja.
Impian tersebut baru terjawab 30 tahun kemudian setelah jadi wakil bupati berpasangan dengan bupati Theofilus.
Pengadaan CT SCAN hibah ke Tana Toraja karena daerah ini tujuan pariwisata sehingga RS Lakipadada wajar dilengkapi fasilitas lengkap.
Zadrak juga tak lupa singgung BPJS gratis diprogramkan Pemda Tana Toraja. Benar BPJS kesehatan adalah program Pusat. Namun perlu di ingat kuota terbatas sehingga tidak semua penduduk Tana Toraja terlayani semua.
Data yang ada masih sekitar 65.913 ribu warga Tana Toraja belum terlayani BPJS. Warga 65.913 ribu inilah yang dianggarkan “Pemda Tana Toraja setiap tahun Rp 35 milyar. Istimewa dari BPJS didanai Pemda Tana Toraja warga hanya perlihatkan KTP sudah dilayani di beberapa rumah sakit keejasama BPJS kesehatan,”ujar Zadrak
Selain itu, program Air Mancur di Plaza Kolam Makale yang dibangun pada masa pemerintahan Nicodemus Biringkanae-Viktor Datuan Batara yang telah menghabiskan anggaran Rp 6,8 milyar juga mencuat pada debat.
Menurut Victor, proyek Air Mancur itu jadi hiburan masyarakat secara gratis, “Kenapa dipemerintahan Theofilus Allorerung-Zadrak Tombeq (Theza) tidak di fungsikannya,” terang Victor.
Zadrak menanggapi Air Mancur mangkrak didasari biaya operasional listrik setiap bulan sangat membebani APBD kurang lebih Rp 200 juta.
Padahal masih banyak sektor lain perlu porsi anggaran semisal pendidikan maupun kesehatan serta pariwisata lebih penting dan utama dibiayai sebab mampu meningkatkan ekonomi masyarakat agar lebih sejahtera.
Demikian pula utang yang diwariskan pemerintahan Nico-Victor sebesar Rp 114 milyar harus dilunasi sehingga kondisi keuangan daerah tanpa devisit agar Pemda leluasa merencanakan program lain.
Melihat asas manfaat mega proyek Air Mancur ditengarai salah perencanaan berakhir tidak berfungsi dan anggaran digelontorkan mubazir dan terbuang sia-sia.
“Jika kelak paslon Zatria mendapat amanah dari masyarakat, maka semua program melalui kajian dan perencanaan sehingga dirasakan masyarakat manfaatnya,” pungkas Zadrak (gus/rif/c).