MAKASSAR, BKM — Wakil Menteri (Wamen) Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Zulfikar Ahmad Tawalla,S.Pd.,M.I.Kom tak bisa menyembunyikan perasaan harunya, bahkan meneteskan air mata. Sesekali ia menyekanya dengan menggunakan kertas tisu.
Pemandangan ini tersaji ketika Zul –sapaan akrabnya– hadir di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar dengan agenda kuliah umum, Sabtu, 16 November 2024. Acara ini dihadiri langsung Rektor Unismuh Makassar Dr. Abdul Rakhim Nanda, Wakil Rektor II Prof. Dr. Andi Sukri Syamsuri, sivitas akademika, serta ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas.
Disampaikan Zulfikar, dirinya berutang banyak kepada Unismuh yang merupakan kampus almamaternya. ”Untuk itu, izinkan saya menyicil sedikit demi sedikit utang jasa dan rasa kepada Unismuh yang selama ini telah memberikan begitu banyak kepada saya selama kuliah di sini,” kata alumni jurusan alumni Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2005 ini.
Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah ini mengakui, dirinya tidaklah terlalu pintar ketika kuliah dulu. Ia bahkan termasuk mahasiswa terlama dalam menyelesaikan pendidikan.
”Jadi, kalau hanya mengandalkan latar belakang saya di dunia pendidikan tidak akan sampai di titik ini. Susah bersaing dengan orang di Jakarta. Apalagi dengan melihat background jajaran Kabinet Merah Putih,” ungkap Zul.
Namun, ada yang menjadi kunci dari pencapaian Zul saat ini. ”Semua ini merupakan kumpulan dari harapan-harapan, doa-doa serta keikhlasan orang-orang yang telah mendarmabaktikan dirinya untuk Unismuh,” ujar Zul, sambil menyeka air matanya.
Menurutnya, ketika terpilih menjadi ketua PP Pemuda Muhammadiyah, dirinya merasa itulah puncak dari pencapaiannya yang selama ini aktif di organisasi. Ternyata masih ada setelahnya, yaitu diberi amanah oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai wakil menteri.
”Jadi, setelah dipanggil ke Kertanegara (kediaman Prabowo), yang saya pikirkan adalah kapan saya diundang untuk memberi kuliah umum di Unismuh. Sekarang itu terwujud,” ucapnya disambut applaus mereka yang hadir.
Kepada mahasiswa Unismuh yang hadir dalam kuliah umum ini, Zulfikar mengingatkan untuk selalu hormat kepada dosen. Menghargai apa yang disampaikan oleh mereka. Karena itu akan menjadi bekal berarti kelak di kemudian hari.
Terkait tugasnya selaku wamen, Zul menyampaikan bahwa negara Jerman saat ini tengah mengalami masalah kependudukan. Mereka membutuhkan tenaga kerja asal Indonesia, khususnya perawat. Karena perawat asal Indonesia diakui memiliki kualitas terbaik.
”Tapi problemnya adalah bahasa Jerman. Untuk itu perlu kiranya dipikirkan oleh Unismuh untuk berkontribusi terhadap penyelesaian masalah ini. Karena bahasa sangat penting,” kata Zulfikar.
Rektor Unismuh Dr Abdul Rakhim Nanda mengapresiasi pencapaian yang diraih Zulfikar, seorang alumni yang kini dipercaya sebagai wakil menteri. Ia berharap hal ini bisa menjadi contoh sekaligus motivasi bagi mahasiswa Unismuh lainnya untuk meraih prestasi.
Disampaikan pula bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini sejalan dengan roadmap Unismuh yang berada pada fase menuju kampus riset dan bereputasi internasional.
“Tentu salah satu indikator kampus bereputasi internasional, adalah kemampuan alumni dalam berkompetisi di ranah global, termasuk bekerja di luar negeri dengan kapasitas profesional,” ujarnya.
Daya saing alumni Unismuh terlihat dari pemberian Penghargaan LLDikti Wilayah IX Sultan Batara Tahun 2024 kepada Unismuh sebagai Perguruan Tinggi Terbaik 1 dengan Persentase Tertinggi Serapan Alumni dengan Masa Tunggu Kerja Tersingkat.
Usai kuliah umum, acara dilanjutkan dengan sosialisasi penempatan dan perlindungan pekerja migran Indonesia, yang terselenggara atas kerja sama antara Unismuh Makassar dan Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sulawesi Selatan.
Selain Wamen Zulfikar, acara ini turut dihadiri perwakilan dari Polda Sulsel, Kantor Imigrasi Makassar, Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Makassar, serta Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sulsel, menjadikannya sebagai ajang diskusi lintas sektor untuk memperkuat perlindungan pekerja migran. (*/rus)