Site icon ROVINDO

Status Siaga Bencana Jelang Nataru

MAKASSAR, BKM — Pemerintah daerah diimbau menetapkan status siaga dalam rangka antisipasi kejadian bencana pada Natal 2023 dan tahun baru (Nataru) 2024.
Bahkan sudah ada surat edaerah dari pusat terkait hal itu.

Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulsel Amson Padolo mengatakan surat edaran (SE) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini berlaku untuk semua daerah.

“Iya, status siaga bencana. Jadi semua daerah itu menyambut Natal dan tahun Baru dikaitkan juga dengan cuaca ekstrem. Semua daerah status siaga. Ini juga ada di surat edaran Menteri Dalam Negeri. Antisipasi di musim liburan,” ucap Amson, Minggu (17/12).

Amson mengatakan, implementasi siaga antisipasi kejadian bencana ini masing-masing daerah di Sulsel agar dapat membentuk posko komando, terutama pada daerah yang rawan terdampak bencana.

“Jadi semua diminta bentuk posko siaga, melakukan pemantauan terkait dengan daerah-daerah yang dianggap rawan bencana,” jelasnya.

Kemudian, seluruh peralatan yang menyangkut hal darurat bencana juga dapat disiapkan sesegera mungkin. Begitu pula ketersediaan logistik.

“Diminta menyiapkan seluruh peralatan apabila diperlukan dalam cuaca darurat. Kemudian logistik dan peralatan terkait dengan itu apabila terjadinya bencana. Ya, mudah-mudahan tidak terjadi,” imbuhnya.

Surat edaran yang sudah dikeluarkan kurang lebih satu minggu ini, kata dia, akan masif dilakukan koordinasi ke pemerintah kabupaten/kota. Hal itu guna memastikan penerapannya jelang Nataru.

“Kita sudah melakukan antisipasi dini, melakukan koordinasi juga dengan daerah-daerah lain,” katanya.

Lebih lanjut, Amson menuturkan bahwa hingga saat ini belum ada bencana ekstrem yang membahayakan masyarakat dan kerugian material lainnya.

“Sejauh belum ada laporan bencana ekstrem dan kerugian-kerugian akibat cuaca ekstrem,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menjelaskan, untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi basah yang diprediksi akan terjadi hingga Februari 2024, maka pemerintah daerah hendaknya menindaklanjuti surat edaran Nomor 3 Tahun 2023.

“Kami mendorong pemda untuk menetapkan status siaga darurat. Jadi sebelum terjadi bencana, pemda bisa siap siaga dan agar dari pusat dapat memberikan bantuan sumber daya ke daerah,” ucap Suharyanto.

Kesuksesan penggunaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dalam menangani kekeringan dan mengurangi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di tahun 2023 ini, akan diteruskan untuk mengurangi dampak dari tingginya curah hujan dalam beberapa bulan ke depan.

“Kerja sama dengan BMKG untuk menggunakan TMC terbukti ketika terjadi kekeringan dan El Nino tahun 2023, dengan kesiapan yang lebih cepat tidak terjadi Karhutla yang signifikan. Pengalaman ini akan kami terapkan untuk menangani bencana hidrometeorologi basah ini,” ungkap Suharyanto.

“Akan memonitor perkembangan cuaca. Seandainya di jalur mudik dan tempat wisata maupun daerah tertentu yang mungkin akan datang hujan deras dan banjir, dengan TMC hujannya akan diperkecil atau dialihkan ke tempat lain,” lanjutnya.

Suharyanto mengimbau kepada seluruh pemerintah daerah untuk melakukan langkah antisipasi sesuai dengan karakteristik wilayahnya masing-masing.

“Mendorong pemda untuk antisipasi sesuai dengan klasifikasi karakteristik bencana daerahnya,” tandasnya.

Adapun langkah antisipasi yang dimaksud adalah bagi kawasan perkotaan untuk memastikan sistem drainase yang efektif dan bersih dari sampah. Memanfaatkan sistem monitoring cuaca atau sistem peringatan dini untuk mendeteksi potensi hujan lebat.

Kemudian kawasan berikutnya adalah perbukitan, agar mewaspadai retakan tanah kering yang rentan longsor saat terjadi hujan. Menerapkan teknik konservasi tanah dan air serta pemeliharaan jalur hijau untuk mengurangi erosi dan longsor, merancang sistem drainase yang sesuai dengan topografi perbukitan.

Selanjutnya kawasan pegunungan, mewaspadai banjir lahar dingin saat hujan intensitas tinggi dan membersihkan pohon tumbang yang jatuh ke badan sungai di hulu agar tidak menjadi bendung alam.

Berikutnya kawasan pesisir, waspadai potensi banjir rob, selalu memantau prediksi cuaca dan tinggi gelombang serta perbaiki dan rawat pelindung pantai untuk melindungi dari abrasi, banjir rob, dan gelombang tinggi.

“Kita siap mendampingi dan siap siaga bagi masyarakat yang sedang melaksanakan libur ini. Mudah-mudahan libur ini berjalan lancar dan tidak terjadi bencana yang membuat masyarakat menjadi korban,” tutup Suharyanto.
(jun)

source

Exit mobile version