Site icon ROVINDO

Setiap Wisman Belanjakan Uang hingga Rp17 Juta

MAKASSAR, BKM–Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mengalami peningkatan sekitar 10,44 persen tahun ini dibanding tahun sebelumnya.
Tercatat, sebanyak 95.596 wisatawan mancanegara berkunjung ke kota ke Makassar. Sementara di tahun lalu, angkanya hanya mencapai 85.614 orang.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Muhammad Roem mengatakan peningkatan tersebut terjadi karena Kota Makassar terus menunjukkan daya tariknya sebagai salah satu destinasi yang laik dikunjungi.
Kunjungan wisatawan mancanegara tersebut memberi dampak yang cukup signifikan terhadap perputaran uang dan ekonomi di Makassar.

Bayangkan saja, berdasarkan data, setiap turis mancanegara yang datang ke Makassar, menghabiskan uang paling sedikit Rp17 juta perorang.
Jika 95 ribu lebih wisatawan membelanjakan uangnya di Makassar, berarti ada sekitar Rp1,6 triliun lebih uang yang masuk ke Makassar.
Selain untuk akomodasi, seperti penginapan, wisatawan mancanegara juga merogoh koceknya untuk kuliner, membeli ole-ole, guide tour, masuk ke tempat wisata, hingga transportasi.
“Banyak efek ekonomis yang diperoleh jika banyak wisatawan yang datang di Makassar,” kata Roem.

Sementara itu, Konsultan Pariwisata Johny Yulfan menerangkan, Kota Makassar telah menjadi pintu gerbang utama bagi wisatawan mancanegara yang ingin menjelajahi Sulawesi Selatan, khususnya yang memiliki tujuan ke destinasi populer seperti Tanah Toraja dan Palopo.

“Kota Makassar menjadi pintu masuk utama bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara, yang memicu peningkatan pergerakan wisatawan ke kota ini,” ungkap Johny.
Mayoritas wisatawan mancanegara yang datang ke Makassar berasal dari Malaysia dan Singapura. Berdasarkan data, 35.479 wisatawan Malaysia dan 19.126 wisatawan Singapura mengunjungi kota ini. Meskipun wisatawan dari China memiliki potensi ekonomi yang besar, kunjungan mereka ke Makassar masih tergolong rendah.

Yang menarik, rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara selama berada di Makassar mencapai sekitar Rp17 juta.
Pengeluaran ini terdiri dari akomodasi sebesar 33 persen, transportasi 27 persen, makanan 18 persen, belanja 14 persen, aktivitas wisata 2 persen, dan lainnya 5 persen.
Namun, Johny Yulfan menekankan bahwa meskipun ada peningkatan signifikan, masih banyak yang perlu dilakukan untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara ke Makassar. Salah satunya dengan membuka lebih banyak jalur penerbangan internasional. Ia juga menyoroti pentingnya pembenahan infrastruktur dan fasilitas perhotelan yang memenuhi standar internasional, agar wisatawan merasa puas dengan pelayanan yang diterima.
Walaupun ada peningkatan kunjungan, tingkat kepuasan wisatawan perlu terus diperbaiki. Misalnya, beberapa wisatawan merasa bingung dengan kondisi bandara saat mereka baru tiba,” tambahnya.

Sebagai langkah strategis, Johny menyarankan agar Kota Makassar menggelar travel fair di luar negeri, yang dapat memperkenalkan lebih luas potensi wisata kota ini, sekaligus meningkatkan citra pariwisatanya.
Selain itu, promosi sektor pariwisata melalui kegiatan seperti Makassar Direct Sale (MDS) dan Makassar Travel Fair (MTF) diharapkan dapat mendongkrak kunjungan baik dari wisatawan domestik maupun mancanegara.
Ketua ASITA Sulsel, Didi Leonardo Manaba, mengapresiasi capaian Dinas Pariwisata Makassar dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.
Didi menambahkan bahwa ASITA terus berperan aktif dalam promosi wisata, termasuk melakukan evaluasi dan reaktivasi paket-paket wisata.
“Kita perlu berbenah dan menciptakan paket-paket wisata baru berdasarkan hasil evaluasi tahun ini,” tandas Didi.(rhm)

source

Exit mobile version