Hingga akhirnya pada Kamis (27/4) pukul 13.00 Wita, warga dusun digegerkan adanya penemuan mayat laki-laki dengan kondisi yang cukup mengenaskan. Bagian kepalanya tinggal tengkorak. Posisinya menggantung di sebuah pohon dekat batu besar di dalam hutan Bolangi yang berlokasi di atas gunung.
Menurut warga Bolangi, itu adalah mayat Sarman yang sebulan lalu menghilang.
Sementara jarak tempuh dari jalan area pemukiman warga ke TKP berkisar 3 kilometer (untuk jalan menanjak menuju TKP berkisar 1,5 km) dengan berjalan kaki. Sebab kendaraan tidak bisa digunakan ke lokasi meski itu sepeda motor.
Kondisi medan menuju lokasi TKP sangat curam, licin berlumpur dan menanjak sehingga untuk sampai kesana harus dalam posisi mendaki.
Kanit Reskrim Polsek Bontomarannu Iptu Lenny Sefyanda yang menerima laporan warga soal adanya penemuan mayat yang sudah setengah tengkorak itu, langsung menuju TKP bersama sejumlah personel Polsek dibantu aparat Polsubsektor Pattallassang.
Dengan jarak tempuh lebih tiga kilometer sambil berjalan kaki, Iptu Lenny tiba di lokasi.
Kondisi tubuh korban sudah membusuk. Daging pada kaki kiri bawah lutut sudah tidak ada, hanya tersisa tulang. Kepala sudah mengering dan tersisa batoknya.
Mayat korban tergantung ini ditemukan pertama kali oleh seorang warga bernama Naba (41), yang kemudian langsung melaporkan kepada Kepala Dusun Bolangi Asriadi (31). Selanjutnya Kadus meneruskan laporan tersebut ke kepolisian.
Menurut keluarga korban, Sarman mulai hilang dan dicari oleh pihak keluarga sejak 30 Maret 2023 lalu.
Dalam proses pendakian menuju TKP, Kanit Reskrim Polsek Bontomarannu bersama anggotanya sempat kewalahan. Pasalnya, jalan yang curam, ditambah kondisi jalan yang licin karena sedang hujan rintik.
Iptu Lenny juga mengatakan, sesuai keterangan kepala Dusun Bolangi, mayat langsung dikenali sebagai Sarman yang telah hilang sebulan lalu.
“Warga mengenali bahwa korban adalah Sarman dari bajunya, topi dan badik korban.
Pada pukul 17.00 Wita, mayat Sarman mulai dievakuasi dan dibawa keluar TKP dengan ditandu oleh petugas. Rencananya korban akan dibawa ke RS Bhayangkara Makassar untuk dilakukan autopsi. Namun dalam perjalanan dari tempat penemuan menuju jalan besar perkampungan, pihak keluarga menahan petugas dan minta untuk tidak dilakukan autopsi.
Seperti dikatakan salah seorang sepupu korban bernama Hj Asseng.
Kepada pihak kepolisian, Hj Asseng mewakili keluarga menolak pelaksanaan autopsi untuk korban.
“Janganmi Pak, janganmi ditau itu penyebabnya.
Kondisi sempat memanas karena sepupu korban bertahan untuk menolak autopsi.
Lokasi sempat dipadati pihak keluarga yang berkumpul yang jumlahnya hampir 100-an orang. Namun setelah diberi pengertian oleh Kanit Reskrim Iptu Lenny, Hj Asseng akhirnya bersedia sehingga petugas pun langsung bergerak membawa jasad korban menuju RS Bhayangkara Makassar untuk dilakukan rangkaian kebutuhan penyidikan.Sampai berita ini diterbitkan, belum diketahui pasti apa penyebab kematian korban.
Pihak keluarga belum bisa dimintai keterangan karena masih dirundung sedih setelah penemuan mayat tersebut. (sar)
The post Sebulan Hilang, Ditemukan Tewas Tergantung di Hutan appeared first on Berita Kota Makassar.