Screening Digitalisasi Pengelolaan Diabetes, Aplikasi Diacoach Bantu Penderita DM
axel wiryanto
Thursday, 10 October 2024 22:42 pm
dibaca 14 kali

GOWA, BKM — Dalam upaya mendukung pengelolaan diabetes dan meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes mellitus (DM), tim pengabdian masyarakat dari Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan kegiatan screening pengguna aplikasi Diacoach di Puskesmas Bajeng, Kabupaten Gowa. Program ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesiapan pengguna sekaligus memberikan pendampingan melalui aplikasi Diacoach, yang dirancang khusus untuk membantu penderita DM dalam mengelola kesehatannya secara mandiri dan berkelanjutan.

Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Unhas, Puskesmas Bajeng, dan berbagai pihak yang terlibat dalam program pengabdian masyarakat dan merupakan program Hibah Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dalam Ruang Lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Kegiatan screening dihadiri oleh Ketua Prolanis Puskesmas Bajeng Harlina,S.Kep., Ns., bersama tim pelaksana dari Unhas yang dipimpin Dr. Nuurhidayat Jafar, S.Kep., Ns., M.Kep. Lebih dari 50 penderita DM berpartisipasi pada kegiatan ini.

Dalam sambutannya, Harlina, S.Kep., Ns., menyampaikan apresiasi atas upaya Unhas dalam mendukung kesehatan masyarakat, khususnya penderita DM. “Kami berharap aplikasi Diacoach ini dapat menjadi solusi efektif untuk pengelolaan diabetes secara mandiri, sehingga kualitas hidup penyandang DM di wilayah Bajeng dapat meningkat,” ujar Harlina.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Dr. Nuurhidayat Jafar. Menurutnya, aplikasi Diacoach dirancang untuk memberikan panduan, dukungan, dan motivasi kepada penyandang DM melalui fitur-fitur seperti pencatatan gula darah, pengaturan pola makan, serta pengingat konsumsi obat.

Setelah pemaparan, peserta diajak mengunduh aplikasi melalui pemindaian QR Code di perangkat masing-masing. Sesi lanjutan mengenai penggunaan aplikasi ini akan diberikan pada pertemuan berikutnya untuk memastikan peserta memahami cara penggunaannya secara optimal.

Dr. Nuurhidayat juga memberikan materi mengenai Faktor Kegagalan Manajemen Diabetes, yang meliputi pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, ketidakpatuhan minum obat, serta masalah biologis dan psikologis. ”Mitos yang beredar di masyarakat mengenai diabetes juga menjadi tantangan yang harus diatasi,” ujarnya.

Selain itu, peserta juga diberikan tes Diabetes Quality of Life (DQoL) untuk mengukur kualitas hidup penderita DM di Puskesmas Bajeng. Program ini akan dilanjutkan dengan pendampingan intensif bagi pengguna aplikasi selama tiga bulan ke depan.

Selama periode tersebut, peserta akan didampingi oleh tim coach dari Unhas untuk memastikan pemanfaatan aplikasi berjalan efektif dan memberikan hasil optimal. Diharapkan aplikasi Diacoach dapat menjadi solusi praktis dan efektif dalam meningkatkan kepatuhan dan kualitas hidup penyandang DM di wilayah Bajeng, serta menjadi model pengembangan untuk program serupa di puskesmas lainnya. (rls)

source