Satu SD Hanya Tiga Pendaftar

MAKASSAR, BKM — Jalur zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SD dan SMP di Kota Makassar telah berakhir. Kini tengah berlangsung pendaftaran untuk jalur non zonasi.
Hasil evaluasi sementara pada jalur zonasi yang sudah usai, ternyata ditemukan sejumlah sekolah yang sepi peminat. Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Muhyiddin Mustakim mengakui hal tersebut. Dia mengatakan, sekolah-sekolah yang masih sepi peminat kebanyakan yang berada di pinggiran kota. Seperti SMPN 21 yang berada di kawasan Minasa Upa.
Menurut Muhyiddin, hingga pendaftaran jalur zonasi berakhir, hanya satu rombongan belajar atau rombel (kelas) yang terisi. Padahal ada sembilan rombel yang disiapkan. Sementara untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), ada yang hanya tiga pendaftarnya. Yakni SD Bulogading di Kecamatan Ujung Pandang. Seperti diketahui, kawasan Bulo Gading merupakan kawasan pecinan.
Muhyiddin mengatakan, minimnya peminat atau pendaftar di sejumlah sekolah karena ada orang tua siswa yang masih memaksakan anaknya bisa bersekolah di sekolah pilihannya. “Seperti yang di Minasa Upa. Kita melihat ada yang hanya mau sekolah di SMPN 13 dan SMPN 33,” ungkap Muhyiddin, Rabu (3/7).

Dia juga mengaku, sejumlah orang tua siswa hingga saat ini masih berupaya agar anak mereka bisa diterima di sekolah yang dikehendaki. “Masih ada yang menelepon saya supaya anaknya bisa diterima di sekolah yang diinginkan. Seperti di SMPN 6 misalnya. Padahal sebenarnya anaknya sudah lulus di sekolah lain,” terang Muhyiddin.
Dijelaskan pula, banyak yang sudah lolos jalur zonasi namun orang tuanya minta akun anaknya direset kembali agar bisa mendaftar kembali lewat jalur non zonasi. “Padahal itu tidak bisa karena by sistem. Kalau sudah lulus jalur zonasi, sudah tidak bisa lagi daftar non zonasi. Seperti ada yang sudah lulus zonasi di SMPN 40, namun karena mau masuk di SMPN 6, minta akunnya direset agar bisa daftar jalur non zonasi,” kata mantan Kadis Sosial Makassar ini.

Dia menegaskan, mereka yang sudah dinyatakan lulus zonasi sudah terdata dan terpantau oleh pusat, karena aplikasi PPDB Makassar terkoneksi dengan Dapodik. Muhyiddin pun mengimbau agar orangtua tidak memaksakan kehendak dalam memilih sekolah bagi anaknya. Karena semua sekolah itu sama.
Sejauh ini, tambahnya, masih banyak calon peserta didik yang lulus jalur zonasi belum melakukan pendaftaran ulang, karena orangtua mereka bersangkutan masih mengupayakan agar anaknya bisa sekolah di tempat yang diinginkan. Dia pun mengakui, kuota yang masih kosong tetap disiapkan bagi para pendaftar yang belum melakukan pendaftaran ulang.
“Karena biasanya, kalau sudah mentok, tidak bisami masuk di sekolah yang diinginkan, mereka akan kembali ke sekolah di mana anaknya lulus,” tambahnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Pengembangan Sekolah Dasar Disdik Makassar Muhammad Aris, mengaku memang ada ketimpangan pendaftaran antara sekolah yang dianggap unggulan dengan tidak. Untuk tingkat Sekolah Dasar, sekolah seperti SD Unggulan BTN Pemda, SD Toddopuli Unggulan, SD Percontohan PAM, SD Mangkura, SD Unggulan Monginsidi, dan sejumlah sekolah lainnya banjir peminat. Sementara ada sejumlah sekolah lain yang sepi peminat.

“Seperti SD Bulogading, itu berdasarkan pendaftaran manual, hanya ada tiga yang mendaftar. Yang banyak diincar itu sekolah dengan embel-embel unggulan,” terangnya.
Dia memaparkan, untuk tingkat SD jalur zonasi tercatat ada 13.245 pendaftar, dari kuota 14.259, yang diterima sekitar 11.993. Sementara saat ini, di jalur non zonasi, tercatat jika jalur afirmasi masih banyak yang kosong. Pasalnya, untuk mendaftar lewat jalur ini, calon peserta didik harus masuk dalam kepesertaan PKH.
“Untuk afirmasi banyak kosong karena banyak syarat tidak bisa terpenuhi. Karena harus menggunakan PKH. Dari 3776 kuota, sampai hari ini per tanggal 3 Juli, baru 508 pendaftar,” kata lelaki yang akrab disapa Aris ini.
Sementara untuk perpindahan orang tua, dari 975 kuota, pendaftar baru 353. Yang sudah terverifikasi sebanyak 166 sesuai data yang ada di portal PPDB. (rhm)

source