Restu Keluarga Bisa Gagalkan Niat Appi Ikut Pilwali
axel wiryanto
Minggu, 28 April 2024 17:13 pm
dibaca 15 kali

MAKASSAR, BKM–Keinginan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Kota Makassar Munafri Arifuddin alias Appi untuk kembali berkompetisi pada kontestasi pemilihan wali kota (Pilwali) Makassar bisa kandas.
Banyak pertimbangan yang dapat menggagalkan niat Appi ikut pada Pilwali Makassar 27 November nanti.
Yang paling mendasar yakni belum adanya restu keluarga, khususnya sang mertua yang juga Founder Bosowa Corporindo HM Aksa Mahmud.
Hingga kini Aksa Mahmud belum memberikan sinyal restu kepada Appi untuk maju ketiga kalinya sebagai calon Wali Kota Makassar.
Aksa Mahmud tak mau terburu-buru menyampaikan sikap. Ia meminta agar bersabar dan berdoa lebih baik.

“Appi kan duduk di DPRD dan dapat rekomendasi tunggal dari Golkar maju Pilwali? Yaa nanti kita lihat, berdoa saja. Mana terbaik, nanti kita lihat,” jelas Aksa Mahmud.
Meski DPP Golkar telah mengeluarkan surat tugas untuk Appi, namun tanpa restu sang mertua, niat sulit tersampaikan. Apalagi pada Pileg 14 Februari lalu, Appi tepilih sebagai Anggota DPRD Sulsel.
Kalaupun akhirnya Appi gagal bertarung, Golkar masih memiliki kader yang cukup diperhitungkan diantaranya mantan bendahara DPD I Golkar Sulsel Rusdin Abdullah, Farouk M Betta dan Andi Nurhaldin.

Direktur Profetik Institute, Muh. Asratillah memberikan analisa. Ia mengatakan, salah satu figur potensial di Pilwali Makassar adalah Appi yang juga Ketua Golkar Makassar, sehingga pasti agak mudah mendapatkan kendaraan politik. Kedua, Appi berhasil duduk di DPRD Sulsel, sehingga menambah legitimasi politiknya. Ketiga, Appi punya pengalaman tanding panjang di Pilwali Makassar.
“Cuman Appi secara politik tidak merepresentasikan Golkar Makassar, tetap juga merepresentasikan keluarga besar Bosowa,” ujarnya, Jumat (26/4).
Untuk Ikut Pilwali, Appi tidak hanya membutuhkan rekomendasi Golkar, tetapi juga restu dari keluarga besar Bosowa dalam hal ini pak Aksa Mahmud.
“Saya pikir agak rasional jika pak Aksa Mahmud merasa perlu mempertimbangkan ulang secara matang rencana majunya Appi di Pilwali, mengingat kontestasi Pilwali Makassar membutuhkan mobilisasi sumber daya yang cukup besar,” tuturnya.
“Cuman yang menjadi tanda tanya apakah ada kemungkinan rekomendasi Golkar tidak ke Appi? Saya pikir ada kemungkinan, terutama jika keluarga besar Bosowa tidak memberikan restu bulat ke beliau,” tambah dia. (rif)

Farouk M Betta dan Nurhaldin Harus Bekerja Ektra

MANAKALA Munafri Arifuddin alias Appi gagal mendapat restu dari keluarga sehingga batal meraih rekomendasi Golkar lalu akan kemana dukungan Golkar di Pilwali.
Pengamat politik dari Unhas Makassar, Rizal Pauzi mengatakan, pada prinsipnya bahwa untuk maju Pilwali butuh melakukan mapping pengukuran kekuatan, maupun sumber daya finansial dan sumberdaya jaringan termasuk dukungan simpul simpul keluarga atau pertemanan.
“Itu perlu diakumulasikan untuk kemudian menentukan untuk maju,” jelasnya.
Terkait dengan Appi, ia menilai perlu pemetaan terlebih dahulu, perlu pengukuran secara baik. Ia menyarankan Appi harusnya menggunakan metode dua survei, survei kualitatif dan kuantitatif untuk mengukur kekuatan.
Jadi kalau mau maju kembali harus pasti menang tanda kutip sudah hampir pasti menang di sisi lain, dia celg DPRD Provinsi terpilih saya pikir itu menjadi penting di pertimbangkan juga.

“Jangan sampai maju dan kursi DPRD harus ditinggalkan, dan juga kembali kalah ini menjadi masalah tersendiri. Jadi Appi harus secara mendetail mengukur kekuatannya kalau mau maju sebagai calon wali kota,” terangnya.
Kaitan dari figur lain, kata dia terpenting harus melihat kekuatan jejaring dan finansial. Dimana munculnya nama Rusdin Abdullah patut diperhitungkan begitupun Andi Seto, mantan Bupati Sinjai patut diperhitungkan.
“Karena kedua ini adalah sosok yang dianggap mempunyai jaringan punya modal yang signifikan untuk bertarung,” katanya.
Tinggal memang bemana mengoptimalkan jaringan jaringan itu sendiri dalam artian kekuatan Makassar sentrum Indonesia timur atau pusat politik salah satu pusat politik bagian Indonesia timur.

Sehingga penentuan kemenangan tidak sekedar punya finansial dan Partai. Tapi harus punya gagasan dan jaringan karena di Makassar juga ini banyak pemilih cerdas.
“Kalau misalnya yang lain Farouk M Beta atau Aru dan Andi Nurhaldin harus kerja ekstra, karena saya pikir karena sebelumnya pernah gagal di Pileg,” bebernya.
Dia menambahkan, bagaimana meyakinkan publik bahwa kegagalan di Pileg bukan karena kemampuan yang rendah itu perlu dijawab. Makanya perlu digetolkan sosialisasi.
Makanya figur seperti Indira Jusuf Ismail dan figur lain juga punya opsi 02. “Yang pasti bahwa saya melihat cenderung pemilih calon di Makassar belum jor joran kalau mau menang harusnya dari sekarang starting,” tukasnya.

Pengamat Demokrasi Dr Nurmal Idris menilai, peluang Appi tentu lebih terbuka dibanding calon lain seperti Seto. Golkar tentu sangat menginginkan Appi kembali bertarung, dan menurut saya memang sangat memungkinkan appi kembali bertarung.
“Jika figur lain dengan elektabilitas bagus tak ikut bertarung, maka sebenarnya Appi punya peluang besar,” katanha.
Menurutnya, Golkar akan memberikan kesempatan pertama ke Appi. Saya tak mengerti hitungan politik Golkar jika tak menyodorkan peluang pencalonan ke Appi. “Secara elektoral, saat ini Appi kemungkinan masih di atas Seto. Jadi, peluangnya untuk mengambil Golkar sangatlah besar, kecuali jika Appi sendiri menolak untuk dicalonkan,” tutupnya. (rif)

source