GOWA, UJUNGJARI.COM — Rektor UINAM Prof Hamdan Juhannis mengungkap kekecewaan dan amarahnya di hadapan para audiens konferensi pers tentang uang palsu yang terproduksi ilegal di kampusnya.
Dalam klarifikasinya di hadapan Kapolda, di mako Polres Gowa, Kamis (19/12) pukul 11.00 Wita, Prof Hamdan Juhannis menyampaikan klarifikasinya dengan nada bergetar dan tinggi.
Betapa tidak, ungkapan emosinya itu terlihat karena kasus upal telah menjatuhkan harkat dan martabat serta nama baik kampus UINAM yang reputasinya telah dibangun dengan baik.
“Selaku pimpinan tertinggi di universitas ini, saya marah, saya malu, saya tertampar. Setengah mati kami membangun kampus ini, membangun reputasi bersama para pimpinan warek 1, warek 2, warek 3 dan seluruh kepala biro, namun dengan sekejap ada yang menghancurkannya. Itu sebabnya kami mengambil sikap, kedua oknum kampus yang terlibat dalam kasus uang palsu ini kami langsung berhentikan dengan tidak hormat, ” tandas Hamdan Juhannis dengan nada tinggi.
Prof Hamdan Juhannis pun menyampaikan apresiasi dan dukungannya kepada Kepolisian dalam menangani kasus ini.
“Saya selaku rektor menyampaikan dukungan kepada Polisi karena memproses kasus ini. Dan saya minta Polisi untuk mengungkap kasus ini sampai keakar-akarnya, ” tegas Rektor UINAM.
Sejak kasus upal kampus UINAM ini viral, Prof Hamdan Juhannis selaku Rektor sempat digoyang. Bahkan, dinilai tidak becus menjaga kampus sebab ada sindikat dan jaringan besar beroperasi dalam kampus tanpa diketahuinya. Padahal pencetakan upal di kampus hijau itu telah berjalan sekian lama dan terstruktur.
Akibatnya, Rektor pun digoyang dianggap punya andil didalamnya. Namun dihadapan para audiens konferensi pers yang digelar Kepolisian Resort Gowa ini, Prof Hamdan Juhannis memperlihatkan sikap murkanya dan meminta Kepolisian mengusut tuntas jaringan upal ini hingga tuntas.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Kepolisian, dalam kasus upal kampus ini telah melakukan aktivitas secara rapi dan terstruktur. Terbukti ada 98 item barang bukti disita Polisi dan 17 orang tersangka yang ditangkap di beberapa titik yakni di Gowa, Makassar, Wajo hingga Provinsi Sulawesi Barat. –
Artikel Rektor UINAM Marah, Prof Hamdan Juhannis: “Kampus Kami Hancur Sekejap” pertama kali tampil pada Ujung Jari.