PT Vale Resmikan Program Intervensi Stunting Menuju Generasi Emas

”Untuk mencegah stunting, kita perlu memperhatikan tumbuh kembang anak dengan baik, gizi yang baik dan pendidikan yang baik. Kita harus terus mendorong program penurunan stunting sesuai dengan daerah-daerah yang diinformasikan BKKBN agar menjadi lokasi prioritas yang perlu lebih dulu ditangani. Dalam beberapa tahun ke depan, kami harapkan di Desa Nanjung dan Kabupaten Bandung ini angka stunting nya menjadi yang paling rendah di Indonesia,” jelasnya.

Febriany mengungkapkan, PT Vale berkomitmen ambil bagian dalam percepatan menurunkan angka stunting sesuai dengan target yang dicanangkan pemerintah.
”Kami berharap dapat memberikan kontribusi untuk tercapainya target penurunan indeks prevalensi stunting menjadi 14% di seluruh Indonesia pada 2024. Dengan menekan angka stunting, ke depannya akan tercapai generasi muda yang sehat dan produktif menuju Indonesia Emas 2045,” ungkap Febriany.
Febriany menuturkan, upaya preventif dan promotif untuk pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi gizi spesifik dan juga gizi sensitif dengan target sasaran balita usia 0 sampai 5 bulan dan ibu hamil.
Program intervensi stunting ini akan dijalankan selama dua tahun dan menyelaraskan dengan program nasional percepatan penurunan angka stunting.

Kabupaten Bandung menjadi lokasi yang dipilih PT Vale untuk melakukan upaya preventif dan promotif pencegahan stunting karena masih menjadi salah satu wilayah di Jawa Barat dengan prevalensi balita stunting cukup tinggi. Prevalensi stunting (tinggi badan menurut umur) di Kabupaten Bandung mencapai 25% menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang dirilis oleh Kemenkes RI.

Tahapan Program Intervensi Stunting PT Vale
, pelaksanaan tahap awal yang dilakukan PT Vale adalah health risk assessment dan profiling kondisi stunting di berbagai wilayah. Tujuannya melakukan evaluasi risiko angka stunting sebelum ditentukan prioritas intervensi.
Hal ini dilakukan dengan mendasarkan pada Kemenkes dan Dinas Kesehatan, khususnya melibatkan data Tim Percepatan Pencegahan Stunting (TPPS) selama dua pekan.

Dilanjutkan tahap kedua berupa education & public health counseling yang berfokus pada penerima Intervensi. Program ini dilakukan oleh tim ahli Kesehatan Masyarakat (Kesmas) dibantu tim Promosi Kesehatan Masyarakat (PromKes).
Kemudian tahap ketiga dilakukan eksekusi program pemberian gizi spesifik berupa makanan pendampingan ASI, wajib ASI 0-6 bulan dan pemberian makanan sehat baik untuk ibu mapun bayi (1-2 tahun).
Selain itu juga pemberian gizi sensitif berupa survey dan perbaikan sanitasi untuk prioritas penerima intervensi. Selanjutnya pada tahap keempat surveilance program dengan melibatkan Tenaga Kesehatan (Nakes) dan berkolaborasi dengan TPPS, serta di tambah dengan team surveliance Kesmas.
Seluruh rangkaian kegiatan ini juga akan dievaluasi oleh PT Vale melalui PMO project management team untuk melakukan monitoraing sebagai tahap akhir dari program yang dilaksanakan.
Febriany menambahkan, Program Intervensi Stunting Menuju Generasi Emas dari PT Vale ini tidak akan berhenti di Jawab Barat (Kabupaten Bandung) saja, namun akan berlanjut ke beberapa opsi daerah lain di seluruh Indonesia.
”Kami akan menyasar kelompok masyarakat langsung di beberapa wilayah/kota yang dipilih berdasarkan kondisi angka stunting di atas rata-rata nasional, di luar area pemberdayaan. Sejauh ini opsi daerah lain yang sudah kami tetapkan adalah Sumatera Utara (Tapanuli, Batubara, Labuanbatu, Samosir), Kalimantan Barat (Kapuas/Barito), Jawa Tengah (Purwokerto, Banyumas, Mungkid, Magelang), Jawa Timur (Jember), NTB, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara,” pungkas Febriany.

Pada kesempatan tersebut, Arifin Tasrif menyampaikan apresiasinya kepada PT Vale yang turut dalam program pencegahan stunting.

”Saya berterima kasih kepada PT Vale bersama RS Primaya atas bantuannya yang akan memberikan pelatihan-pelatihan kepada stakeholder terkait dan kami harapkan program ini dapat berjalan secara berkelanjutan. Semoga upaya kita yang terintegrasi dan terorganisasi ini dapat mendapatkan hasil yang optimal,” kata Arifin.

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti, menambahkan, di Kabupaten Bandung angka stunting masih cukup tinggi. Sehingga kegiatan ini sudah tepat untuk dimulai dari wilayah ini.
”Tahun 2021-2022 angka stunting sudah mulai turun cukup signifikan, sehingga di tahun 2023 ini kita terus berusaha menurunkan angka stunting dan terus mengedukasi dari hulu terkait pentingnya pencegahan stunting. Mulai dari calon pengantin, berlanjut ke masa kehamilan dan janin, kemudian bayi baru lahir sebelum usia 2 tahun atau saat masih golden age. BKKBN juga mencanangkan program edukasi pentingnya program KB dengan melihat kondisi kesehatan pengantin. Salah satunya untuk menunda kehamilan bagi ibu yang mengidap anemia agar dapat menggunakan pil KB bagi pasangan keluarga baru,” ujar Nopian.
Program Intervensi Stunting Menuju Generasi Emas yang diresmikan PT Vale sejalan dengan penerapan manajemen tata kelola ESG (Environment, Social, Governance) yang baik dari perusahaan.
PT Vale berusaha secara konsisten berperan aktif dalam mendukung program pemerintah. Dalam hal ini melalui intervensi stunting, baik di lingkungan kegiatan operasi ataupun di luar kegiatan operasi yang terindikasi memiliki dampak stunting secara signifikan.

Program intervensi stunting yang dijalankan PT Vale telah merujuk dari arahan-arahan dan program pemerintah. Salah satunya Surat Kementerian ESDM Nomor 61.Und/RT.01/SJN.U/2023 Perihal Undangan Percepatan Penuruan Stunting (31 Maret 2023) di Iingkungan Kementerian ESDM RI.
(mir)

The post PT Vale Resmikan Program Intervensi Stunting Menuju Generasi Emas appeared first on Berita Kota Makassar.

source