Ketua Panitia Lelang PSEL Bau Asseng menerangkan, rencananya hari ini, Sabtu (27/5), ketiga konsorsium yang lolos tahapan tiga besar akan diundang untuk dialog optimalisasi. Ketiganya akan melakukan ekspose di hadapan tim ahli dan panitia lelang untuk mempertajam keunggulan masing-masing dalam pengelolaan PSEL, terutama terkait teknologi ramah lingkungan dan spesifikasi lain yang harus dipenuhi.
“Kami berharap proses selanjutnya bisa berjalan lancar, sehingga akhir Juni atau awal Juli kita sudah bisa tetapkan pemenangnya,” ungkap Bau Asseng.
Ihsan, tim ahli yang merupakan ahli Tata Ruang Kota mengatakan, salah satu yang akan menjadi pertimbangan dalam penentuan pemenang adalah terkait lokasi dan lahan PSEL. “Jadi lahan sudah harus ready to build atau sudah ada disiapkan. Ketika konsorsium ditetapkan sebagai pemenang, tidak ada lagi persoalan terkait lahan. Mereka tinggal menyiapkan dokumen perizinan dan dokumen daya dukung,” ujarnya.
Dia mengemukakan, ada beberapa syarat dalam menentukan lokasi PSEL. Di antaranya harus dekat dengan sumber air, karena mesin yang dijalankan nantinya akan menggunakan boiler untuk memutar turbin. Selain itu, lokasi harus dekat dengar gardu induk listrik sehingga mampu dikoneksikan dengan brid PLN. Harus pula dekat dengan kawasan industri. “Kalau ketiganya dipenuhi maka akan punya dukungan yang baik,” ungkapnya.
Dia berharap proyek ini berjalan sesuai jadwal, karena menjadi perhatian pemerintah pusat. Apalagi, mekanisme tender PSEL Makassar modelnya KSPI (Kerja Sama Penyedia Infrastruktur) sehingga menjadi rujukan atau pilot project bagi daerah lainnya.
“Ini adalah program strategis nasional. Menjadi atensi khusus dari Menko Marves. Malah menjadi pilot project sehingga harus dilaksanakan sebaik mungkin,” tambahnya.
Dia berharap setelah penentuan pemenang, proses selanjutnya segera dilaksanakan dengan harapan, bisa digroundbreaking tahun ini oleh Presiden RI.
Ahli lingkungan Prof Sumarni menegaskan, perusahaan yang menang tender nantinya harus menekankan penggunaan teknologi ramah lingkungan. Selain itu, konsorsium juga harus membuat praamdal dan amdal lalin untuk dikaji kelayakannya.
Sosiolog Unhas Prof Thahir Kasnawi menitikberatkan pada persoalan penggunaan tenaga kerja lokal yang maksimal. Jangan sampai lebih banyak menggunakan tenaga kerja dari luar.
“Penggunaan tenaga kerja, baik dalam tahapan konstruksi maupun saat PSEL mulai dijalankan, harus melibatkan tenaga kerja lokal secara maksimal. Jika kebutuhan tenaga kerjanya 100 hingga 120 orang, yah sekitar 70 hingga 80 persen haruslah tenaga kerja lokal,” tandasnya. (rhm)
The post Proyek PSEL Harus Maksimalkan Tenaga Kerja Lokal appeared first on Berita Kota Makassar.