Poros Munafri dan ARB Belum Aman
axel wiryanto
Monday, 05 August 2024 03:46 am
dibaca 104 kali

MAKASSAR, BKM–Kontestasi pemilihan wali kota (Pilwali) Makassar 27 November 2024 mendatang yang berpeluang diikuti empat pasangan calon atau empat poros, ternyata masih bisa bongkar pasang.
Bahkan dari empat poros itu, ada dua pasangan belum aman.

Poros pertama yakni politisi Partai Gerindra Andi Seto Gadista Asapa dengan legislator Partai Nasdem Sulsel Rezki Mulfiati Lutfi sudah aman.
Selain diusung Gerindra yang mengontrol 6 kursi di parlemen Makassar juga ada Nasdem dengan 8 kursi, pasangan Seto – Rezki juga didukung Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Poros kedua yakni Indira Yusuf Ismail yang berpasangan dengan Ilham Fauzi Amir Uskara. Pasangan ini mendapat dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan 5 kursi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 5 kursi serta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga dengan 5 kursi.

Adapun poros ketiga masih belum aman yakni Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Makassar Munafri Arifuddin Alias Appi. Appi yang juga calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Sulsel terpilih ini melirik Anggota Fraksi Partai Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Aliyah Mustika Ilham, namun disoal lantaran tidak mengikuti tahapan dipartainya.
Appi baru saja mendapat rekomendasi dari Golkar yang mengontrol 6 kursi diparlemen dan Partai Perindo yang mengontrol 1 kursi. Jika Aliyah gagal meraih rekomendasi Demokrat dengan modal 3 kursi, maka Appi tidak bisa mendaftar di KPU karena baru mengumpulkan 7 kursi dari 10 syarat minimal.

Pasangan atau poros keempat awalnya diajukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan mendorong Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Amri Arsyid yang mengunci 6 kursi bersama Dr Abd Rahman Bando (ARB) yang sudah mendapat rekomendasi dari Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 3 kursi serta Partai Hanura pemilik 2 kursi.
Hanya saja, Amri Arsyid lalu melirik Ketua DPC Partai Demokrat Makassar Adi Rasyid Ali (ARA) dari ARB dan telah bertemu dengan Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni’matullah Erbe. (jun/rif)

KETUA Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat Makassar, Adi Rasyid Ali (ARA), yang juga sudah menyatakan sikap sejak awal untuk maju di Pilwali menyampaian bila Aliyah Mustika tidak mengikuti tahapan di partai.

“Saya perlu sampaikan bahwa di Demokrat itu punya mekanisme, punya sistem dan sampai sekarang ibu Aliyah Mustika Ilham tidak pernah mendaftar sebagai calon wali kota di Demokrat,”ujar ARA.
ARA yang juga Wakil Ketua DPRD Makassar ini menyebut dirinya sebagai ketua Demokrat Makassar, menyaksikan dan memastikan tidak ada nama Aliyah mendaftar sebagai bakal calon wali kota.

“Kami partai besar sama dengan PKS semua punya tahapan dan mekanisme. Saya yakin kita menjaga betul tahapan itu sesuai arahan dari ketua Demokrat Provinsi Sulawesi Selatan Ni’matullah,” ujarnya.
ARA bahkan sudah membangun komunikasi dengan Ketua DPW PKS Sulsel Amri Arsyid dan sudah melaporkan hasil komuniaksi itu kepada Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni’matullah.

“Sepakat mendeklarasi untuk berpasangan Insyaallah tahapan selanjutnya kami akan buktikan dengan B1-KWK bersama partai politik lain dan saya juga akan bersilaturahmi ke PKS untuk menyampaikan gambaran saya maju di Pilwali Makassar,” ucapnya.

Ditempat yang sama, ketua DPD Demokrat Sulsel Ni’matullah, menuturkan bahwa sebagai ketua DPD tugas dan kewajibannya untuk memberikan skema dan opsi yang tersedia karena DPP melihat usulan DPD yang akan di bawa ke Jakarta dua atau tiga nama karena beberapa kader menyatakan siap untuk maju di Pilwali diantaranya ARA, ARB dan Aliyah Mustika.
“Bu Aliyah sebagai kader utama karena dia anggota DPR RI dia punya hak politik, tetapi menurut ketua Demokrat Makassar tidak mendaftar, itu suatu pertimbangan karena tiba-tiba mengambil keputusan di ujung,” tuturnya.

“Paling minggu depan sudah ada keputusan karena kita juga butuh supaya mereka lebih pasti untuk bisa sosialisasi kampanye. Termasuk tadi pak Amri Arsyid dan ARA datang ketemu saya untuk menyatakan berpaket dan siap mencukupkan koalisi Demokrat PKS dan Hanura,” pungkasnya. (rif)

source