Site icon ROVINDO

Phinisi Choir UNM Pelatihan Pelestarian Musik Langgam Makassar di Taeng

MAKASSAR, BKM — Mahasiswa Ormawa Phinisi Choir Universitas Negeri Makassar (UNM) melaksanakan program Pemberdayaan Kelompok Masyarakat melalui Pendampingan Pelestarian Musik Langgam Makassar. Kegiatan yang dilaksanakan 8-9 Agustus 2024 ini diikuti 50 peserta yang terdiri dari pelaku seni lokal di Desa Taeng, Kabupaten Gowa.
Program ini merupakan bagian dari skema Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa).

Pelatihan ini dibagi menjadi dua sesi utama. Sesi pertama mengulas sejarah musik langgam Sulawesi, dengan fokus pada cara memainkan alat musik tradisional yang digunakan dalam langgam. Sesi kedua memfasilitasi peserta untuk membuat aransemen musik langgam, dipandu oleh Khaeruddin, S.Sn., M.Pd sebagai narasumber.

Ketua PPK-Ormawa Phinisi Choir UNM Baso Adam Nurmadin, menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan pelaku seni langgam mengenai sejarah dan teknik musik langgam, serta untuk memperkenalkan metode pembuatan aransemen musik yang dapat mengadaptasi tradisi dengan konteks modern.
“Kami berharap melalui pelatihan ini, para pelaku seni lokal dapat lebih mengenal dan mengembangkan musik tradisional kita, serta melestarikan warisan budaya yang ada,” ujar Baso.

Dalam survei awal yang dilakukan oleh tim sebelum pelatihan, ditemukan bahwa banyak di antara peserta belum memahami sepenuhnya nilai budaya yang terkandung dalam musik langgam Makassar. Sebagian besar peserta juga mengaku belum pernah terlibat langsung dalam kegiatan pelestarian musik tradisional ini.
Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi titik awal bagi peserta untuk berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Makassar.

Sementara itu, narasumber Khaeruddin, S.Sn., M.Pd, mengungkapkan pentingnya pelestarian musik langgam sebagai bagian dari identitas budaya Sulawesi Selatan.
“Langgam adalah salah satu bentuk seni yang memiliki nilai historis dan budaya tinggi. Melalui pelatihan ini, kita berupaya agar generasi muda dan pelaku seni lokal dapat meneruskan tradisi ini dengan baik,” kata Khaeruddin.

Para peserta menyambut baik pelatihan ini. Terlihat dari antusiasme mereka dalam mengikuti setiap sesi.
Salah satu peserta bernama Wahidah, seorang musisi lokal, mengaku sangat terinspirasi oleh materi yang disampaikan. “Saya mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang sejarah dan teknik memainkan musik langgam. Ini akan sangat membantu dalam karya-karya saya ke depan,” ujarnya.

Dengan adanya program ini, diharapkan musik langgam Makassar dapat terus berkembang dan tetap relevan di tengah arus modernisasi. Program ini juga menjadi langkah awal bagi Ormawa Phinisi Choir UNM dalam upaya berkelanjutan untuk memberdayakan masyarakat melalui seni dan budaya. (rls)

source

Exit mobile version