MAKASSAR, BKM–Pertarungan ide dan strategi kembali akan diperlihatkan belasan politisi yang akan bertarung pada kontestasi pemilihan gubernur (Pilgub) Sulsel November mendatang.
Tak hanya politisi, namun juga ada pengusaha hingga perwira dari TNI dan Polri yang dinilai layak ikut dalam ajang pergantian kepemimpinan Sulawesi Selatan setiap lima tahun.
Para politisi mulai Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Prof Dr HAM Nurdin Halid (NH) , Dr H Taufan Pawe, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan serta Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriyani.
Dari Nasdem ada Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse (RMS), Wakil Bendahara Umum DPP Nasdem Fatmawati Rusdi hingga Wakil Ketua DPRD Sulsel Syaharuddin Alrif.
Adapun dari Partai Gerindra yakni Ketua DPD Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras, serta Andi Sudirman Sulaiman (ASS).
Semua nama di atas memiliki pengalaman serta tingkat pengenalan (popularitas) tingkat kesukaan (akseptabilitas) serta tingkat keterpilihan (elektabilitas) yang baik. Bahkan tiga diantaranya pernah bertarung pada Pilgub Sulsel.
NH maju sebagai calon gubernur tahun 2002 dan 2018. IAS jadi Cagub tahun 2013, sedangkan ASS jadi Cawagub 2018 bersama Nurdin Abdullah (NA) hingga tampil jadi gubernur saat NA divonis dalam kasus korupsi tahun 2020.
IAS yan mantan wali kota Makassar dua periode, juga berhasil masuk dalam hitungan top lima bakal calon gubernur potensial.
Hal ini berdasarkan data yang dirilis Archi Research and Strategic terkait hasil survei elektabilitas bakal calon gubernur Sulawesi Selatan. Menurut survei, IAS memperoleh tingkat elektabilitas sebesar 8,48 persen, mengungguli calon gubernur petahana Andi Sudirman Sulaiman yang hanya mengantongi 7,06 persen, serta Wali Kota Makassar saat ini Moh Ramdhan Pomanto dengan tingkat elektabilitas 8,01 persen.
CEO Archi Research and Strategic Mukhradis Hadi Kusuma, memprediksi nama-nama tersebut akan terus menjadi sorotan karena pasca-Pileg. Mereka akan mengeluarkan amunisi dan atraksi politiknya untuk berkontestasi pada bulan November sesuai PKPU.
Survei ini melibatkan 400 responden dalam tahap pertama, yang diambil dari delapan daerah dengan penduduk terbanyak di Sulsel. Dilakukan pada rentang waktu 1-6 Maret 2024, survei menggunakan metode stratified multi-stage random sampling.
Setiap responden dipilih secara acak berdasarkan TPS di desa/kelurahan yang terpilih. TPS genap untuk responden laki-laki dan TPS ganjil untuk responden perempuan. Margin of error dalam survei ini sebesar +- 5%, dengan tingkat kepercayaan 95%.
Dalam penelitian ini, 400 responden diwawancarai melalui telepon dengan dibacakan kuesioner/angket, menyoroti tingkat elektabilitas dan preferensi masyarakat terhadap calon gubernur Sulsel.
Data lain, elektoral Andi Sudirman Sulaiman juga masih di bawah Nurdin Halid dan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Dr H Muhammad Fadil Imran. Sejatinya, Andi Sudirman sebagai petahana tentu punya basis elektoral untuk kembali maju sebagai Cagub Sulsel 2024.
Selain Fadil Imran, yang merupakan lulusan Akpol tahun 1991 ini namanya bahkan ada dalam tingkat elektoral yang digelar lembaga survei bersama Mayor Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki, serta Laksamana Muda TNI Dr Ir Abd Rivai Ras atau Bro Rivai.
Kedekatan Andi Sudirman dengan Partai Gerindra juga bisa menjadi modal bagi adik Menteri Pertanian Amran Sulaiman itu mengendarai partai besutan Prabowo Subianto di Pilgub Sulsel 2024.
Sekadar diketahui, Andi Sudirman secara terang-terangan mendukung Prabowo pada Pilpres 2024.
Tak hanya itu, Andi Sudirman juga masuk dalam jajaran Tim Kampanye Daerah (TKD) Sulsel Prabowo-Gibran.
Potensi Andi Sudirman Sulaiman kembali diusung Gerindra di Pilgub Sulsel 2024 terbuka lebar.
Hanya saja, sejumlah kader Partai Gerindra Sulsel mulai terang-terangan mendukung Andi Iwan Aras yang juga Ketua Gerindra Sulsel maju di Pilgub Sulsel 2024.
Hal ini kemungkinan tak terlepas dari rendahnya elektabilitas Andi Sudirman sebagai figur Cagub Sulsel 2024 berdasarkan survei yang dilakukan ARCHI beberapa waktu lalu. Kader Partai Gerindra mendorong Andi Iwan selaku Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) maju calon Gubernur Sulsel.
“Sebagai kader kami mendorong nama Bapak Andi Iwan Darmawan Aras maju calon Gubernur Sulsel di Pilgub Sulsel 2024,” kata Sekretaris DPD Gerindra Sulsel Darmawangsyah Muin.
Wawan –sapaannnya– menilai Andi Iwan layak jadi calon gubernur dengan pengalamannya sebagai ketua DPD Gerindra Sulsel, ditambah pengalaman dua periode di DPR RI. Di Senayan, Andi Iwan menjabat Wakil Ketua Komisi V DPR RI.
“Tujuan partai politik adalah merebut kekuasaan secara konstitusional. Tentu prioritas utama Gerindra mendorong Andi Iwan Darmawan Aras maju calon gubernur Sulsel. Pak Andi Iwan ini salah satu kader terbaik dari Gerindra,” kata Wawan.
Sebuah sumber menyebutkan bila peluang masuknya perwira TNI dan Polri akan membuat banyak pihak harus menghitung ulang peluang dan strateginya. Mengingat para perwira tinggi dari TNI dan Polri itu juga memiliki jaringan yang luas serta finansial yang tidak sedikit.
Sumber itu menilai ada peluang Andi Sudirman Sulaiman menggandeng caleg DPR RI terpilih dari Partai Nasdem Hj Fatmawati Rusdi Masse sebagai calon wakil gubernur Sulsel. “Jika keduanya menyatu, tak hanya dua partai besar yang kuat berkolaborasi, namun dari segi finansial juga tak ada yang menyainginya,” jelas Alam, salah seorang pemerhati politik di Makassar, Minggu (17/3).
Dosen politik Unibos Dr Arief Wicaksono menilai semua kemungkinan masih bisa terjadi. Andi Sudirman Sulaiman maupun Fatmawati Rusdi relatif tidak punya penghalang untuk disatukan secara politik. “Masing-masing juga punya afiliasi kepartaian yang jelas,”jelas Arief.
Jangan Diatur Cukong
Pengamat politik dari Unhas Dr Hasrullah kembali mengingatkan masyarakat untuk hati-hati dalam menentukan calon pemimpin di Sulawesi Selatan. Hasrullah beralasan, selama ini masyarakat Suslel salah dalam menentukan pemimpin, sehingga tidak ada yang bisa dirasakan.
“Kita tidak terarah dalam memiliki gubernur. Pj saat ketika baru beberapa bulan dilantik mengaku akan menyelesaikan beberapa masalah, juga belum ada hasil,” ujar Hasrullah, Minggu (17/3).
Hal beda ketika Sulsel dipimpin oleh Gubernur Ahmad Amiruddin, HZB Palaguna dan Amin Syam, ada sejarah yang mereka buat. ”Untuk itu, jangan sampai masyarakat diatur oleh cukong yang pragmatis sehingga mengajukan calon yang tidak punya pengalaman di pemerintahah. Tak punya pemikiran yang besar dalam membangun daerah,” tandas Hasrullah.
Seorang pemimpin, kata Hasrullah, harus punya kapasitas, bukan isi tas. Pemimpin harus punya mimpi besar terkait konsep untuk memajukan Sulsel. Serta Pemimpin harus memiliki rekam jejak. ”Calon bukan karena banyak dukungan, sebab suara bisa dibeli,” tegasnya.
Hal senada disampaikan akademisi Unhas Dr Andi Haris. Katanya, setiap orang memiliki hak politik yang sama, termasuk pada Pilgub. “Hanya saja yang menjadi persoalan adalah apakah orang tersebut memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi di mata publik. Hal ini amat dipengaruhi oleh sejumlah variabel seperti integritas, kapabilitas, moralitas, pengalaman di berbagai kegiatan kemasyarakatan dan pemerintahan, akuntabilitas serta jejak rekam kerja sang calon selama ini,” ungkap Andi Haris. (rif)