Peluang Kotak Kosong di Pilwali Kecil
axel wiryanto
Tuesday, 30 July 2024 05:26 am
dibaca 58 kali

MAKASSAR, BKM–Selain di Pemilihan Gubernur (Pilgub), potensi kotak kosong atau kolom koosong (Koko) juga santer dibicarakan jelang kontestasi pemilihan wali kota (Pilwali) Makassar.
Namun Liaison Officer (LO) bakal calon waIi kota Indira Yusuf Ismail, Irwansyah Syarifuddin mengatakan, peluang terjadinya Koko di Pilwali Makassar agak jauh.
Sekarang ini, Indira telah mengantongi surat tugas dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Hanura.
Kendati belum cukup sepuluh kursi, tetapi ia optimis syarat dukungan tersebut bisa terpenuhi menjelang pendafataran calon di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar 27 hingga 29 Agustus mendatang.

“Syarat 10 kursi untuk daftar di KPU, kami sudah kantongi surat tugas PPP 5 kursi, Hanura 2 kursi. Juga ada komunikasi politik dibangun dengan PKB Insyaallah Indira siap jadi calon wali kota,” tegasnya.
“PPP,PKB Hanura lebuh dari cukup (10 kursi). Belum lagi PDIP Perjuangan, kami sementara menunggu hasil surveinya, bisa 17 kursi,” sambungnya.
Suasana politik sekarang ini masih sangat dinamis, karena itu komunikasi dengan partao politik (Parpol) yang ada terus dikuatkan untuk menghindari terjadinya ‘pembegalan’ parpol.

Sebab tidak menutup kemungkinan jika wacana Koko juga merembes di Pilwali Makassar, atau bahkan wacana untuk menghalangi Indira untuk maju berkontestasi.
“Dengan optimis teruskan kebaikan kita yakinkan Parpol. Kita sementara tunggu hasil survei internal PDIP, kami siap apapun keputusannya. Semua partai ingin menang. Survei sebagai metode ilmiah calon figur yang akan melanjutkan,” tuturnya.
Terkait calon pasangan, Irwansyah mengaku sudah ada beberapa figur yang melakukan komunikasi.
Antara lain Abdul Rahman Bando, Ketua PKB Sulsel Azhar Arsyad, Amoy Arsyad, hingga anak politisi PPP Amir Uskara, Ilham Ari Fauzi.

Sementara itu, akademisi Universitas Hasanuddin Makassar Sakka Pati mengatakan, wacana Koko di Pilwali Makassar agak jauh, tetapi hal tersebut patut untuk tetap diwaspadai.
“Perkembangan komunikasi politik terkait ibu Indira bicara kotak kosong di Makassar agak jauh. Ada wacana asal jangan Ibu Indira. Secara komunikasi politik, surat tugas ditindaklanjuti dengan B1.KWK, hingga sekarang belum ada yang mendapatkan itu,” ujarnya.
Sementara itu, aktivis perempuan Emma Husain akan terus memperjuangkan keterwakilan perempuan untuk masuk dalam bursa Pilwali.
“Satu yang sangat menggembirakan ada perempuan yang mau maju dan buktikan. Memang dulu 10-20 tahun perempuan dibungkam. Kehadiran sosok Indira dicerminkan sebagai ibu, adalah seorang ibu yang sangat welas kasih tapi sesungguhnya ada kekuatan besar berada di belakang senyumnya, kita berharap ke depan kota Makassar memunculkan perempuan dalam kontestasi,” sebutnya. Kehadiran Indira diharapkan bisa merangkul segala kepentingan rakyat, mulai dari anak, keluarga hingga difabel.
“Partisipasi perempuan ke depan akan lebih bersinar lagi. Kami perempuan kedepankan demokrasi dan partisipasi perempuan. Jangan bicara demokrasi kalau mengabaikan hak hak perempuan,” tegasnya. (rhm/rif)

source