Pelajar SMPN Satap Mangai Belajar Membuat Walasuji
axel wiryanto
Wednesday, 29 November 2023 02:50 am
dibaca 140 kali

MAROS, BKM — Sejumlah pelajar kelas VII SMPN 37 Satap Mangai, Kecamatan Camba, belajar membuat walasuji. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema ‘Kearifan Lokal’.
Hasil karyanya diharapkan bisa menerapkan profil pelajar Pancasila dan mampu berkembang sesuai Implementasi Kurikulum Merdeka.
Kepala SMPN Satap Mangai, Umar, mengatakan, letak georafis wilayah sekolah SMPN 37 Satap Mangai berada di atas pegunungan Camba dengan jarak kurang lebih 15 kilometer dari kota Camba.

Jarak tempuh dengan menggunakan roda dua hanya sekitar 20 menit dari Camba. Para pelajar pada umumnya anak petani. Namun perhatian orangtua terhadap kebutuhan pendidikan anak-anaknya sangat besar. Dukungan para orangtua terhadap program sekolah sangatlah bagus.
”Sehingga kami bersama guru-guru telah mencoba mengiplementasikan Kurikulum Merdeka dengan menerapkan profil pelajar Pancasila. Yakni mengangkat tema ‘kearifan lokal’ dengan cara membuat walasuji.

Kelas VII bersepakat untuk memanfaatkan bambu yang banyak ditanam para orangtua mereka untuk dimanfaatkan membuat walasuji yang biasa dipakai ketika ada warga hendak membuat hajatan pernikahan. Walasuji ini sebagai simbol keturunan dari masyarakat biasa hingga bangsawan,” kata Umar.
Ditambahkan, bentuk pemasangan bambu yang dipasang saat acara hajatan pernikahan akan terlihat saat walasujinya terpasang di depan rumah yang akan melakukan hajatan pernikahan.
Umar mengatakan, sebelum melakukan kegiatan, para pelajar kelas VII ini siswa lebih awal mempelajari makna walasuji yang menggunakan pohon bambu.
Asal usul walasuji ialah istilah walasuji tidak asing lagi bagi orang Bugis. Jika ada acara adat atau perkawinan orang Bugis, tentu ada suatu Baruga (gerbang) yang dikenal dengan nama walasuji di depan pintu rumah mempelai atau yang melaksanakan hajatan.
”Cara buat walasuji sudah mulai dilupakan anak-anak kita. Sehingga kami bersama guru-guru mengajak mereka mempraktikkan membuat walasuji,” kata Umar. (ari/c)

source