MAKASSAR, BKM–Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memanggil seluruh ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP dari 24 kabupaten kota se Sulsel.
Pemanggilan itu untuk mengikuti pembekalan pelatihan juru kampanye daerah di Hotel Liberta Grand Sayang Tanjung Bunga, Makassar, Senin (4/11).
Pembekalan dibuka oleh Ketua Litbang DPP PDIP Andi Wijayanto yang juga pernah menjabat Gubernur Lemhanas.
Andi Wijayanto yang ditanya soal perbedaan hasil yang dilakukan sejumlah lembaga survei terkait tingkat keterpilihan atau elektabilitas Paslon, menjelaskan bila lembaga survei bekerja sesuai dengan metodologi yang valid. “Jadi biasanya yang membedakan antara satu lembaga survei dengan lembaga lain kalau ada daerah yang diminta penebalan. Penebalan itu kemudian jumlah sampelnya diperbanyak karena daerah itu penduduknya lebih besar. Kalau terjadi selisih suara yang terlalu besar biasanya akan ada masalah etik. Masalah etik itu kewenangannya ada di Persepsi atau persatuan lembaga survei Indonesia itu seperti yang terjadi di DKI kan ada dua survei, satu mengunggulkan Paslon Pramono Anung-Rano Karno unggul tipis, yang satu menunjukkan sebaliknya Ridwan Kamil-Suswono yang unggul besar lalu kemudian Persepsi yang memanggil keduanya untuk memaparkan metodologinya,”ujar Andi Wijayanto Senin kemarin.
Kalau seandainya dari Persepsi itu kemudian memutuskan terjadi pelanggaran etik biasanya lembaga survei yang melakukan pelanggaran Itu diminta melakukan survei ulang tanpa pembiayaan dari kliennya. Jadi benar-benar dari lembaga survei tersebut ya hampir sebagian besar lembaga survei yang kredibilitasnya tinggi merupakan anggota Persepsi. “Jadi kalau nanti ada perbedaan-perbedaan itu kita tunggu saja apa yang diputuskan,”jelasnya.
Soal saksi partai, Wijayanto menegaskan bila rapinya organisasi di PDIP itu malah hal pertama yang dibereskan, bahkan sebelum Paslon ditetapkan. “Biasanya kami sudah langsung tahu akan ada berapa TPS yang membutuhkan saksi lalu partai langsung menyiapkan jumlah saksinya. Begitu ada gabungan dari partai lain baru kemudian menebalkan jumlah saksinya,”ucapnya.
Pada Pilkada tahun ini, PDIP mengajukan pasangan Mohammad Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad di Pilgub, sementara
Makassar ada Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi, Gowa yakni Husniah Talenrang-Darmawangsyah Muin, Takalar yakni Firdaus Manye-Hengky Yasin, Jeneponto Muh Syarif Patta-Nur Alim Qalbi, Bantaeng yakni Fauzi Nurdin-Sahabuddin,
Selayar yakni Natsir Ali-Muchtar, Bulukumba yakni Andi Muchtar Ali Yusuf-HA Edy Manaf, Sinjai Andi Kartini Ottong-Muzakkir, Bone Andi Rio Padjalangi-Amir Mahmud, Soppeng Andi Mapparemma-Andi Adawiyah, Wajo yakni Andi Rosman-Dr Baso Rahmanuddin,
Sidrap Syaharuddin Alrif-Nurkanah, Parepare Tasming Hamid-Hermanto, Barru Andi Ina Kartika-Abustan, Pangkep Dr Andi Nusantara-Sofyan Razak, Maros Chaidir Syam-Muetazim, Pinrang Ahmad Jaya Baramuli-Abdillah Natsir, Enrekang Yusuf Ritangnga- Andi Tenri Liwang, Tana Toraja dr Zadrak Tombeq-Erianto Laso Paundanan, Torut Dedy Palimbong-Andrew Branch Silambi, Palopo Putri Dakka-Haidar Basir, Lutim Budiman Hakim-Muh Akbar A Leluasa, Luwu Agussalim-Erwin Barabba, serta usungan PDIP di Lutra yakni Muhammad Fauzi-Adjie Saputra.
Pelatihan jurkam dihadiri para pengurus DPD diantaranya Rudi Pieter Gony, Alimuddin, Rahmat Muhayyang, Putra Batara Lantara, Muh Iqbal Arifin, Husain Junaid, dr Fadli Ananda, Risfayanti Muin, Nico Beni, Raizuljaiz dan Irwan Gaffar. (rif)