Site icon ROVINDO

Muslok ORARI Berhasil Pilih Ketua Baru

BARRU, BKM — Suasana panas mewarnai musyawarah lokal (Muslok) ORARI Lokal (Orlok) Barru ke X di Hotel Youtefa, Kabupaten Barru, Sabtu (19/7). Video kegaduhan muslok kemudian beredar luas. Tampak beberapa pengurus bersuara tinggi dan bersitegang dalam ruang sidang saat musyawarah. Rata-rata berdiri dan ada yang berusaha menenangkan suasana.

Suasana tegang terjadi saat peserta Muslok ke X ini memprotes Pengurus ORARI Daerah Sulsel yang menerbitkan SK Kepanitiaan. Para peserta muslok menentang penerbitan SK Kepanitiaan yang diterbitkan pihak Orda. Pihak ORARI Sulsel berlasan menerbitkan SK kepanitiaan Muslok karena kepengurusan Orlok Barru berakhir 28 Juni 2024 dan secara otomatis dianggap tidak ada lagi pengurus ketika itu sehingga diterbitkan SK kepanitiaan ini.
Meski sebelumnya sempat ada SK kepanitiaan yang diterbitkan Orlok Barru tetapi saat itu belum berhasil menggelar Muslok hingga berakhir masa kepengurusannya dan dianggap demisioner. Alasan inilah yang menjadi dasar bagi pengurus Orda menerbitkan SK kepanitiaan untuk digelar Muslok Orlok Barru.

Sekretaris Steering Committe (SC) Muslok Orlok Barru, Wahyuddin Sayuti yang dikonfirmasi tak menampik adanya kegaduhan dalam muslok. Tetapi bukan Muslok yang dipersoalkan. Bukan juga kepengurusan yang diprotes peserta. Wahyu menilai Muslok ke X ORARI lokal Barru berlangsung sukses. Kendati ada dinamika yang berlangsung saat Muslok. Memang diawal acara diwarnai dengan Interupsi dan protes keras sampai terjadi kegaduhan.
Namun akhirnya Muslok ke X Orari Lokal Barru berhasil memilih Ketua Orari serta DPP.
Pada kesempatan ini saya selaku Sekretaris Steering Committe pada Muslok ke X ORARI Lokal Barru, akan memberikan tanggapan terkait berberapa informasi yang saya amati di media sosial.
“Komentar dimedsos sudah tidak berdasarkan fakta yang sebenarnya. Informasi seputar pelaksanaan Muslok Orari lokal Barru sudah banyak yang “bias dan meluber,” ucap Wahyuddin.

Wahyu menyayangkan adanya sejumlah komentar netizen yang menyatakan Muslok Orari Lokal Barru gagal dan terjadi kerusuhan, bahkan pula ada yang menyatakan pelaksanaannya diintervensi oleh Orari daerah Sulawesi Selatan dalam memilih Ketua.
“Fakta yang ada dan dipersoalkan bukan pada Hasil Muslok akan tetapi terkait masalah kepanitiaan Muslok yang menurut pihak peserta yang memprotes ORARI Daerah karena menerbitkan SK Panitia Muslok Barru yang sebelumnya Pihak Orlok Barru telah membentuk panitia Muslok lebih awal,” ucap Wahyu.
Dijelaskan Sekretaris SC Muslok ini bahwa Pihak Orda sendiri menyatakan telah mengeluarkan SK panitia Muslok yang baru karena kepengurusan Orlok Barru sudah berakhir dan tidak bisa lagi mengeluarkan Surat Keputusan untuk melaksanakan Muslok.

“Inilah kemudian yang menjadi pemicu kegaduhan bukan “kerusuhan” seperti yang terulis pada komentar medsos termasuk di grup fB dan WA Orari. Dalam pemahaman bahasa gaduh dan rusuh perlu dibedakan . Sekali lagi Perbedaan interpretasi soal SK kepanitiaan ini yg dipersoalkan bukan pada hasil Muslok,”tegasnya.
Buktinya pada saat sidang pertama dibuka hingga sidang terakhir, semua berjalan aman-aman saja tidak ada protes, laporan DPP dan Ketua Orlok semuanya diterima tanpa catatan.

“Pemilihan Ketua Orlok pun berjalan secara aklamasi hingga ditetapkan dan dikukuhkan oleh Wakil Ketua ORARI Daerah Sulsel Rusli Baso Amir (YB8BRZ),” ujar Sekretaris Stering Comite Muslok ke X Orlok Barru YC8FBL (Wahyuddin Suyuti),” pungkas Wahyu. (udi/C)

source

Exit mobile version