MAKASSAR, BKM — Pemadaman listrik yang dilakukan PLN dan masih terus berlangsung hingga saat ini akhirnya memantik terjadinya aksi demo. Sekelompok massa dari mahasiswa serta pelaku Usaha Menengah Kecil dan Menengah (UMKM) menggelar aksi di depan Kantor PLN Sulselbar di Jalan Hertasning, Makassar, Selasa (28/11)
.
Aksi tersebut dilakukan untuk menuntut pertanggungjawaban PLN atas pemadaman listrik yang terjadi di wilayah Makassar.
Dalam aksinya, para demonstran membakar ban dan meneriakkan yel-yel protes. Mereka juga membawa spanduk bertuliskan tuntutan kepada PLN.
Dwiky selaku Jenderal Lapangan Jaringan Aktivis Milenial Sulawesi Selatan, mengatakan bahwa aksi protes tersebut dilakukan karena pemadaman listrik yang terjadi telah merugikan masyarakat luas.
“Pemadaman listrik ini sangat merugikan masyarakat luas, terutama para pengusaha ikan hias yang membutuhkan listrik untuk oksigen ikan bibitnya,” ujarnya.
Herman, salah satu pengusaha bibit ikan yang ikut dalam aksi protes, mengatakan bahwa pemadaman listrik telah menyebabkan kerugian hingga Rp15 juta.
“Ikan bibit saya yang berjumlah 5.000 ekor mati karena kekurangan oksigen akibat pemadaman listrik,” ungkapnya.
Perwakilan PLN Sulselbar yang menemui para demonstran, mengatakan bahwa pemadaman listrik terjadi karena adanya gangguan pada sistem kelistrikan.
“Kami sedang berusaha untuk memperbaiki gangguan tersebut,” ujarnya tanpa ingin menyebutkan namanya.
Sebelumnya, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulsel, Sultra dan Sulbar (UID Sulselrabar) Moch Andy Adchaminoerdin, menjelaskan bahwa dalam beberapa hari terakhir hujan telah turun namun belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Selain itu, kata Andy, teknologi modifikasi cuaca (TMC) juga masih terus dilakukan, khususnya di daerah tangkapan air di sekitar lokasi PLTA. Sistem kelistrikan Sulbagsel sangat bergantung pada sumber listrik dari PLTA, yaitu sebesar 33 persen dari total pasokan listrik.
(jun)