Makassar Mulai Tergenang, BPBD Siaga Penuh

MAKASSAR, BKM — Curah hujan dengan intensitas tinggi mulai melanda Makassar dalam beberapa hari terakhir. Hampir setiap sore hujan mengguyur secara merata di seluruh wilayah. Kendati belum ada laporan terkait banjir, namun sejumlah lokasi terdata sudah tergenang air.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar Achmad Hendra Hakamuddin, menerangkan berdasarkan laporan dari Satgas BPBD di lapangan, hingga Minggu (3/12) sore, belum ada wilayah di Makassar yang terdeteksi banjir. Namun untuk wilayah-wilayah yang tergenang air, tercatat ada beberapa lokasi di Kecamatan Biringkanaya dan Tallo. Seperti di Sudiang, Perintis Kemerdekaan, dan depan kantor Gubernur Sulsel Jalan Urip Sumoharjo.

Mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Makassar itu menyebut, ketinggian air di beberapa titik yang tergenang antara 10 hingga 15 cm. “Kondisi tersebut kita pantau terus. Kami siaga penuh. Walaupun terjadi genangan, namun sejauh ini belum bisa dikatakan banjir karena saat hujan turun air langsung sudut,” ungkap Achmad Hendra saat dihubungi BKM, Minggu (3/12).
Dikonfirmasi terpisah, Camat Biringkanaya Benyamin B Turupadang mengatakan, laporan data situasi di wilayahnya hingga pukul 15.20 Wita kemarin, terpantau ada beberapa lokasi yang tergenang.
Di Kelurahan Paccerakkang, genangan terpantau di jalan poros Mangga Tiga. Tinggi genangan air mencapai 15 sentimeter. Poros Perumahan Yayasan Gubernur 10 sentimeter, poros Paccerakkang depan Masjid Al Mubarak hingga depan gerbang Perumahan Yayasan Gubernur ketinggian air mencapai 30 sentimeter.

Sementara di Kelurahan Sudiang, berdasarkan pantauan hingga pukul 16.30 Wita, wilayah yang tergenang diantaranya Jalan Kompleks Purnawirawan TNI AU Pai 1, Kelurahan Sudiang, ketinggian air mencapai 10 sentimeter. “Jumlah warga yang terdampak genangan saat ini sebanyak 15 orang,” ungkap Benyamin.
Lebih jauh dikemukakan, untuk mengurangi genangan air di sekitar jalan poros Perintis Kemerdekaan, tepatnya di depan Kompleks Pai 1/BPS, Satgas Drainase melakukan
pengerukan sampah dan sedimentasi yang menghalangi aliran air.
“Volume sampah dan sedimentasi yang diangkat dari drainase cukup banyak. Setelah penanganan, aliran air di saluran itu sudah bisa mengalir dengan baik,” ungkap Benyamin.
Sementara itu, sejumlah warga yang bermukim di sekitar pembangunan jalan tol layang menuju Makassar New Port (MNP) melakukan aksi protes. Camat Tallo Alamsyah Sahabuddin menerangkan, pembangunan tol layang mengakibatkan saluran drainase di samping Paccelang menyempit.
Selain itu, dengan dibuatnya pintu air depan pintu masuk MNP mengakibatkan aliran air ketika hujan dari wilayah Jalan Teuku Umar, Jalan Butta-butta Caddi mengalami perlambatan sehingga menyebabkan genangan air cukup tinggi.
“Hampir setiap hujan kondisi itu terjadi sehingga menimbulkan protes warga ke pihak pengelola jalan tol dan PT Wika. Kemarin, warga mendatangi pintu air sampai memblokade jalur tol,” kata lelaki yang akrab disapa Ancha itu saat dihubungi BKM, kemarin.
Selain itu, ada sembilan titik di Kelurahan Panampu yang tergenang dengan ketinggian air sekitar 15 hingga 25 sentimeter. Diantaranya Kompleks Pasar Pannampu RT 06, 07 RW 01, Jalan Rapi 1,2,3 RT 04/RW 04, Jalan Indah 1 RT 08/RW 05, Jalan Indah 3 RT 001/RW 005, Jalan Tinumbu Lorong 165 B RT 04/RW 1, Jalan Bersih 1,2,3 RT 5 ,6, 7, 8/RW 04, Jalan Aman 1 RT 09/RW 04, Jalan Kesempatan Lorong 1 Setapak 3, 4 RT 02/RW 06, dan Kompleks Pasar Pannampu RT 05/RW 06. (rhm)

source