KJS Sukses Gelar Workshop dan Apresiasi Jurnalis 2024
axel wiryanto
Monday, 27 May 2024 17:57 pm
dibaca 101 kali

MAKASSAR, BKM — Puluhan jurnalis atau wartawan dari berbagai media yang tergabung dalam Komunitas Jurnalis Sulsel (KJS) menggelar Workshop dan Apresiasi Jurnalis 2024 di Aerotel Smile, Minggu (26/5).
Dalam kegiatan ini menghadirkan tiga pemateri, masing-masing Plt Kepala Divisi, Edukasi, Humas dan Hublem Kantor LPS III Kota Makassar, Y Dadi Hermawan, Analis Deputi Direktur Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Meilthon Purba, dan Ketua Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel, Syafril Rahmat.
Dalam materinya terkait LPS dan Sinerginya bersama Media, Y Dadi Hermawan menjelaskan perbedaan tugasnya dengan OJK.
”Bedanya OJK dan LPS. OJK urusannya bank hidup, sedangkan LPS urusannya bank mati. Jadi selama bank hidup, itu urusan teman-teman OJK.

Kalau LPS bank mati. Istilahnya tukang jagal,” jelas Dadi saat membuka materinya Minggu (26/5).
Dadi menjelaskan tugas dari LPS adalah melikuidasi bank. ”Dari masyarakat menyimpan di bank. Kalau banknya gagal, di sini kuncinya. Karena LPS yang menjamin atau menjaga bank. Juga akan dilikuidasi dan menjual aset-aset bank untuk menganti kerugian. LPS punya 5 hari sejak verifikasi di mulai dan maksimal 90 hari kerja untuk membayar klaim. Sekarang pembayaran klaim 60 hari. Jadi LPS nalangin dulu. Setelah aset bank dijual, itu yang akan mengganti uang LPS,” terangnya.
Sinergi dengan media, lanjut Dadi, LPS punya kampanye yakni mengajak masyarakat menabung di bank. Karena simpanan anda akan aman dijamin LPS. Jadi pilih mana nabung di bank atau di luar. Biasanya orang-desa banyak yang nabung di luar bank,” tambahnya.
Dadi menambahkan, LPS maksimal menjamin uang nasabah 2 Miliar perbank. ”Jadi jika banyak uang, harus dipisah-pisah tabungannya. Misal per bank maksimal Rp2 miliar,” ungkap Dadi.
Lebih jauh Dadi mengutarakan, penjaminan LPS meliputi 3 T. Yakni Tercatat di dalam pembukuan bank, Tidak boleh bunga simpanan melebihi rate, dan Tidak melakukan tindak pidana dibidang perbankan.
Sementara itu, Analis Deputi Direktur Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Meilthon Purba, mengatakan, OJK memiliki peran, salah satunya untuk mengedukasi masyarakat tentang perbankan.
Menurutnya saat OJK melayani pengaduan berbagai masalah terutama terkait perbankan. Banyaknya pengaduan mencerminkan rendahnya literasi masyarakat. Salah satu yang marak terjadi adalah masyarakat menganggap asuransi dan investasi sama. Padahal, esensinya berbeda. Ini biasanya disebabkan informasi yang tidak selesai dari marketingnya,” ungkap Meilthon
Pada kesempatan tersebut, Meilthon juga membagikan banyak tips untuk terhindar dari investasi ilegal hingga kejahatan keuangan digital. Intinya, saat ingin berinvestasi harus selalu memperhatikan 2L yakni legal dan logis agar tidak tertipu dan menjadi korban investasi ilegal.
”Banyak orang yang tertipu investasi. Yang terpenting investasi ini mengandung 2L. Yakni Legal dan Logis. Selain itu, yang marak digunakan juga pinjaman online. Namun sebenarnya ada yang legal dan ilegal. Yang legal 160 perusahaan. Namun yang ilegal hingga 4.000 perusahaan. Nah, ini yang bahaya sekali. Yang menjadi masalah dikemudian hari biasanya meminta mengakses kontak. Dan galeri dan ini banyak korban,” jelasnya.
Ketua PJI Sulsel, Syafril Rahmat, memberikan apresiasi kepada KJS yang telah menghelat kegiatan ini. Diakuinya workshop semacam ini perlu untuk meningkatkan kapasitas jurnalis, khususnya bagi yang meliput bidang ekonomi.
”Workshop semacam ini juga penting. Karena jurnalis butuh upgrading, apalagi kan banyak istilah ekonomi yang belum tentu diketahui,” tuturnya.
Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan edukasi menarik dan berhadiah seputar produk Alfagift dan Informasi. Selain itu, kegiatan ini ikut disupport berbagai instansi dan perusahaan di kota Makassar. (mir)

source