Site icon ROVINDO

Kisah Jonas, Pemain Film Mappettuada dan Karunrung Tinggalkan Toraja ke Makassar Gegara Sulit Dapat Sekolah

HIDUP di perantauan dapat membentuk pribadi yang tangguh dan siap menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan. Merantau juga dapat mengajarkan seseorang untuk mengatasi tantangan, mengelola waktu, dan berkomunikasi dengan berbagai jenis orang.

NAMA lengkapnya Yohanes Lolobunga. Akrab disapa Jonas. Ia pemuda asal Tana Toraja. Sejak tahun 2009, tepatnya ketika duduk di bangku kelas satu SMP dirinya memutuskan untuk merantau. Faktor pendidikan menjadi alasannya untuk melakukan hal itu.

Sebab akses pendidikan yang jauh di tempat tinggalnya, tepatnya di Makale Selatan tergolong minim. Untuk bisa mendapatkan sekolah, ia harus menempuh perjalanan selama satu jam dengan berjalan kaki.
”Di tempat saya, kalau kita berangkat jam 5 subuh, sampai di sekolah itu jam 06.30,” ujarnya ketika menjadi tamu siniar untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar.
Diakui Jonas, dulu di kampung halamannya akses kendaraan masih sulit. Ia pun diajak oleh pamannya untuk merantau ke Makassar sekaligus bersekolah.
Ketika hendak berpisah dengan keluarga, Jonas mengaku merasa sedih. Namun hal tersebut harus dilakukannya lantaran memiliki keinginan untuk sukses di perantauan “Saya ingin sukses di sini lalu pulang ke kampung dan membanggakan orangtua,” terangnya.

Sesampainya di Makassar, Jonas kemudian bersekolah di SMP dan SMA Yayasan Mahaputra. Namun, hidup di perantauan tidaklah mudah bagi Jonas. Ia yang saat itu bercita-cita menjadi seorang polisi sempat kabur dari rumah lantaran berselisih dengan sang paman yang juga bekerja sebagai seorang polisi.
“Saya sempat kabur karena merasa dimarahi terus sampai saya balik lagi ke kampung halaman,” ungkapnya.

Namun, Jonas merasa menyesal dengan keputusannya tersebut. Saat itu keluarganya menanyakan alasannya kembali ke kampung.
Ketika memutuskan untuk pulang kampung, Jonas sempat berpikir untuk berhenti sekolah. Namun kerabatnya mengajaknya untuk kembali ke Makassar dan melanjutkan pendidikan. Ia pun melanjutkan sekolah ke bangku SMA.

Setamat SMA Jonas mulai aktif di dunia film. Awalnya ia diajak oleh temannya untuk ikut casting untuk film berjudul Mana Tahan. Namun, ketika itu dirinya tidak lolos.
Kegagalan ini tidak membuat Jonas menyerah. Ia kemudian memutuskan untuk masuk di lembaga Latoa’ yang kemudian membuatnya dapat belajar banyak tentang akting. ”Saya kemudian masuk Latoa’. Di situ saya belajar akting senang, sedih, dan marah,” ujarnya.

Usahanya itu berbuah hasil. Jonas kemudian terpilih menjadi pemeran utama dalam film pendek yang berjudul Jeritan Hati Ince. Film ini merupakan karya dari lembaga Latoa’.
Saat itu Jonas mengaku jika berakting memiliki kesulitan tersendiri, sebab harus beradaptasi dengan karakter yang diperankan.
Setelah itu dia pun mengaku cukup menggemari dunia akting. Jonas pun lolos casting untuk film Mappetuada. Selanjutnya mendapatkan panggilan bermain di film Karunrung.
”Saya lolos casting di film Mappetuada. Kemudian mendapat panggilan untuk memerankan salah satu karakter di film Karunrung,” imbuhnya.

Ditanya alasannya tidak melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah, Jonas mengatakan bahwa saat itu kondisi perekonomian keluarganya sedang sulit. Ia pun memilih untuk berbisnis di bidang kuliner.
”Sebenarnya sih ada keinginan dan rencana untuk kuliah. Tapi saya tidak punya uang dan prihatin dengan keadaan orangtua,” tandasnya.
Sadar dengan kondisi yang ada, Jonas pun memilih untuk fokus bekerja guna mendapatkan penghasilan. Orangtuanya pun selalu memberikan dukungan pada setiap keputusan yang diambilnya. Saat ini, selain bermain film, Jonas juga telah memiliki unit bisnis di dunia kuliner yang saat sudah memiliki dua cabang.

Di akhir sesi podcast, Jonas memberikan pesan dalam momentum Hari Sumpah Pemuda. “Kepada anak muda hindari narkoba itu karena dapat merusak mentaldan pendidikan. Jangan mudah menyerah dan tidak pernah merasa takut untuk gagal,” tegasnya. (yus)

source

Exit mobile version