MAKASSAR, BKM — Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan akhirnya mengambil sikap tegas terhadap Sumiati. Kepala sekolah (kepsek) nonaktif SMAN 17 Makassar itu resmi diberhentikan, sebagai buntut didemo siswanya karena dituding otoriter dan berkonflik dengan guru di sekolah. Sumiati dimutasi ke sekolah lain yang akan ditentukan lebih lanjut.
“Jadi rekomendasinya sekarang yang sudah fiks bahwa Kepsek SMAN 17 sudah diberhentikan berdasarkan rekomendasi Inspektorat. Terhitung awal Januari,” ujar Kasubag Umum Kepegawaian Disdik Sulsel Hazairin, Selasa (9/1).
Hazairin mengatakan, pemberhentian Sumiati sebagai kepala SMAN 17 Makassar sesuai dengan rekomendasi pemeriksaan Inspektorat Sulsel. Dia menyebut, kini Sumiati tengah diproses kepindahannya ke sekolah lain yang memerlukan
.
“Yang jelas beliau (Sumiati) sekarang posisinya sudah diberhentikan dari kepala sekolah dan sudah proses dicarikan sekolah yang lain,” terangnya.
Dia menambahkan, untuk sementara waktu Sumiati dipindahkan ke sekolah lain sebagai guru biasa seperti pada umumnya. Sebab saat ini jabatan kepala sekolah di bawah kewenangan Disdik Sulsel sudah penuh.
Terhitung sejak 2 Januari 2024, penempatan saat ini untuk sementara Sumiati masih di kantor Disdik menunggu penempatan.
“Sejak tanggal 2 (Januari) lalu Sumiati kami tarik dulu ke Disdik menunggu penempatan. Kan kondisi sekarang seluruh posisi kepala sekolah di Makassar sudah full. Jadi sementara Ibu Sumiati diproses dulu sampai ada sekolah yang kosong di Makassar baru kita usulkan untuk kepala sekolah, tapi belum tahu waktunya kapan,” terangnya.
Hazairin juga memastikan ada sejumlah guru lain di SMAN 17 yang ikut dimutasi imbas aksi demonstrasi siswa. Hanya saja dia belum menyebut jumlah guru yang akan dipindahkan ke sekolah lain.
“Minggu ini akan dilakukan rapat internal yang melibatkan pengawas sekolah, Disdik, dan cabang dinas. Untuk segera kita mengambil tindakan memutasi guru-guru ini, dan mencarikan guru-guru ini sekolah yang lain. Jumlahnya belum bisa saya sebut. Tapi sudah ada gambaran dari kami akan dilakukan mutasi ke sekolah lain,” ungkap Hazairin.
Ia menambahkan, proses mutasi terhadap oknum guru di SMAN 17 itu memerlukan waktu yang tidak cepat. Proses ini, kata dia, turut mempertimbangkan kesediaan mata pelajaran (mapel) yang diampu oleh guru tersebut di sekolan lain.
“Jadi begini, guru-guru ini kan mapelnya tidak bisa asal dipindahkan ke sekolah lain. Misalnya dia mapel ini, dia harus dicarikan sekolah yang kosong. Karena dia juga punya hak-hak di situ, ada sertifikasinya,” ungkapnya.
Hazairin juga menyebut saat ini pihaknya telah merampungkan proses administrasi untuk penunjukan kepsek baru yang akan menggantikan Sumiati di SMAN 17 Makassar. Sosok kepsek ini diambil dari internal sekolah tersebut.
“Karena saat ini masih (status Kepsek SMAN 17 Makasar) pelaksana harian. Kemungkinan dari internalnya. Kita belum bisa sebutkan nama sampai SK-nya diterima oleh yang bersangkutan. Dicari yang memenuhi syarat,” jelasnya.
Sekadar mengingatkan, siswa SMAN 17 Makassar menggelar aksi demonstrasi usai pelaksanaan upacara bendera di sekolah pada Senin, 16 Oktober 2023 lalu. Mereka berunjuk rasa lantaran menuding kepsek ketika itu otoriter selama memimpin sekolah.
Demo itu berbuntut panjang hingga Disdik Sulsel melakukan pemeriksaan dengan menggandeng Inspektorat Sulsel. Hasil pemeriksaan menyebutkan Sumiati dan guru akan dimutasi karena ketidakcocokan.
“Ada memang guru yang tidak setuju dengan pola kepemimpinan Ibu Sumiati. Sehingga mereka merasa bahwa yang dilakukan kepsek tidak sesuai aturan, juga dengan kebiasaan yang telah terbangun selama ini di sekolah, sehingga ada gejolak di sekolah. Kemudian merembes situasi belajar mengajar hingga melibatkan siswa. Ujungnya itu demonstrasi siswa,” kata Hazairin. (jun)