MAKASSAR,BKM — Dalam upaya mengembangkan dan memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) berkolaborasi dengan Universitas Gajah Mada (UGM) melakukan pendampingan terhadap ratusan pelaku usaha kecil dan mikro, termasuk di Sulawesi Selatan dan Kota Makassar.
Program Pendampingan Usaha Mikro Mandiri 2024 berlangsung selama dua hari, yang dimulai pada Kamis (10/10). Kegiatan ini berlangsung di Hotel Gammara, Jalan Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Mariso, Kota Makassar.
Kegiatan bertajuk Pendampingan Offline dan Networking Program Pendampingan Usaha Mikro Mandiri ini dibuka Kepala Dinas Koperasi dan UKM (Kadiskop) Provinsi Sulsel Dr H Ashari Fakhsirie Radjamilo. Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa UMKM memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
Hal itu terbukti
dari data yang menunjukkan bahwa UMKM di Indonesia sekitar 64,2 juta dan 90 persen telah memberikan lapangan pekerjaan.
“UMKM memiliki kontribusi penting dan besar
terhadap perekonomian Indonesia. Dari jumlah lebih dari 64,2 juta UMKM, mayoritas usaha mikro itu sebanyak 99,6 persen. Menciptakan sebagian besar lapangan kerja sebanyak 90 persen,” terang Ashari.
Ia melanjutkan bahwa meski memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, ternyata seiring perkembangannya UMKM juga mengalami sejumlah kendala. Salah satunya adalah masalah pembiayaan dan pemasaran.
“Dalam perkembangannya, usaha mikro menghadapi tantangan besar, terutama dalam
akses pembiayaan dan pemasaran. Banyak usaha mikro mengalami kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan
dan pemasaran yang diperlukan untuk pertumbuhan dan ekspansi usahanya,” ungkap Ashari.
Untuk itu melalui program pendampingan usaha mikro 2024, ia pun berharap agar permasalahan tersebut bisa teratasi.
Ketua Tim Teknis Program Pendampingan Usaha Mikro Mandiri 2024 Febrian, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan akses kepada para pelaku UMKM agar bisa memasarkan usahanya.
“Untuk kegiatan pendampingan, khususnya di beberapa mikro mandiri dimaksudkan untuk memberikan akses pemasaran, pembiayaan dan pertumbuhan bisnis serta produk terhadap UMKM yang terpilih dari seluruh Indonesia,” ujarnya.
Kegiatan ini diikuti peserta yang ada di wilayah Indonesia Timur. Sulawesi Selatan, khususnya Makassar dinobatkan dengan peserta terbanyak.
“Untuk peserta yang hadir di kota Makassar itu berasal dari Indonesia Timur yang kebetulan memang terbanyak dari Sulawesi Selatan. Kemudian ada juga yang dari Balikpapan, Merauke,
dan lainnya. Mereka hadir pada proses pendampingan offline,” lanjutnya.
Febrian berharap program ini bisa menjadi wadah bagi pelaku UMKM agar usaha mereka terus bertumbuh dan berkembang lebih jauh lagi.
“Semoga dengan hadirnya program ini para pelaku UMKM yang kami dampingi mengalami pertumbuhan dari berbagai bidang, seperti pertumbuhan bisnis, pertumbuhan produk. Tentunya pula, karena program kami menyasar akses pemasaran dan pembiayaan, UMKM yang kami pegang atau kami dampingi itu diharapkan bisa mendapatkan akses pemasaran dan pembiayaan, baik secara mandiri melalui program kami atau mungkin nanti pasca lanjutan program mikro mandiri 2024,” imbuhnya. (jar)