MAKASSAR, BKM — Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang merebak pada sejumlah wilayah di Indonesia menjadi perhatian khusus pemerintah. Kendati sejauh ini belum ada di temukan di Sulawesi Selatan, namun Balai Karantina Pertanian Makassar terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah masuknya PMK di Sulawesi Selatan.
Saat menjadi tamu siniar (podcast) untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar, Kepala Balai Karantina Pertanian Makassar, Lutfie Natsir menerangkan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan sejumlah stakeholder terkait. Mulai dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan, seluruh entitas kepelabuhanan seperti otoritas pelabuhan, KP3, dan instansi terkait lainnya.
Lutfi mengatakan, Balai Karantina juga melakukan supervisi Dinas Peternakan dan Kesehatan Jeneponto, Sinjai, Jeneponto, dan Bulukumba. “Koordinasi kami lakukan guna membahas peningkatan kewaspadaan terhadap kejadian PMK,” jelasnya.
Selama ini, kata Lutfie, ada 12 jenis pelabuhan yang menjadi jalur keluar masuk barang, termasuk hewan ternak di Sulsel. Beberapa diantaranya Pelabuhan Paotere, Pelabuhan Laut Soekarno Hatta, Pelabuhan Sinjai, Bone, hingga Bulukumba.
“Jadi kami berkoordinasi dengan seluruh entitas dan pemerintah daerah yang memiliki pelabuhan tempat keluar masuknya hewan ternak,” ungkapnya.
Dia mengakui, seluruh entitas sepakat melakukan pengawasan ketat secara bersama terhadap lalu lintas ternak yang diantarpulaukan di Sulsel. Pemeriksaan bersama ini juga akan melibatkan kepolisian, syahbandar dan agen pelayaran.
Pihaknya juga melakukan supervisi kepada petugas karantina di wilayah-wilayah kerja yang dimaksud untuk memastikan pemberlakuan standar operasional prosedur (SOP) diterapkan secara konsisten.
The post Karantina Hewan 14 Hari untuk Cegah PMK Masuk Sulsel appeared first on Berita Kota Makassar.