Jeneponto Bakal Jadi Daerah Penghasil Benih Padi
axel wiryanto
Sunday, 21 April 2024 18:12 pm
dibaca 82 kali

JENEPONTO, BKM — Tekad PJ Bupati Jeneponto, Junaedi Bakri untuk menjadikan Butta Turatea sebagai daerah penghasil benuh padi, bakal segera terealisasi.
Saat ini ada tiga lokasi yang dipandang Pj bupati cukup strategis untuk penangkaran benih. Seperti Desa Tuju (Kecamatan Bangkala), Desa Sapanang (Kecamatan Binamu), dan Desa Kalumpang Loe (Kecamatan Arungkeke).
Junaedi Bakri mengungkapkan, bibit padi yang diproduksi di penangkaran itu kualitasnya sangat baik. Apalagi, jenis varietas yang dikembangkannya juga cukup banyak dan beragam.

Potensi ini akan terus dioptimalkan sampai tingkat offtaker atau pasar . Dan pemerintah hadir di situ untuk memfasilitasi.

”Karena sebuah produk itu biasanya sangat tergantung dari kualitas bibitnya. Selain itu, ada juga faktor pupuk.

Nah, semoga ke depannya di Kabupaten Jeneponto ini, semua itu sudah ada. Tinggal bagaimana membangun ekosistem produksinya,” kata Junaedi Bakri.
Penjabat bupati Jeneponto ini juga meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk bisa memfasilitasi kelompok tani mandiri itu sampai tingkat pasar yang merupakan ujung dari faktor produksi.
Sasaran pada tahap pertama ini, bisa dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan bibit padi di dalam daerah terlebih dahulu. Apalagi saat ini, isu pangan sudah menjadi isu dunia. Tentunya itu membawa dampak besar terhadap pandangan Indonesia di mata  internasional.
”Saya yakin dan percaya bahwa kabupaten yang kuat pangannya sangat dihormati kabupaten lainnya. Dan kita punya potensi itu,” kata Edi, sapaan akrab Junaedi.

Junaedi mengungkapkan, pihaknya juga akan minta pelibatan dari balai benih untuk bisa berperan dalam peningkatan kualitas benih bibit padi. Termasuk bagaimana agar para petani tertarik menjadi penangkar benih.
Faktor produksi lainnya yang juga menjadi perhatian khusus dari Edi adalah perbaikan saluran irigasi.

Ini penting dilakukan, mengingat sebagian besar persawahan di Jeneponto merupakan tadah hujan. Maka dari itu, sumber-sumber air yang ada harus terus ditingkatkan.
”Memang tidak bisa mengairi semuanya. Nanti kita hitung berapa persen yang bisa diairi dari irigasi yang ada. Kita segera menyusun agenda itu ke depan. Irigasi dan infrastruktur akan kita upayakan dengan baik,” tegas Junaedi Bakri. (rls)

source