Jadilah Pemilih Rasional
axel wiryanto
Senin, 24 Juni 2024 12:53 pm
dibaca 36 kali

KONTESTASI pilkada 2024 tentu akan melibatkan masyarakat banyak. Untuk itu, mereka harus cerdas dan rasional dalam memilih. Rasional artinya cermat dalam menilai visi dan misi setiap kandidat dan tidak melibatkan unsur fanatisme belaka. Pemilih rasional merupakan orang-orang yang mampu menentukan pilihan dengan melihat rekam jejak calonnya yang hendak dipilih.

Bukan memilih karena hubungan kekerabatan, kesukuan, agama, dan ras. Apalagi jika memilih karena menerima imbalan dalam bentuk uang atau materi.
Sebagai masyarakat tentu kita boleh saja antusias pada ajang pesta demokrasi seperti pilkada. Namun di balik semua antusiasme itu timbul pertanyaan yang paling mendasar yakni apakah ada rasionalitas pemilih di sana, yang ketika memilih akan terlebih dahulu mencermati program-program kerja ketimbang pertimbangan-pertimbangan parsial dan pragmatis.

Ketika kita lebih cenderung mengedepankan pertimbangan pragmatis maka para kandidat pemimpin daerah sangat berpotensi menjadikan ajang ini sebagai bahan gimmik dan sensasi. Hal tersebut akan melahirkan pilkada yang miskin akan substansi.
Pemilih rasional adalah pemilih yang mengesampingkan faktor emosional dalam memaknai setiap narasi dan gagasan yang dipaparkan oleh para pasangan calon (paslon). Proses analisis pemilih rasional mengedepankan data yang afirmatif dan majemuk. Mereka akan senantiasa mengedepankan kualitas konsep dan kemampuan argumentasi yang logis .
Dalam artian, mereka bisa menjawab secara terinci dalam membuat suatu pilihan atau arah kebijakan. Tidak segan menjabarkan alasan dan faktor-faktor yang menyebabkan mereka membuat keputusan tersebut.

Pemilih rasional adalah pemilih yang akan selalu memperbincangkan dan mengkritisi berbagai program kerja para pasangan calon yang diusung. Hal ini akan menuntut kemampuan penjabaran konsep dari setiap kandidat untuk menemukan kekuatan dan kerelevanan bagi kesejahteraan bangsa.
Mereka sanggup mengambil jarak dari segala ikatan simbolik yang tidak korelatif dengan kinerja dan kemajuan suatu pemerintahan yang akan menghasilkan iklim demokrasi yang produktif ke depannya. Demokrasi yang produktif sejatinya akan melahirkan pemilih yang rasional pula.
Sebagai warga negara kita perlu mengingat bahwa bangsa kita yang demikian besar dan majemuk ini hanya bisa dikelola dengan baik, adil, dan damai, jika dilahirkan atau ditopang oleh para pemilih yang rasional, pemilih yang bebas lepas dari segala sandera ikatan parsial dan simbolik.
Oleh sebab itu, sebagai masyarakat kita harus meninggalkan budaya-budaya politik yang pragmatis karena hanya akan membuat arah bangsa berjalan di tempat. Kita harus menyadari bahwa masa depan bangsa ada di tangan kita semua, yang punya hak pilih dan dipilih guna menggagas masa depan bangsa kita.
Kita harus mampu mengakomodasi dan melahirkan pemilih yang rasional dalam setiap kontestasi demokrasi yang merupakan rahim dari setiap ajang pemilihan. Setiap individu harus menyadari bahwa proses demokrasi yang tidak dilandasi oleh aspek rasionalitas berpotensi melahirkan iklim pemerintahan yang tidak sehat. (yus)

source