MAKASSAR, BKM — Ibu Negara Iriana Joko Widodo (Jokowi) mengajak ibu-ibu di Kota Makassar, Sulawesi Selatan untuk mengelola komoditas hortikultura skala rumah tangga melalui program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Menurutnya, selain dapat menekan pengeluaran rumah tangga juga berpotensi menambah pendapatan keluarga.
Istri dari orang nomor satu Indonesia ini hadir di AAS Building, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis (22/8), yang jadi lokasi sosialisasi Pengelolaan Komoditas Hortikultura Skala Rumah Tangga yang dilaksanakan Kementerian Pertanian (Kementan). Iriana tiba sekitar pukul 13.30 Wita bersama istri Wakil Presiden Ma’ruf Amin Wury Estu Handayani, serta tim Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM).
“Tanam apa aja?” tanya Iriana kepada peserta sosialisasi.
“Sayuran,” jawab beberapa peserta.
“Hasilnya? Dijual apa dimakan sendiri? Kirim, Bu, ke Jakarta!” kata Iriana lagi.
“Siap!” seru peserta.
“Benar, Bu?” timpal Iriana.
“Insyaallah,” jawab peserta lagi.
Iriana pada kesempatan ini terlibat tanya-jawab dengan para peserta yang terdiri atas ibu-ibu pengurus Tim Penggerak PKK Sulsel dan kabupaten/kota se-Sulsel, Dharma Pertiwi, Bhayangkari, hingga kelompok wanita tani.
Tak hanya itu, Iriana membagikan hadiah untuk para peserta yang bisa menjawab pertanyaan. Ada beberapa hadiah yang disiapkan, diantaranya sepeda, televisi, mesin cuci, hingga penanak nasi.
Iriana dan rombongan kemudian meninjau produksi kerajinan emas khas daerah serta mengunjungi booth Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulsel yang memamerkan produk-produk unggulan daerah.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman (AAS) mendorong program P2L di Sulsel untuk mewujudkan swasembada pangan. Kementerian Pertanian (Kementan) juga akan menambah bantuan benih ke tiap daerah.
“Program Pekarangan Pangan Lestari ini kita harus jalankan seluruh Indonesia,” ujar Amran kepada wartawan usai pembukaan bimbingan teknis Pengelolaan Komoditas Hortikultura Skala Rumah Tangga di AAS Building, Makassar, kemarin.
Amran memberikan atensi positif ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel, khususnya Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh, yang concern pada pengembangan sektor hortikultura, termasuk untuk skala rumah tangga.
“Pak Gubernur ini menjadi inisiator sejak menjabat pertama menyampaikan bahwa perlu kita dorong tanaman tahunan, tanaman musiman, untuk rumah tangga. Ini kita harus kembangkan,” katanya.
Menurutnya, program P2L akan memberikan dampak terhadap perekonomian nasional. Hitung-hitungan Amran, tiap rumah tangga paling tidak mesti mengeluarkan Rp2 juta untuk kebutuhan dapur. Jika dikalikan penduduk Indonesia, kata dia, maka jumlahnya akan mencapai triliunan rupiah.
“Katakanlah belanja satu rumah tangga Rp2 juta per bulan, beli cabai, beli timun, dan seterusnya. Itu artinya dari 280 juta penduduk dibagi empat itu 70 juta. 70 juta kali Rp 2 juta itu Rp1.400 triliun, setengah dari APBN. Kalau hanya separuh itu Rp700 triliun,” bebernya.
Lebih dari itu, lanjut dia, P2L juga akan memberikan sumbangsih dalam mendukung peningkatan sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, P2L menjadi salah satu solusi untuk menjamin kesehatan konsumsi keluarga.
“Ini yang terpenting adalah sehat untuk anak-anak kita. Ini makanan sehat karena langsung dipetik di rumah tangga,” ucapnya.
Amran juga mengungkap Kementan akan menambah anggaran untuk mendukung pengembangan sektor hortikultura. Hal itu, kata dia, untuk menunjang kebutuhan benih atau bibit di tiap daerah.
“Kami minta anggarannya kami tambah untuk hortikultura. Membagikan benih, bibit, ke seluruh Indonesia. (Tambahan anggaran) yang jelas bisa 2-3 kali lipat dari sebelumnya,” tuturnya.
Amran mengajak kepada seluruh pihak untuk bersama-sama menggalakkan program pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan. Dia optimistis Indonesia akan kembali swasembada pangan dalam tiga tahun ke depan.
“Kita harus galakkan. Pangan ini harus terjaga dengan baik. Insyaallah kita akan kembalikan swasembada pangan sebelum paling lambat tiga tahun,” terangnya.
Amran juga mendorong tanaman hortikultura untuk bisa ditanam di pekarangan rumah atau skala rumah tangga dengan menggunakan polibag dan semacamnya. Hal itu, kata dia, bisa menghemat belanja rumah tangga. Dengan demikian pemerintah daerah perlu mendorong dan mendukung hal tersebut. (jun)