Inflasi di Sulsel Lewati Batas
axel wiryanto
Thursday, 23 May 2024 16:47 pm
dibaca 106 kali

MAKASSAR, BKM — Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulsel memberi peringatan kepada seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Sulawesi Selatan. Inflasi yang terjadi di daerah sudah sedikit melewati batas dari target.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel Rizki Ernadi Wimanda memaparkan, inflasi yang terjadi di Sulsel pada April 2024 tercatat sebesar 0,15 persen secara month to month (mom), dan 2,61 persen secara year to year (yoy).
Sementara secara year to date (ytd), inflasi berkisar 1,20 persen. Angka itu lebih besar dari target.

Seharusnya secara ytd, inflasi di Sulsel terjaga di target 1,16 persen.

“Jadi melebihi sedikit. Mestinya di April ini 1. Tapi di Sulsel sudah melebihi 1,20.

Dan ini bagi kami warning, karena month to month di bulan 1,2,3 di atas resultan 0,29,” ungkap Rizki dalam kegiatan Sulsel Talk membahas Perekonomian dan Isu Terkini di Sulsel yang digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman, Selasa (21/5).
Rizki menyebut, ada beberapa komoditi utama di Sulsel yang sangat berpengaruh terhadap inflasi, khususnya di bulan April 2024 ini. Diantaranya tomat, emas perhiasan, bawang merah, udang, dan cumi-cumi.
Namun khusus di tiga bulan pertama tahun ini, yakni Januari hingga Maret, komoditi beras menjadi penyumbang inflasi utama, yakni sekitar 0,6 persen (yoy).

“Beras muncul di tiga bulan pertama, tapi April ini sudah deflasi. Mudah-mudahan Mei ini juga deflasi,” ungkap Rizki.
Secara spasial, inflasi tertinggi pada bulan April terjadi Palopo (0,74 persen mtm) dan terendah di Makassar (0,06 persen mtm).
Rizki melanjutkan, untuk menjaga agar inflasi di Sulsel tetap stabil, perlu usaha bersama, terutama dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

“Bank Indonesia, pemerintah provinsi dan daerah bahu membahu untuk memerangi inflasi ini,” tambahnya.

Apalagi, Pj Gubernur Sulsel yang baru Prof Zudan Arif Fakhrulloh sudah menyatakan untuk menjaga inflasi di angka sekitar 2 persen. “Pak Pj Gubernur juga kemarin menginginkan kita, saya atau kami ingin inflasi di Sulsel di sekitar 2 persen dan ini adalah PR kita. Saya mendukung 100 persen apa yang diinginkan Pj Gubernur,” tambahnya.
Lebih jauh dikemukakan, untuk pertumbuhan ekonomi di Sulsel, di triwulan pertama mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya dari 3,8 persen menjadi 4,8 persen.

Diapun berharap di triwulan kedua ini, pertumbuhan ekonomi kembali meningkat. Diperkirakan berada di kisaran. 4,6 persen hingga 5,3 persen.
Sektor pertanian yang sebelumnya negatif, diharapkan sudah bisa memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. “Kami berharap di triwulan kedua, pertanian sudah berkontribusi positif. Yang kemarin kan negatif tiga kali berturut-turut. Jadi dengan adanya panen raya di April, Insyaallah akan positif dan meningkatkan produk domestik bruto atau PDB kita,” tutur Rizki.

Hingga akhir tahun 2024, dia berharap pertumbuhan ekonomi di Sulsel berada di angka 4,7 hingga 5,5 persen.

“Akhir tahun 2024 diharap bisa meningkat di 4,7 hingga 5,5 persen. Insyaallah tercapai itu. Tapi tentunya tantangan harus dijawab. Investasi, sektor industri dan pertanian terutama digenjot,” tandasnya.
Sementara itu pengamat ekonomi dari Universitas Hasanuddin Prof Marzuki Dea, mengatakan ada berbagai langkah yang harus dilakukan para pemangku kepentingan di Sulsel untuk menekan inflasi agar tetap stabil. Diantaranya operasi pasar serta ketersediaan pasokan dan stabilitas harga.
Juga perlu dilakukan perluasan kerja sama antardaerah, optimalisasi fasilitasi distribusi pangan. Penguatan ketahanan komoditas hortikultura dan pasokan pangan strategis lainnya.
Prof Marzuki mengatakan, pemerintah juga perlu mendorong peningkatan pemanfaatan alat dan mesin pertanian serta sarana produksi pertanian. Termasuk penguatan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, digitalisasi data, dan informasi pangan. Serta mendorong penguatan koordinasi dan komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi. (rhm)

source