Site icon ROVINDO

Ibu dan Anak Tewas Berpelukan

GOWA, BKM — Tiga rumah kayu di Kampung Biringbalang, Dusun Buloa, Desa Rappolemba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa, rata dilalap api. Kini, ketiga bangunan itu hanya menyisakan arang setelah habis terbakar pada Kamis malam (26/9) sekitar pukul 22.30 Wita.

Kebakaran hebat yang membuat masyarakat sekitarnya panik dan tegang itu baru bisa padam pada Jum’at (27/9) sekitar pukul 01.00 Wita.
Paling tragis dan membuat warga histeris lantaran Dg Rabiah (60) yang menderita lumpuh dan seorang anaknya bernama Yanti (26), tewas terpanggang.
Keduanya tewas dalam posisi berpelukan. Jasad ibu dan anak yang menghitam gosong ini baru bisa dievakuasi setelah api betul-betul padam.
Beberapa unit mobil pemadam dari Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Jeneponto berhasil memadamkan api agar tidak merambat lagi ke rumah warga lainnya. Apalagi, rumah penduduk di dusun tersebut terbilang padat dan angin pun sedang bertiup kencang.

Berdasarkan penyelidikan awal, kebakaran diduga terjadi akibat api di dapur rumah Dg Rabiah lupa dipadamkan anaknya yakni Yanti setelah memasak.
Seperti disampaikan Kasubsi PIDM Humas Polres Gowa, Ipda Udin Sibadu yang dihubungi, pada Jum’at siang (27/9), menjelaskan, asal kobaran api bermula dari rumah Dg Rabiah.
Melihat api mulai membesar, warga sekitar mulai panik dan bingung mau memadamkan api yang makin besar dan mau menyelamatkan penghuni rumah.
”Iya, menurut keterangan saksi, api pertama kali terlihat dari rumah Dg Rabiah. Kemudian warga yang melihat kejadian langsung ramai-ramai berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Namun angin kencang membuat api cepat menjalar pada dua rumah sebelahnya yakni rumah milik Dg Intang (42) dan Jufri (45). Ketiga rumah tersebut akhirnya terbakar habis hingga rata dengan tanah,” kata Ipda Udin Sibadu.
Cerita paling mengharukan dari kejadian kebakaran di Rappolemba ini karena Dg Rabiah dan Yanti tewas terjebak dalam kobaran api.
Karena tidak ada yang melihat kronologi bagaimana upaya Yanti menyelamatkan diri dari api.

Warga sekitar hanya menduga-duga upaya Yanti menyelamatkan diri bersama ibunya, Dg Rabiah. Sebab warga tahu bahwa Dg Rabiah selama ini menderita kelumpuhan sehingga hanya bisa terbaring di tempat tidurnya.
Warga pun menuturkan bahwa dua penghuni rumah yang tewas adalah Yanti dan Dg Rabiah. Keduanya tewas dalam posisi berpelukan dengan kondisi gosong.
Diperkirakan, saat kebakaran terjadi, Yanti berupaya menyelamatkan ibunya yang lumpuh dengan berusaha menggendongnya untuk keluar. Namun kemungkinan karena terjebak kobaran api. Sehingga keduanya hanya bisa berpelukan dan meninggal dunia di tengah kobaran api.

Saat kebakaran terjadi, personel Polsek Tompobulu segera ke lokasi untuk mengamankan tempat kejadian dan membantu proses evakuasi bersama armada Damkar Pemkab Jeneponto. Api baru bisa dikuasai beberapa jam setelahnya.
”Berdasarkan hasil olah TKP tim Polsek Tompobulu, kerugian besar dialami para korban yakni kehilangan harta benda dan dua nyawa melayang. Untuk kerugian materiil ditaksir mencapai Rp600 juta,” jelas Ipda Udin Sibadu.

Selain peristiwa kebakaran di Tompobulu, kebakaran juga terjadi di Dusun Sallutowa, Desa Parigi, Kecamatan Tinggimoncong (kawasan Malino).
Di Sallutowa ini, terjadi di Jalan Mappatangka pada Jum’at siang (27/9) sekitar pukul 12.47 Wita. Tim Disdamkar dan Penyelamatan Kabupaten Gowa baru tiba di lokasi pada pukul 13.32 Wita.
Peristiwa kebakaran ini dilaporkan segera oleh Camat Tinggimoncong, Iis Nurismi ke Disdamkar dan Penyelamatan Gowa serta Kepolisian Sektor Tinggimoncong.
Menurut hasil olah TKP oleh personel Polsek Tinggimoncong, api dipicu dari gangguan arus pendek atau korslet jaringan listrik di rumah milik Hasimang (80) tersebut.
Menurut saksi mata awal mula api dari atap rumah Dg Hasimang. Karena api mulai membesar, maka masyarakat sekitar sigap melakukan pemadaman awal dengan alat seadaanya. Namun kobaran api semakin besar dan tidak dapat dikuasai. Api baru padam setelah armada Disdamkar tiba.
”Alhamdulillah pada kejadian ini tidak ada korban jiwa. Namun rumah korban habis. Hanya tembok dinding saja yang bertahan selebihnya dinding dari bahan kayu habis total. Pemilik rumah hanya luka pada bagian lengan kanan. Untuk kerugian harta masih sementara didata,” jelas Camat Tinggimoncong. (sar)

source

Exit mobile version