MAKALE, BKM — Pemerintah Kabupaten Tana Toraja menerapkan status tanggap darurat bencana usai longsor menerjang rumah warga di dua kecamatan yang menyebabkan 18 orang tewas.
“Untuk saat ini statusnya sudah tanggap darurat bencana, karena bencana longsor yang terjadi,” kata Bupati Tana Toraja Theofilus Allorerung, Minggu malam (15/4).
Status tanggap darurat bencana tersebut berlangsung selama 14 hari, terhitung mulai 14 April 2024. Ia menyebut kebijakan ini perlu diambil untuk mempercepat penanganan bencana longsor di Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, dan Desa Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan.
“Selama 14 hari, terhitung hari ini. Tujuannya untuk mempercepat penanganan. Kami juga masih melakukan proses pencarian sisa korban,” ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Amson Padolo, mengatakan penetapan status tanggap darurat tersebut karena banyaknya korban tewas, dan hanya ditetapkan di Kabupaten Tana Toraja.
“Untuk saat ini status Tana Toraja tanggap darurat karena sudah ada korban. Jadi kita naikkan statusnya tanggap darurat. Tapi masih skala kabupaten,” katanya.
Bencana longsor terjadi di dua kecamatan pada dua waktu yang berbeda pada akhir pekan.
Di Kecamatan Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale longsor terjadi Sabtu (13/4) sekitar pukul 23.30 Wita. 15 korban tewas dalam peristiwa ini. Dua selamat, dan dua lainnya masih dinyatakan hilang.
Selanjutnya, longsor terjadi di Desa Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan, Minggu (14/4) sekitar pukul 03.00 Wita. Material longsor menerjang satu rumah warga dan mengakibatkan tiga orang tewas dan dua masih dalam pencarian.
“Titik longsor untuk di Toraja ada banyak. Cuman yang ada korban dua titik. Perkembangan saat ini, sementara dicari dua korban lainnya,” kata Amson.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin telah datang melihat langsung kondisi korban tanah longsor. Ia tiba pukul 21.23 Wita pada Minggu malam (14/4) di Rumah Sakit Lakipadada, Makale. Didampingi bupati dan sekkab Tana Toraja, Bahtiar menemui keluarga korban di depan kamar jenazah.
Haru keluarga korban saat didatangi. Bahtiar menyampaikan rasa dukanya dan berbincang dengan keluarga memberikan dukungan moril.
“Sabarki semua,” ujarnya di awal perjumpaan.
Sebelumnya, Bahtiar juga mengunjungi lokasi bencana di Belopa, Kabupaten Luwu, sebelum berbalik arah menuju Tana Toraja setelah mendapat kabar tersebut. Ia menyampaikan dukungan dan kekuatan bagi warga Tana Toraja yang berduka.
“Kami atas nama pemerintah provinsi dan masyarakat Sulawesi Selatan, turut berduka cita pada saudara-saudara kita yang terkena bencana longsor,” ujarnya.
Ia menyatakan, mengambil langkah cepat dengan berkomunikasi dengan Bupati Tana Toraja sejak laporan pertama masuk. Ia mengapresiasi dandim, kapolres, dan jajaran BPBD serta tokoh masyarakat yang bergerak cepat.
Bahtiar juga menekankan pentingnya langkah penyelamatan dan mengimbau warga di seluruh Sulawesi Selatan untuk tetap waspada, terutama di daerah rawan longsor.
“Yang paling penting adalah sekali lagi penyelamatan warga kita dan menangani korban, baik yang meninggal dunia, maupun ada yang luka. Termasuk juga ada tempat tinggal dan memastikan warga kita makan dan minum cukup serta mereka dalam keadaan sehat semua. Apalagi kondisi hujan, soal kesehatan harus kita perhatikan,” tukas Bahtiar.
Pada kesempatan itu, selain memberikan santunan kematian kepada keluarga korban, Bahtiar juga menyerahkan satu ton beras dan bufferstock kepada Bupati Tana Toraja.
Bahtiar juga mengungkapkan kesadarannya akan kondisi alam Sulsel yang mulai menurun sejak tahun lalu. Terlihat dari fenomena kekurangan air saat kemarau dan banjir serta longsor saat musim hujan.
“Pada musim kemarau saya lihat beberapa wilayah kesulitan air bersih, lahan-lahan kering di mana-mana. Sementara pada musim hujan terjadi longsor dan banjir. Kalau kita tanya apa penyebabnya, jawabannya sederhana, karena sudah tidak ada pohon yang mengikat tanah,” ucapnya.
Untuk mengatasi hal ini, Bahtiar menyatakan pihaknya akan melakukan penanganan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Dia juga mengajak masyarakat untuk sadar menjaga lingkungan hidup.
Dua Korban Dicari
Upaya pencarian dua orang korban longsor di Palangka, Kelurahan Manggau kembali dilanjutkan pada Senin (15/4). Kedua korban yang masih dicari masing-masing ibu bersama anaknya, yakni Sopia (23) dan Gea (3). Hanya saja, upaya tersebut belum berbuah hasil.
Puluhan personel Brimob Polda Sulsel turut melakukan pencarian dengan mengerahkan dua anjing pelacak, dibantu warga dan keluarga korban, Polri dan TNI.
Kapolres Tana Toraja AKBP Malpa Malacoppo, Dandim 1414 Letkol (Arm) Bani Sepang, dan Kadis PUPR Yakob Tipa juga turut melakukan pencarian.
Sebelumnya, Minggu (14/4), korban lainnya yang berjumlah 13 orang meninggal ditemukan tertimbun longsor.
Kadis PUPR Yakob Tipa yang ditemui di lokasi, mengatakan pencarian terus diintensifkan.
”Mudah-mudahan dua korban lainnya segera ditemukan.
Meskipun pencarian dilakukan dengan cara manual, warga tetap antusias,” ujar Yakob Tipa. (jun-gus)