Site icon ROVINDO

Hati-hati Predator Anak, Siswa SMP Jadi Korban

MAKASSAR, BKM — Seorang anak lelaki usia 12 tahun berinisial AT menjadi korban pelecehan seorang lelaki Ys. Sang predator anak diduga telah melakukan pelecehan kepada korban sebanyak empat kali sejak 2024 lalu. Pelaku merupakan ayah teman korban saat masih SD.
Aksi bejat Ys diketahui setelah korban menceritakan persoalan ini kepada orang tuanya. AT mengaku aksi bejat pelaku yang terakhir kali dilakukan Senin (3/2).

Ayah korban Asrul saat ditemui di Polrestabes Makassar, Jalan Ahmad Yani mengatakan usai salat subuh, Selasa (4/2) kemarin, anaknya menceritakan peristiwa yang dialaminya. “Jadi kemarin itu waktu pulang sekolah, saya jemputki. Tapi ternyata dia sudah tidak ada di sekolahnya. Terus, saya pulang dia juga tidak adapi di rumah. Terus, saya susuri jalan yang sering dilalui ke sekolah. Ternyata juga tidak ada. Terus, waktu saya jalan di sekitaran Maccini, ada salah satu orang tua siswa mengatakan anak saya dibonceng pelaku,” ungkap Asrul.
Diapun sempat berkeliling mencari anaknya hingga akhirnya memutuskan untuk pulang. Tiba di rumah, sang anak ternyata sudah ada dan sementara bermain dengan adiknya. “Tapi hatiku tetap tidak tenang. Nah… tadi subuh, anakku menceritakan perlakuan pelaku,” beber Asrul.

Korban menceritakan kalau pelaku menjemputnya di sekolah dan dibawa ke rumahnya yang berada di sekitar Jalan Abu Bakar Lambogo. Selanjutnya korban dibawa ke dalam toilet. Di sana, Ys membuka celana dan memegang alat vital korban. Namun korban berusaha menolak, sehingga tidak lama setelahnya, pelaku mengantar korban pulang.
Pelaku sempat mengancam korban untuk tidak menceritakan peristiwa tersebut ke orang lain, terkhusus ke orang tuanya. Korban juga mengaku, pada 2024, pelaku sempat melakukan pelecehan saat dibonceng. Pelaku dengan sengaja memegang alat vital korban dari belakang.
Tidak terima aksi bejad pelaku terhadap anaknya, orang tua korban pun melaporkan peristiwa ini ke Polrestabes Makassar. Pelaku pun digelandang ke sana untuk dimintai keterangan dan pertanggungjawabannya.

Kasus ini juga mendapat pendampingan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulsel. Asrul berharap pelaku bisa dihukum seberat-beratnya karena telah membuat anaknya trauma. Selain itu, dikhawatirkan bukan hanya anaknya saja yang menjadi korban, namun ada anak-anak lain yang bisa saja ikut jadi korban.
Pendamping dari DP3A Sulsel Agung mengatakan, pihaknya akan melakukan pendampingan terhadap kasus ini. “Kita akan melakukan pendampingan. Kita koordinasi dengan pihak kepolisian supaya kasusnya tetap diproses. Kita pastikan proses ini bisa berjalan,” ungkap Agung.

Selain itu, juga akan mendapat pendampingan psikolog dari DP3A untuk menghilangkan trauma dan pemulihan psikis korban.
Bukan hanya DPPPA Sulsel, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Makassar memastikan akan memberikan perlindungan terhadap anak korban kekerasan seksual.
Kepala Dinas PP3A Kota Makassar Achi Soleman mengatakan telah menerima aduan terkait pelecehan seksual yang korbannya anak SMP kelas satu umur 12 tahun. ”Pelakunya merupakan bapak-bapak, orang tua dari teman korban,” ujarnya.

Achi mengatakan, DPPPA akan melakukan pendampingan pskilogis untuk memulihkan trauma yang dirasakan oleh anak. “Kita tidak bisa melihat sampai sejauh mana luka yang ditimbulkan. Kalau misalkan kita jatuh lukanya bisa kelihatan, tapi kalau trauma tidak terlihat,” ucap Achi Soleman diwawancara di UPTD PPPA Kota Makassar Jalan Nikel, Selasa (4/2).
Bisa saja, anak tersebut memendam ketakutannya. Ini berbahaya untuk kesehatan mental anak.
Makanya, pendampingan pskilogis perlu dilakukan agar anak bisa pulih dari traumanya.
Sejak menerima aduan tersebut, DPPPA Makassar langsung mengirim tim ubah melakukan pendampingan di Polrestabes Makassar. “Selanjutnya tentunya pihak korban akan koordinasi dengan pendamping kami untuk mengetahui sejauh mana dampak yang ditimbulkan,” tandasnya. (rhm)

source

Exit mobile version