Guru di Era AI: Masih Relevankah?

Oleh: Ahmad Razak
Dosen Fakultas Psikologi UNM

PERKEMBANGAN teknologi informasi dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah membawa dampak signifikan terhadap berbagai sektor kehidupan ummat manusia, termasuk di dalam dunia pendidikan.

Peran-peran strategis telah diambil alih oleh teknologi-AI, terutama dalam dunia kerja, akibatnya terjadi perubahan orientasi keterampilan kerja.

Demikian halnya dalam dunia Pendidikan, AI membawa perubahan signifikan dalam cara ataupun sistem pembelajaran. Di Inggris kini diuji cobakan pembelajaran dengan menggunakan AI tanpa perantara guru sehingga pelajar hanya berinteraksi langsung dengan teknologi AI.

Pertanyaannya adalah masih relevankah keberadaan guru mendampingi siswa dalam pembelajaran ditengah-tengah kemajuan AI?

Mungkinkah guru tidak diperlukan lagi keberadaannya ataukah sebaliknya ditengah-tengah kemajuan teknologi justru peran guru semakin vital dalam mendampingi pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Memang harus diakui bahwa AI telah banyak merubah sistem pembelajaran. Siswa kini bisa dengan mudah mengakses materi Pelajaran melalui platform online, aplikasi edukasi dan berbagai sumber belajar digital lainnya.

Sistem pembelajaran AI yang diprogram dengan algoritma canggih dapat menyesuaikan materi dengan kemampuan dan kebutuhan individu siswa. Dalam hal ini, AI memberikan kemudahan akses dan personalisasi pembelajaran.

Namun, meskipun teknologi ini menawarkan banyak keuntungan, peran guru tetap memiliki kekuatan yang tidak dapat digantikan oleh mesin dengan beberapa alasan.

Pertama, meskipun AI dapat memberikan materi pembelajaran secara otomatis, tetapi ia tidak dapat menggantikan interaksi manusia yang penuh empati.

Seorang guru tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga dapat membaca emosi siswa, memahami kebutuhan sosial dan psikologis mereka, serta memberikan motivasi yang diperlukan untuk perkembangan pribadi siswa. AI, meskipun canggih, tidak dapat memahami konteks emosional atau kebutuhan pribadi siswa dengan cara yang sama seperti seorang guru yang berinteraksi langsung dengan siswa.

Kedua, guru memiliki kemampuan untuk mendidik siswa dalam hal keterampilan sosial dan karakter. Sedangkan AI, meskipun dapat mengajarkan keterampilan teknis atau bahkan memberikan umpan balik yang cepat terhadap tugas, tetapi tidak bisa mengajarkan nilai-nilai moral, etika, atau pentingnya kerjasama dalam sebuah tim.

Pembentukan karakter siswa, yang mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati, tetap memerlukan bimbingan seorang guru yang memiliki pengalaman dan wawasan dalam dunia nyata.

Namun demikian, bukan berarti bahwa guru harus menentang kemajuan teknologi atau mengabaikan kecerdasan buatan dalam pendidikan.

Justru sebaliknya, guru seharusnya memanfaatkan AI sebagai alat bantu untuk meningkatkan kualitas pengajaran. AI dapat membantu guru dalam merancang materi yang lebih efektif, memberikan umpan balik yang lebih cepat, serta mengidentifikasi area di mana siswa mungkin memerlukan bantuan tambahan.

Dengan demikian, guru dapat mengoptimalkan waktu dan energi mereka untuk fokus pada aspek pengajaran yang lebih personal dan membimbing siswa dalam pengembangan karakter serta kemampuan berpikir kritis.

Di era AI, keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa juga berubah. Tidak hanya kemampuan teknis yang harus dikuasai, tetapi juga keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan yang terus menerus.

Guru memegang peranan penting dalam mengembangkan keterampilan ini, yang tidak dapat diajarkan dengan baik oleh AI. Guru mampu memberikan konteks yang lebih luas terkait materi pembelajaran, mendorong siswa untuk berpikir kreatif, dan memberikan kesempatan untuk eksperimen yang tidak dapat dilakukan oleh mesin.

Selain itu, peran guru dalam pengawasan dan etika penggunaan teknologi juga semakin penting. AI memang dapat memberikan kemudahan, tetapi siswa juga perlu diberikan pemahaman tentang bagaimana cara menggunakan teknologi dengan bijak.

Misalnya, dalam penggunaan media sosial atau dalam mengakses informasi secara online, seorang guru dapat membimbing siswa untuk tidak terjebak dalam informasi yang salah atau penggunaan teknologi yang merugikan. Guru juga perlu mengajarkan tentang etika digital dan pentingnya menjaga privasi di dunia maya.

Di sisi lain, transformasi digital di sektor pendidikan juga menuntut guru untuk terus beradaptasi dengan perubahan teknologi.

Pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru menjadi sangat penting, agar mereka dapat memanfaatkan teknologi secara maksimal tanpa kehilangan sentuhan manusiawi dalam pengajaran.

Guru yang terbuka terhadap perubahan dan mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran akan lebih efektif dalam menghadapi tantangan yang ada. Mereka akan mampu memadukan kekuatan teknologi dengan pendekatan pedagogik yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Selain itu, meskipun AI dapat menggantikan banyak aspek pengajaran, pendidikan tetaplah tentang hubungan manusia.

Meskipun AI dapat memberikan akses ke pengetahuan, pemahaman siswa akan konteks sosial dan budaya, serta keterampilan dalam bekerja sama dengan orang lain, tetap membutuhkan bimbingan seorang guru.

Sebagai penghubung antara dunia siswa dan dunia profesional, guru tetap memainkan peran yang tidak tergantikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan membimbing siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Seiring dengan berkembangnya teknologi, perlu diakui bahwa pendidikan di masa depan akan sangat bergantung pada kolaborasi antara guru dan teknologi. Kekuatan guru dalam mengarahkan, memberi motivasi, dan menciptakan ruang bagi kreativitas dan pemikiran kritis siswa tidak dapat digantikan oleh teknologi.

Oleh karena itu, meskipun kecerdasan buatan semakin maju, peran guru tetap sangat penting dalam membentuk masa depan generasi yang berilmu, berbudi pekerti, dan siap menghadapi tantangan global.

Kesimpulannya, meskipun perkembangan AI telah membawa dampak besar dalam dunia pendidikan, peran guru tetap tak tergantikan, ia tetap relevan sepanjang masa. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga membentuk karakter dan mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Peran mereka sebagai pendidik yang membimbing, menginspirasi, dan memberikan contoh moral akan terus relevan, meskipun AI semakin berkembang. Oleh karena itu, peran guru di era AI masih sangat penting, bahkan semakin vital dalam memastikan pendidikan yang holistik dan menyeluruh. (*)

Artikel Guru di Era AI: Masih Relevankah? pertama kali tampil pada Ujung Jari.