MAKASSAR,BKM.COM–Walau keluarga kurang mampu dari segi ekonomi, jangan pernah berputus asa. Tetap semangat dalam meraih apa yang dicita-citakan. Selalu ada jalan yang terbuka bila ingin berusaha.
MUDA Bermakna merupakan sebuah komunitas yang membantu pengembangan diri generasi muda, khususnya yang memiliki kemampuan dalam hal penulisan. Di tempat ini pula Fitrah Mutmainah mengasah keterampilan yang dimilikinya. Pengalaman dalam memberikan motivasi lewat tulisan yang dibuatnya di komunitas tersebut ia kisahnya ketika menjadi tamu siniar untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar, Minggu (12/1).
Fitrah, begitu sapaan akrabnya. Ia merupakan mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang mengambil Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi.
Memilih bergabung di Komunitas Muda Bermakna, karena Fitrah menginginkan sebuah wadah tempat pembelajaran. ”Di Muda Bermakna kita bisa dapat pengalaman, seperti lebih mengetahui tentang cara penulisan seperti apa,” ujarnya.
Hal itu, menurut Fitrah, sesuai dengan kegemarannya sejak duduk di bangku SMA yang hobi menulis. Hingga saat ini ia telah memiliki beberapa karya penulisan yang dimuat di Komunitas Muda Bermakna.
Ditanya tentang dirinya yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar, Fitrah menuturkan jika saat ini kalangan generasi Z seringkali dianggap lemah. Karena itu ia harus berani keluar dari zona nyaman agar dapat mengeksplore diri.
“Sekarang Gen Z sering dianggap lemah. Jadi kita harus keluar dari zona nyaman agar bisa mengeksplore diri dan meraih prestasi di dalam dan di luar kampus,” jelasnya.
Salah satu motivasi belajarnya datang dari dorongan diri sendiri. Sebab Fitrah kerap kali mendapat sindiran dari orang-orang di sekitarnya yang mempertanyakan keputusannya untuk berkuliah di tengah keterbatasan ekonomi yang dimilikinya. Karena itu itu aktif mengikuti berbagai ajang lomba. Fitra ingin membuktikan bahwa dirinya mampu meraih prestasi di tengah keraguan banyak orang.
”Saya sering ikut lomba dan bisa meraih juara. Seperti Juara Favorit Lomba Desain Poster Tingkat Universitas, dan masuk lima besar Duta Mahasiswa,” ungkapnya
.
Kedua orang tua menjadi alasan Fitrah untuk terus semangat dan kuat dalam belajar. Ayahnya bekerja sebagai buruh kupas kelapa, sementara ibunya seorang ibu rumah tangga. Bungsu dari dua bersaudara ini ingin membuat mereka bangga akan pencapaian yang diraihnya.
Fitrah menuturkan, di tengah keterbatasannya, kedua orang tuanya selalu memberikan dukungan terhadap kebutuhan perkuliahannya. “Dulu sebelum dapat beasiswa orang tua selalu mengusahakan untuk biaya kuliah,” terangnya.
Tahun 2022, diakui oleh Fitra menjadi momen yang sulit baginya. Ketika itu dirinya tidak lolos untuk kuliah melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN. Dia pun sempat berpikir untuk tidak kuliah saja dan bekerja untuk membantu kedua orang tua. Namun, keinginannya itu tak diterima. Orang tua tetap mendorong putrinya untuk kuliah.
”Saya sempat berpikir untuk melanjutkan kuliah. Karena biaya kuliah di swasta mahal. Tapi orang tua bilang akan diusahakan untuk biayanya,” tuturnya.
Setelah diterima masuk kuliah di UMI, Fitrah memperoleh kabar bahagia. Ia dinyatakan lulus dan mendapatkan beasiswa. Setidaknya beasiswa itu bisa membantu meringankan tanggung jawab kedua orang tuanya. ”Saya ingin membuktikan bahwa sata bisa, meski dari keluarga yang kurang mampu,” tandasnya.
Di akhir wawancara, Fitrah menyampaikan agar tidak mudah menyerah dalam meraih tujuan. “Jangan mudah menyerah, sebab usaha tidak pernah mengkhianati hasil,” tutupnya. (yus)