MAKASSAR, BKM–Sedikitnya dua politisi Partai Golkar di Tana Toraja memiliki peluang untuk ikut bersaing dan maju pada kontestasi pemilihan bupati (Pilbup) November mendatang.
Keduanya yakni Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel John Rende Mangontan (JRM) serta Viktor Datuan Batara.
Jika dilihat dari rekam jejak keduanya, maka JRM lebih unggul dari Viktor yang kini masih tercatat sebagai Ketua DPD II.
Apalagi JRM memiliki tingkat elektabilitas yang cukup tinggi dari rival politik yakni Viktor.
Hasil survei yang dilakukan oleh lembaga independen menunjukkan bahwa JRM mendapat dukungan lebih besar dari masyarakat Tana Toraja dibandingkan dengan Viktor.
Dukungan ini dipengaruhi oleh rekam jejak dan kinerja JRM selama menjadi anggota DPRD Sulsel, ditambah lagi peran serta politisi Golkar ini dalam mendukung pemenangan Partai Golkar di Pemilu 2024
Selain elektabilitas, kerja-kerja JRM juga telah dibuktikan ketika memperjuangkan sang istri Tikurara Bumbungan maju ke DPRD Sulsel dengan meraih yang tinggi yakni 18.325 suara dibanding suara milik istri Viktor yakni Nurliah Datuan Batara yang hanya 4.680 suara.
“Disisi lain kalau kita mengacu perolehan suara istri Pak Viktor yakni Nurlia Datuan Batara dibandingkan suara Istri Pak JRM yakni Tikurara Bumbungan jauh lebih unggul suara Ibu Tikurara Bumbungan. Selain itu suara adik dari Viktor untuk DPRD Kab Tana Toraja Dapil II kebetulan dianggap basisnya, namun juga sangat kurang suaranya. Sehingga bila ini dijadikan salah satu indikator maka bisa disimpulkan bahwa JRM lebih berpeluang mendapat rekomendasi dari Partai Golkar di bandingkan Viktor,”jelas salah seorang warga Toraja.
Soal klaim Viktor yang ikut memenangkan Prabowo-Gibran di Tana Toraja juga dinilai berlebihan sebab sistem sudah bekerja sehingga Prabowo Gibran menang.
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari DPP Golkar terkait pencalonan dalam Pilbup Toraja, namun momentum positif elektabilitas JRM menjadi pertimbangan serius bagi partai tersebut dalam menentukan calon yang akan diusung.
Dengan demikian, perjalanan politik menjelang Pilbup Toraja semakin menarik untuk diikuti, sementara masyarakat menanti keputusan resmi dari Partai Golkar terkait calon yang akan diusung dalam kontestasi politik mendatang.
Pengamat politik dari Indeks Politika Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir mengemukakan bila Pilbup Toraja agak sulit di prediksi dengan pendekatan survei, sebab disana diakhir akhir yang jadi penentu vinising akhir dengan pendekatan mengunci suara.
“Jadi Pilkada Tana Toraja ditentukan kandidat mengunci basis-basis dengan pendekatan pragmatisme. Siapa yang kuat cost politiknya dan punya jaringan terstruktur dia menang di Toraja,”jelas Suwadi.
Hal beda disampaikan pengamat politik dari PT Nurany Strategic Dr Nurmal Idrus. “Saya pikir keduanya punya peluang yang sama dari sisi elektoral atau keterpilihan. Mereka punya basis dukungan yang nyaris seimbang di Toraja.
Sehingga sangat sulit untuk memprediksi siapa di antara keduanya yang akan unggul jika akhirnya bertarung di Pilkada Toraja.
Hasil Pilleg 2024 juga tak bisa dijadikan dasar untuk menjadi penggambaran hasil Pilkada 2024. Sebab, medan tempur dan lawan yang berbeda,”jelas mantan Ketua KPU Makassar ini. (rif)