Dua Meninggal Usai Mundur dari KPPS
axel wiryanto
Saturday, 17 February 2024 21:37 pm
dibaca 82 kali

MAKASSAR, BKM — Kabar duka datang dari petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) yang melaksanakan tugas di Makassar. Dua dari mereka meninggal dunia, sementara satu lainnya di rumah sakit di Makassar.
Dari dua orang yang meninggal, satu di Kelurahan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini. Sementara satu lainnya di Taman Makassar Indah RW 9 Kecamatan Manggala.

Camat Rappocini Aminuddin yang dikonfirmasi BKM, Kamis (15/2), mengakui memang memang ada warganya yang meninggal dunia bernama Daliyah Salsabila (23 tahun).

Almarhumah tercatat sebagai petugas KPPS di TPS 45 Blok L14 Kelurahan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini.
Sebelum pelaksanaan pemilu, yang bersangkutan masih melaksanakan tugas mengantarkan undangan memilih ke rumah warga hingga tanggal 13 Februari. Namun, almarhumah merasa tidak enak badan, sehingga sehari sebelum pencoblosan, dia mengundurkan diri sebagai petugas KPPS.
Pada subuh 14 Februari, almarhum dibawa ke Rumah Sakit Bahagia dan terdiagnosa nyeri ulu hati (dyspepsia) atau maag akut. Dan sekitar pukul 14.30 wita, Kamis (15/2) almarhumah mengembuskan napas terakhirnya.

“Jadi pada tanggal 14 Februari memang sudah tidak bertugas karena sudah masuk rumah sakit,” ungkap Aminuddin yang datang langsung ke rumah duka untuk melayat. Ia didampingi Lurah Minasa Upa Ibrahim serta Babinsa.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Manggala Andi Eldi Indra Malka, juga mengakui ada satu petugas KPPS atas nama William yang meninggal dunia karena sakit. Namun, saat meninggal, almarhum yang tercatat sebagai warga Taman Makassar Indah RW 9, Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, sudah mengundurkan diri sebagai petugas KPPS di TPS 07.
Sebelum hari H pencoblosan, almarhum juga masih sempat melaksanakan tugas membagikan undangan memilih ke rumah warga.

Namun, ia merasa kurang enak badan. Malam sebelum pencoblosan, Wiliam memilih mundur sebagai petugas KPPS.
“Almarhum meninggal hari ini (kemarin) karena sakit. Namun saya tidak tahu persis sakit apa. Sebelum meninggal, almarhum menyatakan mundur dari tugas KPPS. Jadi statusnya bukan lagi sebagai petugas KPPS,” jelas Andi Eldi.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar Abdi Goncing yang dikonfirmasi, membenarkan adanya anggota KPPS yang meninggal. Ia mengaku sementara melayat di rumah duka.

“Benar (ada yang meninggal).

Manggala dan Minasa Upa. Sebentar ya, saya lagi melayat (di rumah duka anggota KPPS yang meninggal yang di Minasa Upa),” ucapnya saat dikonfirmasi, Kamis (15/2).

Sementara itu, informasi dari Kepala Dinas Kesehatan, dr Nursaidah Sirajuddin, tercatat
tiga petugas KPPS di Kota Makassar dirujuk ke rumah sakit akibat kelelahan. “Tiga yang kami rujuk, di RSUD Daya dua dan RS Haji satu.

Baca juga:
Ada yang pingsan, mungkin kelelahan,” terang Nursaidah, kemarin.
Dia juga membenarkan ada dua anggota KPPS di Kota Makassar yang dilaporkan meninggal. Namun, pihaknya belum mendapatkan identitas kedua petugas tersebut. “Sementara kami cek (identitasnya). Dari laporan sementara, satu di Manggala, satu orang di Minasa Upa,” ungkapnya.
Ia mengaku belum tahu penyebab pasti meninggalnya dua petugas KPPS itu. Namun, dari laporan sementara akibat kelelahan dan sakit maag. “Diduga karena capek. Yang di Minasa Upa karena sakit ulu hati,” ujarnya.

Pingsan dan Kejang-kejang

Saat penghitungan kertas surat suara berlangsung, seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, pingsan hingga kejang-kejang.

“Kita semua kaget, tiba-tiba anggota saya yang bertugas di bagian tinta itu, terjatuh lalu kejang-kejang dan tidak sadarkan diri saat penghitungan surat suara masih berlangsung.” ujar Ketua KPPS TPS 046 Nojeng Dg, Tuppu, Kamis (15/2).
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 19.30 Wita usai salat Isya.

Nojeng menyebut anggota KPPS tersebut bernama Annisa (18). Ia bertugas di bagian tinta di TPS 046 yang berada di RW 13, Kompleks Perumahan Tanjung Aliyah, Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Makassar.

Menurutnya, Anggotanya itu mengalami kelelahan saat bertugas.

“Perkiraan saya, mungkin mengalami kelelahan atau capek. Kami pun sempat kaget.

Sempat anggota KPPS lainnya mencoba memberikan pertolongan, namun tidak ada respons. Jadi kami panggil orang tuanya,” ungkapnya.

Beberapa saat kemudian, orang tua dari anggota KPPS tersebut datang dan membawanya pergi menggunakan mobil.

“Datang orang tuanya pakai mobil.

Tidak tahu mau dibawa ke mana, tapi sepertinya ke rumah sakit.” ujarnya.

Sementara Dg Aris, orang tua dari Annisa yang dikonfirmasi, mengatakan anaknya sudah beristirahat di rumahnya di Jalan Abdul Rauf Dg Baru RT 01 RR 10.

“Alhamdulillah, anak saya sudah sadar. Kondisinya sudah agak baikan dan sementara istirahat di rumah,” kata Dg Aris.
Aris mengaku sempat membawa anaknya ke klinik terdekat yang ada di Kelurahan Barombong untuk mendapatkan perawatan.

”Sebelumnya, rencana saya mau bawa ke rumah sakit. Karena jaraknya jauh, saya terpaksa bawa ke klinik terdekat dulu.

Sampai di sana, langsung diberi bantuan pernapasan dan kemudian diinfus. Setelah merasa baikan, dia minta untuk pulang ke rumah.” terangnya.
Diakui Aris, putrinya memiliki riwayat penyakit yang tidak bisa terlambat makan, apalagi kelelahan.

“Annisa ini kalau lambat makan atau kelelahan, pasti sakit. Seperti kejadian yang dialaminya, pingsan kemudian kejang-kejang.

Saya minta untuk istirahat saja, dan tidak usah melanjutkan tugasnya. Takutnya terjadi apa apa,” kuncinya. (jun-rhm)

source