MAKASSAR, BKM — Pemerintah kabupaten/kota di Sulawesi Selatan mulai mempersiapkan langkah untuk menggunakan biaya tak terduga (BTT) guna menangani El Nino. Tidak tanggung-tanggung, jika situasinya memburuk seluruhnya bisa diserap ke penanganan kekeringan itu.
Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani mengatakan, sekitar Rp10 miliar biaya tak terduga disiapkan pihaknya. Intervensinya nanti harus melihat apa yang menjadi kebutuhan mendesak.
“Kalau terkait kekeringan salah satu solusinya kan pompanisasi. Perlu kita pahami bahwa untuk beberapa daerah pompanisasi mungkin menyelesaikan spot tertentu, tapi tidak untuk wilayah tertentu lainnya,” ujar Indah saat berkunjung di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (14/9)
.
Oleh karena itu, akan dilakukan assesmen untuk identifikasi awal yang jadi kebutuhan. Prinsipnya, bahwa cadangan pangan daerah harus cukup hingga periode musim hujan yang akan datang.
Indah melanjutkan, sejauh ini wilayah Lutra masih dalam periode hujan. Meskipun, di beberapa wilayah seperti Seko dan Rampi curah hujannya mulai menurun.
Wilayah Luwu Raya memang diketahui memasuki musim penghujan lebih lambat ketimbang wilayah lainnya di Sulawesi Selatan. Sehingga, periode Oktober hingga akhir tahun diprediksi mulai memasuki masa kering.
“Wilayah ini juga irigasi teknisnya belum terbangun semua. Untuk daerah irigasi teknis dan sumber airnya masih bagus seperti daerah Bone-bone, Masamba, Mappadecceng, belum terasa sekali karena masih ada air dan hujan yang masih terjadi,” terang Indah.
Indah mengutarakan, periode April September masih subur bagi Lutra. Hanya saja, produksi tanaman pangan bisa mulai terancam pada Oktober-Maret mendatang.
“Selama ini mengandalkan tadah hujan, pertanian tadah hujan, memang ada beberapa mengandalkan irigasi teknis,” tambahnya.
Penjabat Bupati Takalar Setiawan Aswad mengutarakan, biaya tak terduga di Kabupaten Takalar berkisar Rp3miliar hingga Rp4 miliar. Dana itu akan digunakan untuk kepentingan pengendalian dampak El Nino.
“Itu arahannya (Pj Gubernur) digunakan juga. Takalar sudah keluarkan surat edaran. Kita sudah rapat bersama minta OPD, kecamatan, dan kelurahan untuk antisipasi El Nino,” kata dia.
“Kalau kita sih pertama di Bajeng, Bontonompo, daerah tinggi seperti Manuju dan Pattalassang,” tandasnya.
Adnan menyebut, terakhir kali Gowa diguyur hujan pada Juli lalu. Setelahnya hingga September ini sama sekali tidak hujan. Belum lagi suhu panas yang melebihi rata-rata di tahun sebelumnya.
“Antisipasi yang kita lakukan salah satunya mengidentifikasi lahan-lahan produktif untuk ditingkatkan produktivitasnya dan itu sudah dilakukan,” pungkasnya. (jun)
The post Daerah Bersiap Pakai BTT Tangani Dampak El Nino appeared first on Berita Kota Makassar.