Site icon ROVINDO

Cagah Inflasi Tinggi, MDC Dikembangkan di Kabupaten/Kota

MAKASSAR, BKM — Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin didampingi Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel turun langsung meninjau harga komoditi di Pasar Pannampu, Rabu (13/12).
Bahtiar Baharuddin menyampaikan peninjauan ini dilakukan untuk mencegah kenaikan inflasi yang berpotensi terjadi menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024. Sekaligus juga mempertahankan kondisi inflasi Sulsel 2,79 persen, berada di bawah angka nasional dan masuk 10 besar terbaik di Indonesia. Di mana tingkat inflasi dengan kondisi perekonomian terbaik yaitu berkisar di antara 2 persen sampai 4 persen per tahun.
“Ini kan ada waktu yang kalau menjelang Natal dan Tahun Baru berpotensi inflasi meningkat. Oleh karena itu untuk mencegah, kami membuat tim inflasi yang diperkuat lagi dengan Mini Distribusi Center (MDC),” kata Bahtiar Baharuddin.

MDC merupakan program Pemprov Sulsel bekerja sama dengan TPID Sulsel dan TPID Kota Makassar menjual bahan pokok dengan harga wajar. Seperti minyak goreng, beras, telur, cabai rawit dan cabai merah.
“Bagaimana model penanganan inflasi dengan MDC dan ini pertama kita deklarasikan di Sulsel. Kebetulan Makassar lebih duluan melakukan ini. Nah, ini kita angkat menjadi program provinsi,” ujarnya.
“Ini kita akan kembangkan ke kabupaten/kota. Kita berterima kasih ke Pak Wali. Rupanya selama ini beliau sudah punya mobil mobile (pengendali inflasi) dan ini kalau kita bisa maksimalkan bisa masuk ke pasar - pasar tradisional,” tambah Pj Bahtiar.
Deputi Direktur Bank Indonesia (BI) Sulsel Hasiando G.M, menyatakan MDC ini tersebar di lima pasar tradisional, yakni Pasar Pannampu, Pa’baeng-baeng, Terong, Sentral, dan Pasar Daya.

“Konsep ini nanti akan kita kembangkan ke daerah kabupaten/kota lain yang menjadi sampling objek BPS. Kenapa kita perlu di Pasar Tradisional? Karena disitulah sampling dari BPS untuk menghitung harga. Jadi kita coba intervensi langsung ke jantungnya. Sehingga harga bisa kita kendalikan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyatakan siap membackup lima mobil pengendali inflasi lagi untuk memperkuat layanan MDC. “Kita punya 10 mobil, tapi yang digunakan itu baru lima. Secara umum kita siap,” ucap Danny Pomanto.
Selain mobil pengendali inflasi, Pemkot Makassar juga memiliki Kontainer Terpadu atau Konter yang digunakan sebagai lokasi operasi pasar untuk menjual komoditi yang harganya cenderung naik. “Itu di 143 kontainer, jadi kalau terur yang naik itu saja yang kita jual. Jadi memang fokus di komoditi yang naiknya saja,” tutupnya.
Dalam peninjauan kemarin, ditemukan harga cabai mengalami penurunan meski hanya sedikit.

“Kalau dibandingkan dengan daerah lain harga cabai Rp130.000, kita lebih baik. Cabai turun kalau dihitung dari Rp90.000,” ungkapnya.

Sementara harga telur Rp40-45 ribu per rak, turun sedikit dari pekan lalu. Beras premium Rp13.000 per kilogram, minyak curah Rp14.000/kg, bawang merah Rp25.000 per kilogram, bawang putih Rp30.000 per kilogram, stabil dari minggu lalu. Sedangkan Rp50 ribu per 2 kilogram.
(rhm-jun)

source

Exit mobile version