Bersiap Naik Tingkat ke Sekolah Adiwiyata Mandiri
axel wiryanto
Monday, 03 June 2024 07:22 am
dibaca 113 kali

MAKASSAR,BKM.COM–PROGRAM sekolah Adiwiyata telah ada sejak tahun 2006. Sudah cukup banyak sekolah yang meraih predikat tersebut di Indonesia. Salah satunya Sekolah Dasar (SD) Inpres Mallengkeri Bertingkat, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.

SEKOLAH Adiwiyata adalah sekolah yang peduli terhadap lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Dengan adanya program Adiwiyata diharapkan seluruh masyarakat di sekitar sekolah agar dapat menyadari bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat bagi kesehatan tubuh.

Tujuan hadirnya program sekolah Adiwiyata adalah mewujudkan masyarakat sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dengan tiga cara, yaitu menciptakan tempat belajar yang lebih baik untuk meningkatkan mutu murid, guru, wali murid, hingga masyarakat sekitar sekaligus melestarikan lingkungan hidup.

SD Mallengkeri Bertingkat berlokasi di Komplek Tabaria, Jalan Mannuruki Blok F2 No.1, Mannuruki, Kecamatan, Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Menurut Kepsek Hj Rosmiati,S.Pd, sekolah yang dipimpinnya saat ini sudah melewati sekolah Adiwiyata kota, provinsi dan nasional. Saat ini sedang fokus untuk menaikkan ke Adiwiyata Mandiri.

“Kalau berbicara tentang Adiwiyata, kami sudah melewati Adiwiyata Kota, Adiwiyata Provinsi, Adiwiyata Nasional. Sekarang kami sementara akan naik ke tingkat Adiwiyata Mandiri. Kami sementara memasukkan file ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Hehutanan,” ungkap Hj Rosmiati ketika menjadi tamu siniar untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar, Kamis (30/5).
Ia menjelaskan bahwa inti dari Adiwiyata adalah penghematan. Untuk itu pihaknya selalu berinovasi untuk memanfaatkan barang-barang rusak agar kembali berguna. Dia lalu mencontohkan bangku di sekolah.

“Sebetulnya Adiwiyata itu adalah penghematan. Kemudian memanfaatkan apa yang ada. Maksudnya, kita memanfaatkan sampah itu sehingga bisa berguna, bisa digunakan kembali. Artinya kita mendaur ulang sampah. Jadi banyak upaya yang kami lakukan. Contohnya seperti ketika ada bangku yang sudah rusak, itu kami daur ulang dan gunakan di perpustakaan. Jadi selama ini kami menggunakan bangku di perpustakaan itu bukan dari hasil membeli, tetapi dari hasil bangku yang sudah rusak kemudian kami olah kembali,” terangnya.

Menurutnya, kunci program sekolah Adiwiyata bisa sukses itu bukan hanya dari kepala sekolah, melainkan keterlibatan semua pihak. Mulai dari guru, siswa, tenaga kependidikan, security bahkan orang tua siswa.

“Kalau pihak-pihak yang berkontribusi sebetulnya untuk sekolah Adiwiyata itu bukan hanya dari kepala sekolah. Banyak unsur yang harus terlibat di dalamnya, seperti keterlibatan guru, siswa, tenaga kependidikan, security, orang tua siswa, para komite sekolah serta lembaga-lembaga kemasyarakatan,” sambungnya.

Hingga saat ini pihak sekolah banyak bekerja sama dengan lembaga lain. Mulai dari kelurahan, Puskesmas, Dinas Pertanian, hingga Dinas Perikanan. Bahkan termasuk media.

Untuk itu, ia pun berharap agar kiranya masyarakat bisa sadar betul bagaimana cara mengelola sampah yang baik, agar tidak ada lagi sampah plastik yang dibakar atau bahkan sampai ke TPA. Hal tersebut tentunya juga akan mempengaruhi lingkungan sekitar. Ia pun mengimbau kepada masyarakat agar bisa bersahabat dengan sampah.

“Saya sebetulnya sangat berharap, bagaimana cara memanfaatkan sampah itu sebijaksana mungkin sehingga sampah tidak langsung terbuang ke TPA. Karena itu kami juga sekolah Adiwiyata Nasional sering berkunjung ke beberapa tempat untuk bagaimana caranya mengedukasi masyarakat agar bisa memanfaatkan sampah plastik menjadi suatu barang yang berharga. Dengan begitu sampah-sampah tersebut tidak dibakar. Karena biasanya masyarakat itu masih banyak yang membakar sampah plastik. Itu kan berbahaya dan juga bisa menimbulkan polusi. Jadi intinya di sini mari kita bersama-sama untuk bersahabat dengan sampah dengan menjadikannya lebih berguna, yang bisa dimanfaatkan kita manfaatkan kembali,” kuncinya.

SD Inpres Malengkeri Bertingkat sejak tahun 2010 sudah menjadi sekolah dengan akreditasi A. Pada tahun 2020 lalu sekolah ini memiliki 300 siswa lebih, sekarang mengalami peningkatan menjadi 406 siswa. (jar)

source