Berawal dari Gabut dan Sebuah Konten di Dalam Kamar
axel wiryanto
Sunday, 17 September 2023 22:32 pm
dibaca 235 kali

MAKASSAR,BKM.COM–MENJALANI rutinitas kuliah sebagai seorang mahasiswi, tak menghalangi Nurul Khalizah untuk mencoba bidang lain. Dari ikut pemilihan duta dan meraih prestasi, ia juga mencoba menggeluti profesi sebagai konten creator. Hasilnya pun tak mengecewakan.

OLEH temannya, ia akrab disapa Nunu. Saat ini kuliah di Universitas Hasanuddin semester tiga. Event lomba pada tingkat nasional pernah diikutinya.

Ketika duduk di bangku SMP di Makassar, Nunu mulai ikut lomba Olimpiade Matematika. Alasannya, karena waktu itu suka berhitung. Namun seirang berjalannya waktu, ia mencoba mengesplore hal baru lainnya. Ia lalu bertemu dengan forum Genre (Generasi Berencana).

”Tahun 2021 saya tahu ada pemilihan Duta Genre. Saya kemudian mencari tahu apa itu Genre, karena belum kenal sebelumnya. Setelah kenal saya kemudian tertarik karena isunya tentang remaja, yang sesuai dengan saya yang remaja waktu itu. Saya mendaftar, dan Alhamdulillah terpilih menjadi juara satu,” ungkap Nunu.
Ia mengaku, sebenarnya juara yang diraihnya ketika itu tak pernah masuk ekspektasinya. Karena pas pendaftaran dirinya yang paling terakhir mengumpulkan berita. Penyebabnya, ada urusan OSIS di sekolah. ”Jadi hampir kelupaan. Akhirnya dikumpulkan menjelang detik-detik penutupan,” imbuhnya.

”Yang menarik, videonya saya buar di kamar. Karena waktu itu pandemi. Jadi kayak buat seadanya saja. Mungkin karena isi kontennya yang dinilai oleh panitia lebih bermakna, akhirnya dapat juara,” jelasnya.
Sebagai konten creator wanita di usia yang masih muda, gabut di masa pandemi telah mengantarnya bisa meraih sesuatu. Dari sering melihat konten orang lain di media sosial, ia kian tertarik untuk menggelutinya lebih jauh. Terutama yang isinya bisa menginspirasi orang lain.

Pelan-pelan Nunu mencari tahu apa yang sebenarnya bagus dibuat menjadi sebuah konten. Ternyata pengembangan diri yang lebih dibutuhkan. Termasuk yang memotivasi orang lain.
”Dari situ saya kemudian mulai uppload pelan-pelan di Instagram. Kegiatan yang aku lakukan juga dibuat jadi konten. Untuk sharing. Karena kadang saya ditanya, kegiatan apa sih yang bisa dijadikan konten. Selanjutnya saya berusaha untuk konsisten dengan konten yang sudah ada. Saya juga sering tanya teman-teman lagi butuh apa sih kontennya, biar saya coba kemas,” terangnya.

Masih ada prestasi lain yang ditorehkan oleh Nunu. Beberapa bulan lalu ia berangkat ke Malaysia mengikuti International Scholarship Workshop. Selain menjadi delegasi fully funded, Nunu juga mendapat apresiasi sebagai The Most Entusiast Delegation.

Keikutsertaannya di ajang itu juga disharing oleh Nunu dan mendapat respons positif. Ternyata banyak yang tertarik untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di luar negeri. Apalagi yang diikutinya full funded dan dibayarkan semuanya.

”Saya jadikan konten untuk dibagi-bagikan ke teman-teman. Ternyata banyak yang antusias. Ajang ini dilaksanakan satu kali setahun. Kalau memang nantinya buka lagi, saya akan sharing informasinya ke teman-teman,” ujarnya.
Diakui Nunu, dirinya suka ikut kegiatan pengabdian masyarakat dan menjadi volunteer. Sempat ikuti Heroes for Life yang membahas tentang stunting dan mengedukasi hidup bersih dan sehat untuk anak-anak SD.
”Sempat ikut pas di Biak menyeberang pulau untuk ketemu anak-anak di daerah pelosok untuk mengajari mereka. Semua kegiatannya saya share sebagai informasi untuk memperlihatkan bahwa kegiatan seperti ini sangat bermanfaat,” jelasnya.

Menggeluti dunia digital dengan membuat konten, menurut Nunu, ada banyak feedback yang bisa didapat. Dari membuat konten, Nunu awalnya hanya berniat untuk sharing. Ia suka ketika mendapatkan komentar atau feedback positif.
”Ini bagus dan aku terinspirasi. Aku jadi semangat untuk berproses. Semangat untuk improve diri.
Jadi kayak kepuasan diri sendiri juga,” tandasnya.

Soal memperoleh fee, menurut Nunu, dari awal tidak pernah menargetkannya sama sekali. Tapi seiring berjalannya waktu, ternyata hobinya itu bisa menghasilkan cuan. Sehingga bisa dijadikan ladang pekerjaan. ”Dari situ saya mulai berpikir untuk membuat konten yang lebih berkualitas, atau lebih aktif lagi,” ujarnya. (*/rus)

The post Berawal dari Gabut dan Sebuah Konten di Dalam Kamar appeared first on Berita Kota Makassar.

source