Banjir Meluas, Titik Pengungsian Bertambah
axel wiryanto
Saturday, 20 January 2024 00:27 am
dibaca 79 kali

MAKASSAR, BKM — Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi hingga tiga hari ke depan. Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, Rizky Yudha, menjelaskan sejumlah daerah di Sulsel, termasuk Makassar akan diguyur hujan sedang hingga lebat yang dibarengi kilat hingga petir, maupun angin kencang.
“Jadi cuaca di Sulsel, khususnya Sulsel bagian barat masih berpotensi hujan sedang hingga lebat untuk beberapa hari ke depan,” ungkap Rizky Yudha saat dihubungi BKM, Kamis (18/1).

Khusus untuk para nelayan dan yang beraktivitas di laut, dia mengingatkan untuk tetap waspada dan senantiasa berhati-hati. Sebab, ketinggian gelombang laut juga mencapai 2,5 hingga 4 meter.

Dia pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan gelombang tinggi.
Sementara itu, hujan lebat yang terjadi selama beberapa hari terakhir mengakibatkan jumlah pengungsi banjir di Blok 8 dan 10 Perumnas Antang, Kota Makassar terus bertambah. Area banjir juga semakin meluas. Jika sebelumnya dilaporkan hanya terjadi di Kecamatan Manggala, hingga kemarin, genangan banjir juga sudah melanda Kecamatan Biringkanaya.
Jika sehari sebelumnya, yakni Rabu (17/1) pengungsi banjir dilaporkan sebanyak 100 kepala keluarga (KK) lebih di Kecamatan Manggala, pada Kamis kemarin, hingga pukul 13.00 Wita, jumlah pengungsi sudah mencapai 131 KK atau 482 jiwa.
“Jadi total pengungsi hingga saat ini (kemarin) mencapai 482 jiwa. Terbanyak ada di Kecamatan Manggala,” ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Makassar Achmad Hendra Hakamuddin.
Dia mengatakan, para pengungsi saat ini tersebar di delapan titik pengungsian. Antara lain Masjid Al Muttaqin, Blok 8 sebanyak 68 jiwa (17 KK), Masjid Al Anwar Biola Raya Blok 10 ada 25 jiwa (6 KK). Masjid Jabal Nur Jalan Biola 13 Blok 10 sebanyak 139 jiwa (41 KK), Masjid Al Muthohirin Manggala Raya 41 jiwa (9 KK), Masjid Al Basirah Jalan Inspeksi Nipa-nipa 25 jiwa (5 KK). Masjid Makka Al Mukarramah Jl Suling 76 jiwa (25 KK), Masjid Ar Raid 28 jiwa (6 KK), masjid Al Mubarakah Jalan Kompleks Bambu-bambu 63 jiwa (18 KK).
Kemudian untuk Kecamatan Biringkanaya ada 17 pengungsi (4 KK) yang ditempatkan di Masjid Nurul Ikhlas Kompleks Kodam III.
“Banjir di Biringkanaya terjadi di Kodam III Paccarakkang. Kedua wilayah ini memang jadi langganan banjir setiap tahunnya,” jelas Achmad Hendra.
Tinggi genangan di tiap lokasi berbeda-beda. Misalnya di Kecamatan Biringkanaya hanya 15 sampai 30 cm. Kemudian di Kelurahan Tamangapa, Manggala 30 sampai 100 cm. Sementara di Kelurahan Manggala tinggi genangan 40-60 cm. “Banjir paling tinggi ada di Kampung Romang Tangaya dengan tinggi air 80-100 cm,” jelasnya.
Kata Achmad Hendra, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat menyebabkan genangan hingga banjir di beberapa wilayah di Makassar.

Zona Prioritas

Sementara itu, Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel mencatat zona prioritas penanggulangan bencana yang harus jadi atensi pemerintah daerah dan kewaspadaan masyarakat.

Kepala BPBD Sulse Amson Padolo mengatakan ada lima jenis bencana di pemerintahan kabupaten kota yang harus diwaspadai. Baik itu banjir bandang, gempa bumi atau tsunami, tanah longsor, angin puting beliung dan kekeringan.

“Kita meminta masyarakat, khusunya di daerah-daerah rawan menyiapkan kesiapsiagaan. Dampaikan ke pemerintah daerah jika ada hal-hal yang terkait dengan kebencanaan,” ujar Amson, kemarin.

Amson mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten kota, terutama yang masuk dalam zona prioritas penanggulangan bencana selama cuaca ekstrem.

“Kita sudah melakukan antisipasi dini, koordinasi juga dengan daerah-daerah lain. Melihat situasi peringatan dini yang disampaikan oleh BMKG, jauh hari memang kita sudah lakukan kesiapsiagaan,” jelasnya.

“Apalagi kemarin kita juga sudah siapkan posko siaga BPBD di semua kabupaten kota.

Kedua adalah kita senantiasa memantau daerah-daerah atau lokasi-lokasi yang rawan,” sambungnya.

Kemudian seluruh peralatan yang menyangkut darurat bencana juga dapat disiapkan sesegera mungkin. Begitu pula ketersediaan logistik.

“Diminta menyiapkan seluruh peralatan apabila diperlukan dalam cuaca darurat. Kemudian logistik dan peralatan terkait dengan itu apabila terjadinya bencana. Ya, mudah-mudahan tidak terjadi,” tandasnya.
Amson menyampaikan, masyarakat Sulsel diimbau agar tetap waspada dengan memastikan informasi peringatan cuaca melalui media masa dan akun BMKG.

“Iya, harus meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti perkembangan informasi melalui media terpercaya. Kita berharap tidak ada daerah yang terdampak lebih parah,” imbuhnya.
Dikatakan Amson, sekitar 75 persen keselamatan dari bencana itu bergantung pada diri masing-masing, meski pemerintah sudah melakukan kesiapsiagaan.
“Kita senantiasa mengharapkan masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Karena kita ketahui bersama bahwa dalam teori penyelamatan kebencanaan itu 75 persen itu oleh diri sendiri,” katanya.

(rhm-jun)

source